-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    Gerindra Tidak Habis Pikir Kenapa Istana Paksakan Presidential Threshold

    redaksi
    Sabtu, 07 Juli 2018, Juli 07, 2018 WIB Last Updated 2018-07-07T06:32:24Z

    Ads:

    ilustrasi
    JAKARTA,INDOMETRO.ID - Aturan ambang batas pencapresan alias presidential threshold (PT) yang ada dalam UU 7/2017 tentang Pemilu merupakan upaya Istana untuk menghalang-halangi lawan politik petahana Joko Widodo maju di Pilpres 2019.

    "Presidential threshold yang diputuskan itu adalah utusan Istana di DPR dalam menghambat kekuatan yang ada di luar," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono dalam diskusi bertajuk 'Meraba Pasangan Capres-Cawapres' di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/7).


    Padahal, lanjut Ferry, sebagian besar masyarakat sudah tidak setuju dengan aturan tersebut. Buktinya, elemen masyarakat sampai berkali-kali mengajukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi (MK).

    "Saya tidak tahu kenapa harus dipaksakan," ujarnya.

    Ditekankannya, PT sebesar 20-25 persen adalah upaya untuk menjegal lawan Jokowi. Kalaupun lawannya masih bisa maju, hal itu bukanlah perkara gampang.

    "Malah kalau bisa dengan calon tunggal, biar (Jokowi) bisa berhadapan dengan kotak kosong," seloroh Ferry.


    Baca juga artikel ini :



    Tapi pada kenyataannya yang terjadi ternyata tidak sesuai dengan harapan Istana. Sebab, Gerindra dan PKS malah berhasil menarik partai koalisi pemerintah PAN.

    "Yang belakangan adalah dengan AHY, yaitu Syarif Hasan (waketum Demokrat) di Kartanegara (kediaman Prabowo) menunjukkan tanda-tanda kerjasama politik antara Gerindra dengan Demokrat," tutup Ferry.(rmol)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini