-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    Akibat Pembatasan BBM Oleh Pertamina Masyarakat Pedesaan Menjerit

    Kamis, 14 April 2022, April 14, 2022 WIB Last Updated 2022-04-14T02:31:35Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh




    Padang Lawas, indometro.id - 

    Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) disejumlah pengecer sudah terlihat mulai dari jenis Pertalite dan solar. 


    Dari biasanya mereka para pengecer memproleh Minyak Pertalite dan solar memakai jerigen dari SPBU, saat ini tidak diperbolehkan dan banyak para pengecer merasa kecewa karena mereka sampai di SPBU dan pulang dengan kosong. 








    Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak Pertamina dinilai tidak berpihak pada masyarakat miskin dan usaha kecil dan sangat menguntungkan para orang kaya dan pengusaha. 

    Membuat sejumlah masyarakat menjerit. Warga padang lawas hampir 85 % tinggal didesa yang jarak tempuh kepada pusat kota 20-30 Km dan rata - rata memakai kenderaan roda dua untuk kebutuhan sehari - hari bekerja dan  tranfortasi anak sekolah. 


    Jarak  SPBU dari sejumlah desa atau kecamatan dikabupaten Padang Lawas  rata - rata puluhan KM dan letaknya dipusat perkotaan sehingga memaksa masyarakat untuk mengisi kenderaan roda dua harus ke SPBU  3 atau 4 liter Minyak pertalite. 


    Seperti ini tentu pihak Pertamina dan Pemerintah mencekik perekonomian masyarakat pedesaan. Salah satu warga kecamatan Siapas Barumun Kabupaten Padang Lawas Salman Harahap saat dikonfirmasi Indometro 14/04 menuturkan, mereka khususnya tinggal didesa sangat merasa kecewa dengan kebijakan Pemerintah dan Pertamina. 


    Saat ini para pengecer tidak diboleh membawa atau BBM mengisi pakai jerigen di SPBU, tentu kita disini sulit untuk bekerja mau beli minyak diwarung ga ada pak saya bekerja pakai mesin rumput untuk dikebun orang. 


    Dan adapun yang jual minyak pertalite harganya sampai 15.000 sampai 20.000 itupun kadang ada kadang tidak jadi kami yang tinggal didesa sama sekali tidak diperdulikan pemerintah bahkan dianak tirikan, Seharusnya pemerintah sebelumnya membuat kebijakan. Tutur dua anak tersebut dengan kecemasan. 


    Dilain Tempat salah satu pengecer BBM saat dikonfirmasi media ini menyampaikan saat ini pihak SPBU tidak memberikan bahan bakar minyak jenis apapun pakai jerigen dan ada ini saya jual tinggal sisa kemarin sekitar 10 liter lagi pak jenis pertalite sedangkan solar sudah lama saya tidak jual dan itu mobil langsir sawit sudah 2 minggu tidak jalan. 


    Dari sejumlah warga yang ditemui media ini disejumlah desa yang jarak tempuhnya jauh dari SPBU mereka sangat kecewa dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh Gubernur Sumatra Utara dan Pihak pertamina pelarangan terhadap pengecer sehingga membuat usaha masyarakat terganggu. 


    Bila mana hal ini berlangsung lama sangat jelas berdampak pada roda perekomian masyarakat dipedesaan dan bertambah angka kemiskinan pada hal saat ini melalui pemerintah pusat sedang pemulihan perekonomian. 


    Mangejer SPBU PT Putra Agung Binanga Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas saat dikonfirmasi melalui tenpon seluler, pihaknya tidak mengisi jeringen termasuk adanya pelarangan dari pertamina dan  jenis pertalite sejak tanggal 1 April 2022 itulah ganti Peremium dan subsidi sehingga  dibatasi tambahnya. 


    Diharapkan pada pihak pemerintah Daerah untuk dapat secepatnya memberikan kebijakan dan menyelesaikan kelangkaan BBM dan masyarakat berharap sebelum membuat kebijakan mestinya pemerintah bisa meninjau rakyatnya yang tinggal dipedalaman bukan menerima laporan diatas meja.  pemerintah atau pihak pertamina mestinya membuat peraturan dan kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) diwarung sehingga membuat kesatabilan harga dimasyarakat. 


    (BS)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini