-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    Kementan Kawal Ekspor 300 Ton Cocoa Butter Kendari Ke Belanda

    redaksi
    Sabtu, 11 Agustus 2018, Agustus 11, 2018 WIB Last Updated 2018-08-11T05:18:58Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh
    Kementan Kawal Ekspor 300 Ton Cocoa Butter Kendari Ke Belanda
    Foto
    INDOMETRO.ID- Ekspor sektor pertanian terus digalakkan Kementerian Pertanian, tak terkecuali di Kendari, Sulawesi Tenggara.

    Melalui Pelabuhan Kendari New Port yang baru beroperasi Januari 2018 lalu, Badan Karantina Pertanian sudah memfasilitasi ekspor cocoa butter sebesar 300 ton dengan total nilai Rp 27 miliar ke Belanda.

    Balai Karantina Pertanian (BKP) Kendari sebagai instansi yang bertanggung jawab dalam pengawasan lalu lintas produk pertanian khususnya keamanan dan kesehatannya di setiap pintu pengeluaran bandara dan pelabuhan telah melakukan pelayanan efektif.

    "Kami sangat mendukung aktivitas ekspor yang dapat dilakukan langsung dari Kendari. Karantina Kendari siap membantu fasilitasi agar komoditas ekspor yang dikeluarkan dari Kendari memenuhi standar kesehatan yang dipersyaratkan negara tujuan ekspor,” ujar Kepala Karantina Pertanian Kendari, Mastari dalam rilis yang diterima redaksi, Jumat (10/8).

    Ia menjelaskan bila ekspor cocoa tersebut dilakukan pada Kamis (9/8) kemarin. Terhitung sejak Januari 2018 Pelabuhan Kendari New Port telah digunakan untuk aktivitas ekspor secara langsung. Sebelumnya aktivitas ekspor komoditas pertanian unggulan harus melalui Makassar ataupun Surabaya. 

    Karantina Kendari sendiri sudah memfasilitasi perusahaan eksportir cocoa butter PT. KKI sebanyak tiga kali dalam dua bulan terakhir. Masing-masing adalah 160 ton, 40 ton dan yang terakhir 100 ton cocoa butter langsung dikirim ke Belanda. 

    Untuk memperlancar akselerasi ekspor produk kakao di Sulawesi Tenggara, lanjutnya, Karantina Kendari telah menerapkan sistem pengawasan in-line inspection untuk mengawal persyaratan kesehatan dan keamanan komoditas agar dapat memenuhi persyaratan yang diminta negara tujuan ekspor.

    "Seperti cocoa butter ini, Belanda mempersyaratkan Phitosanitary Certificate (PC) dari karantina. Makanya kami kawal sejak awal, proses mulai dari hulu sampai hilirnya dalam pemantauan petugas karantina. Hingga saat tiba waktunya ekspor, tidak perlu ada kejadian bongkar muat kontener untuk diperiksa, karena semua sudah dilakukan di gudang pemilik," terang Mastari. 

    Karantina Kendari juga memonitor gudang penyimpanan produk, kardus kemasan sampai pada kontener yang digunakan sebagai alat angkut ekspor.

    Hal ini untuk memastikan apakah sudah sesuai standar untuk terbebas dari hama gudang. Pemeriksaan dan pengujian sampel produk di lab karantina untuk uji mikroskopis juga dilakukan untuk sebelum dikeluarkannya PC yang dipersyaratkan. 

    Selain in-line inspection di unit kerja, percepatan layanan ditingkat pusat juga terapkan terobosan inovasi di bidang Information Technology (IT) yakni dengan pemberlakuan e-certification dan e-payment.

    “Untuk tujuan ekspor ke Belanda, dua hal ini telah diterapkan dan bakal terus dijajaki ke negara tujuan ekspor lainnya. Dengan ini dapat dipastikan percepatan ekspor produk pertanian ke negara tujuan terus dikawal Karantina Pertanian,” tandas Mastari.

    Sebagai informasi, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sedang menggalakkan ekspor komoditas pertanian unggulan sebagai kunci kemajuan sektor ini.

    Berbagai kemudahan dalam pelayanan ekspor terus ditingkatkan dengan berbagai terobosan. Data tahun 2017 tercatat peningkatan ekspor produk pertanian sebesar 24 persen, tren baik ini terus dipacu untuk tahun 2018 ini.(rm)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini