Dua remaja yang diduga mabuk dan dievakuasi ke rumah sakit |
Madiun, indometro.id -
Empat remaja di Kota Madiun diduga teler usai menenggak miras, Jumat (8/5) jelang waktu berbuka puasa. Mereka dievakuasi petugas Satpol PP.
Kepala Satpol PP Kota Madiun, Sunardi Nurcahyono membenarkan, anggotanya telah mengevakuasi empat remaja ke RSUD dr Soedono Madiun. Empat pemuda itu mabuk di sekitar lapangan Kecamatan Taman, Kota Madiun.
"Iya benar kemarin saat jelang buka puasa, anggota mengevakuasi dua remaja putri dan dua putra dari lokasi ke Rumah Sakit. Setelah kondisinya baik dan sadar langsung kami kirim ke Dinas Sosial," kata Sunardi, Sabtu (9/5/2020).
Kepala Satpol PP Kota Madiun, Sunardi Nurcahyono membenarkan, anggotanya telah mengevakuasi empat remaja ke RSUD dr Soedono Madiun. Empat pemuda itu mabuk di sekitar lapangan Kecamatan Taman, Kota Madiun.
"Iya benar kemarin saat jelang buka puasa, anggota mengevakuasi dua remaja putri dan dua putra dari lokasi ke Rumah Sakit. Setelah kondisinya baik dan sadar langsung kami kirim ke Dinas Sosial," kata Sunardi, Sabtu (9/5/2020).
Sebelum dievakuasi, para remaja yang diduga mabuk tersebut sempat menjadi tontonan warga. Bahkan ada yang mem-video-kan hingga tersebar di aplikasi percakapan WhatsApp.
"Mendem gaes (mabuk gaes)," ucap seorang pria seperti dalam video yang dilihat
"Mendem gaes (mabuk gaes)," ucap seorang pria seperti dalam video yang dilihat
Selain kerumunan warga yang menonton para remaja diduga mabuk, banyak kerumunan lainnya di sudut-sudut kota. Meski banyak poster anjuran physical distancing, banyak warga yang masih nekat ngabuburit menunggu waktu berbuka.
Seperti di Bundaran Taman Serayu, tepatnya selatan Gedung DPRD. Banyak pedagang dan pembeli tak mengenakan masker meski COVID-19 masih mewabah.
"Alhamdulillah rame Mas ini setiap hari Rp 1 juta," ujar penjual minuman es kopyor berinisial VT
Seperti di Bundaran Taman Serayu, tepatnya selatan Gedung DPRD. Banyak pedagang dan pembeli tak mengenakan masker meski COVID-19 masih mewabah.
"Alhamdulillah rame Mas ini setiap hari Rp 1 juta," ujar penjual minuman es kopyor berinisial VT
Kemudian pedagang lainnya, LS juga tidak mengenakan masker dengan semestinya. Makser yang ia kenakan hanya dikalungkan di leher. Bahkan anak perempuan LS enggan mengenakan masker dengan alasan ribet dan panas.
"Panas dan ribet Mas," ucapnya.
"Panas dan ribet Mas," ucapnya.
berita ini dikutip dari : detiknews