Pelaksanaan diawali pemanasan, pengenalan materi, dan demonstrasi gerak lalu dilanjutkan eksplorasi bersama. Siswa diminta mempraktikkan gerak menggunakan properti tari yang disiapkan seperti topeng, tameng, dan pedang. Pendekatan ini tidak hanya melatih teknik, tetapi juga menuntun siswa memahami konteks budaya di balik ragam properti dan motif tari.
Mahasiswa Lantip 5 UNNES Yuli Winarsih menuturkan antusiasme siswa terlihat sejak awal. “Siswa siswi sangat antusias dalam pembelajaran berkreasi. Melalui kegiatan ini mereka tidak hanya belajar seni, tetapi juga menunjukkan keberanian berekspresi, berpikir kritis, dan semangat berdiskusi. Cara ini melatih teknik gerak sekaligus menuntun siswa memahami konteks budaya di balik ragam properti dan motif tari,” ujarnya.
Mahasiswa bertindak sebagai fasilitator agar kolaborasi dan umpan balik terjadi langsung di kelas. Dampaknya, ruang belajar berkembang menjadi ruang kreasi yang memperkuat kepercayaan diri, kerja sama, dan kepekaan budaya di kalangan pelajar.
Model lokakarya ini dinilai mudah direplikasi pada mata pelajaran seni di kelas lain. Integrasi apresiasi dan kreasi dalam satu sesi diharapkan membuat pembelajaran seni tari hadir lebih hidup, inklusif, dan relevan dengan pengalaman siswa.



Posting Komentar untuk "Tingkatkan Kepekaan Budaya Siswa, Mahasiswa FBS UNNES Hadirkan Pembelajaran Tari Interaktif di SMA Kesatrian 2"