Poto Dokumentasi Sungai Asahan (Air Danau Toba) yang berada dibawah jalan jembatan Porsea Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara, terlihat bersih akan tetapi sudah tercemar lingkungan Akibat Perusahaan Pabrik PT TPL, Jumat (21/11/2025).
Toba-Indometro.id
Octavianus selaku dari Pemerhati Lingkungan provinsi sumatera utara, mengatakan, soal terkait mengenai PT Toba Pulp Lestari (PT TPL) sebagai perusak lingkungan di kawasan Tapanuli Raya ini masih menjadi topik hangat dan sumber konflik yang signifikan, ucap Octavianus.
Dengan adanya tuntutan penutupan perusahaan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat adat, dan organisasi lingkungan, pemuka agama, dan bahkan partai politik.
Disituasi tuntutan dalam menyuarakan penutupan pabrik PT TPL, dari Ribuan warga Tapanuli Raya, dan didukung oleh organisasi kemasyarakatan dan pemuka agama, termasuk dari Pimpinan Pengurus Gereja HKBP dan Gereja lainnya, ini telah berunjuk rasa secara intensif menuntut pencabutan izin konsesi PT TPL secara total, ujar Octavianus.
Octavianus selaku warga masyarakat kabupaten Toba, bahkan tempat rumah anak kandungnya sendiri yang berada didaerah simpang 3 Sosorladang, didesa Pangombusan, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba, Beliau selama menempati rumah miliknya sendiri yang berada disimpang 3 Sosorladang Didesa Pangombusan, menjelaskan, bahwa berjalannya kembali Pabrik PT TPL ini, saya tau persis dalam situasi soal lingkungan yang ada disekitaran diluar pabrik PT TPL.
Melainkan kalau sekarang sudah jelas dipandang mata bagi diri saya bagaimana sikap oknum para karyawan pimpinan PT TPL yang sekarang ini, yang sikapnya arogan dan pintar Licik orangnya, Ujar Octavianus selaku pemerhati lingkungan dikabupaten Toba.
Tuntutan ini didasari oleh ada beberapa hal yang telah sudah jelas kami ketahui, sejak adanya pemaksaan pembangunan Landfel tempat limbah B3 milik PT TPL yang telah dibangun berdekatan didekat rumah warga setempat pada tahun 2016, dari situlah saya menilai bahwa pimpinan PT TPL bersama karyawan Humas PT TPL memang sudah ketahuan bagi saya pribadi, seperti disengaja menerobos agar bisa terjadinya pembagunan Landfel limbah B3 milik PT TPL itu harus dibangun walaupun adanya gejolak apapun itu dari pimpinan managemen PT TPL pada waktu itu.
Padahal saya mengetahui dan mendengar apa yg disampaikan oleh kementerian KLHK dan Kementerian Gakkum Wilayah Sumatera bahwa memang ada pimpinan PT TPL terlampau ngotot dan keras bagaimana supaya tetap pembagunan Landfel itu berjalan sesuai harapan keinginan managemen PT TPL pada waktu tahun 2016, ungkap Octavianus.
Padahal Sebelumnya warga masyarakat yang tekena dampak lingkungan saat itu tidak menginginkan adanya tempat pembangunan Landfel limbah B3 itu milik TPL ditahun 2016.
Octavianus juga menambahkan, sebelumnya PT TPL pernah saya laporkan pada tahun 2019 kementerian KLHK Dan kekantor kementerian Gakkum wilayah sumatera, disitu saya laporkan mengenai tentang pencemaran lingkungan soal Landfel limbah B3 dan juga tentang pencemaran lingkungan baik diluar pabrik PT TPL yang sering kita merasakan bau aroma tidak sedap dari pabrik PT TPL bahkan ditambah lagi dengan suara bising dari pabrik PT TPL beserta debu yang berterbangan saat melintasi angkutan kayu milik PT TPL sudah tidak pernah saya lihat disiram setiap harinya oleh Petugas PT TPL.
Saya kwatir juga terhadap pencemaran lingkungan yang lainnya, seperti bau aroma yang tidak sedap dari lokasi pabrik PT TPL sampai kelobang hidung, dan mata kita juga bisa perih akibat adanya zat-zat kimia yang keluar dari lokasi pabrik PT TPL , bahkan suara bising setiap harinya yang terdengar oleh kuping dari lokasi pabrik PT TPL, termasuk juga Pencemaran Lingkungan mengenai Air Danau Toba dan sungai, serta konflik lahan yang telah berlangsung puluhan tahun, Ucap Octavianus Sebagai Pemerhati Lingkungan di kabupaten Toba.
Sikap dari sinilah seharusnya Pemerintah pusat dan kementrian KLHK harus tau dan paham atas kesengsaraan masyarakat Tapanuli raya yang terkena dampak lingkungan oleh akibat perusahaan PT TPL saat ini seperti pura-pura bodoh dan tidak mau tau atas segala apapun sampai ada terjadi bentrok antara karyawan kontraktor PT TPL dengan masyarakat Tapanuli Raya.
Seperti konflik Lahan yang ada dibeberapa sektor milik Lahan PT TPL, bentrokan fisik antara petugas PT TPL dan masyarakat Desa Sihaporas di sektor Aek Nauli juga dilaporkan terjadi pada Oktober 2025, menyebabkan korban luka di kedua belah pihak dan menunjukkan betapa panasnya konflik agraria di lapangan.
Secara keseluruhan, pada tahun 2025, PT TPL menghadapi tekanan yang meningkat dan terkoordinasi dari berbagai elemen masyarakat dan politik terkait dugaan perusakan lingkungan dan konflik lahan di Tapanuli Raya, ucap Octavianus Sebagai pemerhati lingkungan dikabupaten Toba.
( Octa )



Posting Komentar untuk "Presiden RI Prabowo Subianto, Agar Memikirkan Nasib Masyarakat Tapanuli Raya Akibat Pabrik PT TPL, Suara Jeritan Masyarakat Tapanuli Raya Meminta Cabut Izin Operasional PT TPL.."