-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    94 Wisudawan/i STAIS Diminta Jaga Harkat Almamater

    redaksi
    Minggu, 09 Desember 2018, Desember 09, 2018 WIB Last Updated 2018-12-09T07:01:28Z

    Ads:

    PLAKAT: Ketua Yayasan STAIS Tebingtinggi Sri Deli, Jusua Barus MA didampingi Abdul Hamid MA memberikan plakat kepada Wali Kota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan.
    Tebing Tinggi,indometro.id - Ketua Yayasan juga sebagai Ketua Senat Wisuda angkatan ke IX STAIS Tebingtinggi Deli Tahun 2018, Jusua Barus MA memimpin sidang Senat Terbuka wisuda ke IX STAIS Tebingtinggi Sri Deli terhadap 94 orang wisudawan dan wisudawati diselenggarakan di Gedung Olahraga Asber Nasution Jalan Gunung Lauser Kota Tebingtinggi, Sabtu (8/12).
    Ketua STAIS Tebingtinggi Sri Deli, Jusua Barus MA dalam kesempatan ini menegaskan bahwa STAIS Tebingtinggi kedepan harus menjadi pusat peradaban kemajuan pendidikan agama islam di Kota Tebingtinggi dan para lulusan wisudawan wisudawati harus bisa menjadi kebanggaan masyarakat Kota Tebingtinggi.
    "Hari ini kita melakukan wisuda STAIS Tebingtinggi Sri Deli sebanyak 94 orang, kedepan mereka diharapkan bisa berperan aktif di tengah -tengah masyarakat  serta memberikan informasi kepada masyarakat bahwa STAIS Tebingtinggi Sri Deli adalah sekolah tinggi ilmu agama islam yang terbaik ada di Kota Tebingtinggi. Kami berharap masyarakat mendaftarkan anaknya ke STAIS Tebingtinggi,"harap Jusua Barus.
    Turuy hadir Ketua Kopertis Sumatera  Utara yang diwakili oleh Sekretaris Kopertis dr Ansari Yamama, Wakil Ketua DPRD Muhammad Hazly Ashari Hasibuan, Kapolsek Rambutan AKP Hendrik Surbakti.
    Walikota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan dalam orasi ilmiahnya  menyampaikan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati karena telah mengakhiri kuliahnya di STAIS Tebingtinggi Sri Deli. STAIS telah berhasil membuat anak-anak menjadi sarjana yang teruji dan saya sampaikan kepada wisudawan wisudawati ada hal berat yang harus dipikul setelah lulus, karena cara berpikir sarjana dan berpikir anak sekolah itu berbeda, karena berpikirnya sarjana adalah secara analisa.
    Diingatkan Walikota sebagai seorang sarjana kita memiliki tanggungjawab sebagai cendikiawan yang bertindak serta  berpikir harus intelektual, tamat dari suatu perguruan tinggi islam harus punya jiwa rahmatan lil alamin, artinya bisa selalu memberikan kesejukan bagi semua orang . "Harus dimaklumi menjadi seorang sarjana bukan untuk diperlakukan dengan istimewa, kepada kita sekarang saat ini harus bisa mengimplementasikan ilmu kita kepada masyarakat dengan sebaik baiknya. Masyakat kaya berderma dengan uangnya dan wisudawan berderma dengan ilmunya,"terang Umar Zunaidi.
    Jelas Umar lagi, kalau di Indonesia setiap kaum profesional itu terindikasi dengan bayaran,  tetapi seorang profesional itu harus punya etika dan harus di pertahankan secara berkesinambungan. "Orang tua tidak akan berhenti mendoakan anaknya sampai akhir khayatnya dan jangan pernah anak menggurui orang tua,"bilang Umar Zunaidi.
    Mencari ilmu itu tidak ada pernah habisnya karena menuntut ilmu itu sampai liang lahat sesuai dengan sabda rasullahlah. Zaman sekarang kita harus mampu bersaing dengan kemajuan globalisasi dalam  perkembangan ilmu, banyak negara maju sekarang menggunakan robot untuk mengatasi semua permasalahan dalam pekerjaan baik di bagian pabrik dan yang lainnya.
    Alumni ini harus mampu bersaing dengan kemajuan indonesia khususnya kota Tebingtinggi. Jagalah harga martabat dan  almamater karena almamater adalah ibu kita. Semoga wisuda dapat mengabadikan dirinya kepada bangsa dan negara, almamater dan orang tuanya tandas Walikota.
    Sementara itu Ketua Panitia Muhammad Idris Sitorus MA mengutarakan yang mengikuti wisuda sebanyak 94 orang dari jurusan PAI dan KPI. (Dy Hari).
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini