-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    Musabaqah Qira'atil Kutub Se-Kab Gayo Lues, Dibuka Wakil Bupati Gayo Lues

    batnews.site
    Rabu, 17 November 2021, November 17, 2021 WIB Last Updated 2021-11-17T02:54:50Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh

    Gayo Lues, Aceh, indometro.id -

    Pemerintah Kabupaten Gayo Lues melalui Dinas Syariat Islam menggelar Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) atau yang biasa disebut Perlombaan Membaca Kitab Kuning. Kegiatan tersebut dibuka secara langsung oleh Wakil Bupati Gayo Lues H. Said Sani bertempat di Masjid Agung Ash-Shalihin Blangkejeren, Selasa (16/11/2021).

    Kegiatan itu diselenggarakan untuk menjaga tradisi membaca Kitab kuning di kalangan santri dayah/pesantren yang mulai memudar. Kegiatan berlangsung selama 5 hari kedepan di mulai dari tanggal 16 sampai dengan 20 November 2021, dengan jumlah peserta 160 orang dari 15 Lembaga Dayah/Pesantren yang ada di Kabupaten Gayo Lues.
    Wakil Bupati Gayo Lues H. Said Sani mengatakan pada hakikatnya, penguasaan santri terhadap kitab-kitab warisan para ulama masa lalu termasuk bagian dari Visi Islami yang menjadi jargon kepemimpinan Pemerintah Kabupaten Gayo Lues saat ini, maka diharapkan kegiatan Musabaqah Qira'atil Kutub tahun ini dapat membangkitkan dan menggali potensi terpendam yang dimiliki oleh para santri Gayo Lues dalam mempelajari dan menguasai sumber keilmuan tersebut yang dikenal umum oleh masyarakat Aceh dengan kitab kuning.

    Di sisi lain, kegiatan ini juga diharapkan dapat menemukan kader-kader baru yang unggul dan dapat bersaing (berkompetisi) di Event Provinsi pada Tahun 2023 mendatang. Pada tahun ini dengan keterbatasan waktu, tenaga dan suasana pandemi kita tidak dapat berperan serta di ajang perlombaan membaca kitab di tingkat Provinsi yang dilaksanakan pada bulan Oktober yang lalu. Namun hal itu tidak mengurangi semangat kita untuk berkompetisi di tahun-tahun yang akan datang.
    Lebih lanjut ia menyampaikan walaupun Gayo Lues jauh dari pusat ibukota Provinsi yang identik dengan terpelosok, saya yakin dengan kegigihan dan usaha semua pihak terutama para Tgk/Abu dan Pimpinan dayah tidak menutup kemungkinan kita mampu unggul dalam segala bidang termasuk penguasaan terhadap kitab kuning yang menjadi sumber ilmu dan informasi masalah pengamalan ibadah dan agama.
    "Saya optimis masyarakat Gayo Lues, terutama para santri Dayah/Pesantren dapat mengaharumkan nama Kabupaten Gayo Lues di ajang Provinsi. Kabupaten Gayo Lues Pemerintah merasa bangga dengan menjamurnya Dayah/Pesantren di Gayo Lues saat ini. Hal ini dapat disaksikan oleh semua masyarakat, kehadiran lembaga keagamaan tersebut dengan berbagai kecenderungannya baik pendalaman kitab maupun hafiz Qur'an telah berperan serta
    menciptakan kondisi Islami yang menjadi dambaan semua penduduk negeri ini" tegasnya.
    Pemerintah Kabupaten Gayo Lues meyakini, perlombaan ini dipastikan dapat menjadi salah satu sarana untuk menjaga kemurnian warisan ulama dan para guru melalui tradisi membaca, mengkaji dan menelaah kitab kuning, sehingga akan tetap terawat eksistensinya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perlombaan ini bisa menjadi sarana keilmuan yang efektif dalam upaya mengasah kemahiran membaca kitab kuning. Pasalnya, unsur kemahiran dalam membaca dan menelaah, menjadi kata kunci untuk memahami isi dan kandungan dalam sebuah kitab sebagai referensi terhadap permasalahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
    Kemudian Wabup berharap agar perlombaan membaca pelaksanaan kitab tahun ini bukanlah sekedar mempertahankan tradisi dan menghidupkan budaya keilmuan di kalangan para santri dayah/pesantren. Namun, kegiatan ini harus berdampak positif bagi para santri, untuk sedini mungkin mempersiapkan diri menjadi ulama, teungku dan ahli ilmu agama serta menjadi manusia yang islami.
    Sebagai penutup Wakil Bupati Gayo Lues kembali menekankan bahwa perlombaan ini tidaklah dipandang sebagai sebuah kegiatan rutinitas Pemerintah Gayo Lues saja, juga bukan hanya sebagai ajang perlombaan dan berkompetisi dalam membaca dan menelaah kitab kuning berbahasa arab. Kita mesti melihat bahwa esensi perlombaan ini, di samping sebagai sarana meningkatkan kecintaan para santri kepada kitab kuning, juga sebagai ajang memperkuat ukhuwah dan mempererat silaturahim antar sesama santri. Sehingga diharapkan akan melahirkan kesadaran kita untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan umat.
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini