-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    Fungsikan Laboratorium Untuk Mengasah Psikomotorik Siswa

    Zulkifli AEN
    Kamis, 25 Mei 2023, Mei 25, 2023 WIB Last Updated 2023-05-26T05:07:30Z

    Ads:

     


    Menerawang Alur Pikir Plh. Kadisdik Aceh Dr. Asbaruddin, STP., M.M,. M. Eng

    Oleh : Zulkifli, M.Pd, KepSek SMAN 3 Putra                

    Aceh.Indometro.Id -

     "Faktor terpenting dan dominan meningkatkan mutu pendidikan adalah Guru. Namun demikian kehadiran  guru di  setiap ruang kelas setiap saat saja tidak cukup, ada banyak faktor penting lainnya sebagai pendukung dan merupakan katalisator mempercepat proses transfer ilmu ke peserta didik. Salah satunya adalah sarana laboratorium sekolah".


    Ungkapan ini disampaikan Plh. Kadisdik Aceh Bapak Dr. Asbaruddin saat membuka rapat koordinasi (rakor) pengelolaan dana BOS SMA. Rakor berlangsung  di Hotel Diana Banda Aceh (24/5/2023) diikuti Ketua MKKS SMA se Aceh, Bendahara, dan Operator Cabdin.


    Saya salah satu diantara peserta coba menerawang jalan pikiran beliau, apa yang harus kami lakukan agar kualitas pendidikan SMA di Aceh semakin baik, walau selama ini sudah mendapat berbagai apresiasi dari berbagai pihak. Apa yang mesti disisip demi menutupi celah kosong selama ini, hingga kualitas lulusan semakin mendekati sempurna?


    Sebelumnya jumat (12/5/2023) Plh. Kadisdik berkesempatan singgah di sekolah kami SMAN 3 Putra Bangsa. Bersama Kacabdin Drs Ahmad Yamani, M.Pd memonitoring keadaan sekolah baik fisik maupun kesiapan Proses belajar mengajar.



    Selama bincang - bincang saya coba menggali sekaligus menafsirkan beberapa pemikiran dan saran beliau tentang kondisi pendidikan di Aceh dan harapan ke depan. Terkhusus lagi sekolah kami  dengan beberapa instruksi yang beliau uraikan di buku tamu. 


    Awalnya kami berdiskusi tentang penerapan Kurikulum Merdeka, yang di ujung pembicaraan beliau berkesimpulan sekolah kami dapat mengubah dari Mandiri berubah ke berbagi, hal ini juga sesuai rekomendasi Kendikbudristek setelah kami mengisi survey.


    Selanjutnya pola pendidikan yang tidak hanya mengendepankan capaian aspek kognitif. Beliau mengajak guru untuk melatih psikomotorik siswa dan pembetukan Sikap islami sesuai Regulasi kekhususan pendidikan di Aceh. Ketiga aspek tersebut harus balance seiring seirama. Kalau selama ini proses lebih berorientasi kognitif sudah saatnya diubah.




    Beliau juga berharap kepala sekolah dapat segera memberdayakan guru tentang pengggunaan sarana laboratorium, baik fisika, kimia, biologi, komputer, maupun laboratorium lainnya.


    Selama ini banyak alat dan bahan yang di kirim pemerintah rusak tak terpakai. Sebagian masih dalam kotak tak tersentuh.Padahal alat alat tersebut sangat membantu anak memahami esensi pelajaran. 


    Sebagai contoh seorang guru mengajar ilmu kelistrikan. Bagaimana siswa dapat mengerti jika rangkaiannya hanya digambar di papan tulis. Seharusnya  siswa di bawa ke laboratorium, rangkaiannya dipasang menggunakan kabel sampai lampu menyala. Besar tegangan dan kuat listriknya di ukur menggunakan voltmeter dan ampermeter. Dengan demikian ketika rumus diperkenalkan anak cepat mengerti dan ilmu bertahan lama, tidak menghayal bertahun tahun.


    Seorang siswa tak akan paham integral jika tak dibawa ke alam nyata. Mereka hanya menghafal sekedar dapat menyelesaikan soal - soal agar capaian kognitifnya meningkat, dengan alasan masuk perguruan tinggi tak diuji tes unjuk kerja.


    Padahal setiap SMA mempersiapkan siswa sebagai kader sentific oriented. Mereka sebagai generasi penggali ilmu, ilmu tak akan berkembang tanpa diperkenalkan secara holistik (kognitif dan psikomotorik).


    Apa makna hukum Archimedes jika siswa tak mampu mencegah kapal tenggelam. Apakah mereka tau memproses garam dari uapan air laut, air dapat berubah menjadi cahaya, cahaya berubah bentuk menjadi panas, panas dapat dapat dijadikan sumber energi listrik.


    Bagaimana memaksa senyawa karbon dalam bumi muncul ke permukaan, lalu diubah menjadi berbagai jenis bahan bakar seperti pertalite, pertamax, condensate, atau bahan lainnya.


    Inilah yang mesti guru lakukan ke depan. Tidak hanya sibuk menatar guru cara membuat dan menjawab soal. Latihlah guru cara memberdayakan murid,  hingga dapat mengaktifkan alat indra mereka supaya imajinasinya berkembang. 


    Ingat seorang murid selama 12 tahun di bangku sekolah, mereka nyaris semuanya hanya mampu menghafal, alat indra mereka "lumpuh" tak berdaya. Mereka pulang sekolah hanya membawa pulang buku yang penuh  coretan hayalan kurang bermakna.


    Oleh karena Plh. Kadisdik Aceh sudah mewacanakan menerapkan pembelajaran dengan memadukan ketiga aspek yaitu kognitif, psikomotorik, dan afektif. Maka wajib kiranya kita ditindaklanjuti.


    Jika pemikiran beliau diaplikasikan di semua sekolah, saya yakin siswa akan datang ke sekolah tanpa lagi harus dipaksa, mereka datang dengan kesadaran kerena ada sesuatu yang ingin dijemput untuk persiapan masa depannya.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini