-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    Koting A, Desa Pertama Di Kecamatan Koting Selenggarakan Rembug Stunting Tahun 2022

    Rabu, 15 Juni 2022, Juni 15, 2022 WIB Last Updated 2022-06-16T13:09:39Z

    Ads:

    Petugas Gizi Dari Puskesmas Koting, Oktavia Weni Jajo,  saat Memaparkan Materi 

    Maumere, indometro.id- Desa Koting A adalah Desa pertama di Kecamatan Koting Kabupaten Sikka yang menyelenggarakan Rembug Stunting tahun 2022. Penyelenggaraan Rembug Stunting ini berlangsung selama sehari pada Selasa, (14/6/2022) bertempat di Aula Kantor BPD Desa Koting A. 


    Rembug Stunting merupakan rangkaian pra musyawarah Desa dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP) Desa tahun 2023.

    Melalui rembug stunting, dibahas usulan program  prioritas pencegahan stunting dari 5 paket layanan konvergensi yang terdiri dari Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Konseling Gizi Terpadu, Sanitasi dan Air Bersih, Pelindungan Sosial dan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). 

    Kegiatan dibuka oleh Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Koting A dan dihadiri Camat Koting, Petugas Puskesmas Koting, Penjabat Kepala Desa, Perangkat Desa, Badan Permusyawaratan Desa, Pendamping Desa, Pendamping Lokal Desa, Kader Pembangunan Manusia (KPM), Keluarga 1000 HPK dan unsur masyarakat lainnya. 

    Ketua BPD Desa Koting A, Donatus Widiyanto,  dalam sambutannya mengatakan Rembug Stunting sebagai forum musyawarah antara kader kesehatan, tutor PAUD, Pemerintah Desa,  Badan Permusyawaratan Desa dan masyarakat untuk membahas masalah kesehatan khususnya berkaitan dengan upaya pencegahan stunting dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di Desa. 


    'Rembug Stunting ini, pertama menentukan usulan kegiatan pencegahan stunting melalui diskusi kelompok. Kedua, membahas dan menyepakati usalan kegiatan tersebut untuk dilaksanakan di tahun anggaran 2023', ungkapnya.

    Penjabat Kepala Desa Koting A, Bertoldus Goleng, menyampaikan upaya pencegahan stunting merupakan program nasional yang wajib dilaksanakan oleh Desa. 

    Ia menambahkan, saat ini di Desa Koting A terdapat 3 anak stunting dan 2 ibu hamil dengan kategori Kekurangan Energi Kronis (KEK).

    'Untuk itu, diharapkan agar dapat diberikan gizi yang seimbang agar bisa keluar dari stunting', harapnya. 

    Sementara itu, Camat Koting, Yohanes Impirinus, S. Sos, menjelaskan secara nasional pemerintah punya visi dan cita-cita di tahun 2024 atau bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Di mana, di tahun tersebut akan lahir generasi emas dan kuat yakni generasi yang sehat, cerdas dan inovatif.   

    'Artinya saat ini harus disiapkan sumber daya manusia yang memiliki daya saing yang bukan hanya dalam konteks regional tetapi dunia', ujarnya,

    Rembug Stunting dilakukan dengan metode Focus Group Discussion (FGD) atau diskusi kelompok terarah yang dipandu oleh Kader Pembangunan Manusia (KPM) dan Tim Pendamping Profesional. 

    Peserta dibagi ke dalam 5 kelompok sesuai jumlah paket layanan.


    Setiap kelompok mendiskusikan permasalahan yang berhubungan dengan stunting serta analisa potensi dan tindakan pemecahan.

    Selanjutnya, hasil diskusi kelompok dibahas melalui rapat pleno bersama untuk menyepakati usulan program kerja konvergensi pencegahan stunting pada Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) tahun 2023. (M/N).


    'Pemenuhan Gizi 1000 HPK'


    Pada kesempatan yang sama, Petugas Gizi dari Puskesmas Koting, Oktavia Weni Jajo, mengatakan masalah stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). 

    Dihadapan peserta Rembug Stunting ia menjelaskan, kehidupan anak dimulai sejak hari pertama kehidupan yaitu, dari usia kehamilan 0 bulan sampai dengan anak usia dua tahun atau 23 bulan.

    'Ini adalah periode penting, sebab otak dan fisik akan ditentukan dalam periode ini', jelasnya. 

    Menurutnya, asupan gizi memegang peranan yang sangat penting. Sehingga, bila asupan gizi anak kurang maka anak akan mengalami gangguan tumbuh kembang, terlambat bicara dan berjalan serta kekerdilan.

    Oleh karena itu, lanjutnya, yang perlu diperhatikan diantaranya pemenuhan gizi selama kehamilan dan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif pada usia 0 sampai 6 bulan.

     'Misalnya kebutuhan kalsium, asam folfat,  vitamin,  protein dan karbohidrat selama masa hamil dan pemberian ASI Eksklusif pada usia anak 0 sampai 6 bulan', Pungkasnya. (M/N).







    Komentar

    Tampilkan

    Terkini