Pada hari Senin, 1 September 2025, ratusan mahasiswa dari berbagai organisasi bergabung dengan komunitas ojek online (ojol) dan masyarakat untuk menggelar aksi damai di depan Gedung DPRD Kabupaten Ketapang. Mereka menyampaikan sepuluh tuntutan kepada pemerintah daerah untuk menanggapi berbagai isu yang sedang dihadapi masyarakat.
Aksi damai ini tidak hanya melibatkan mahasiswa, tetapi juga komunitas ojek online dan masyarakat setempat. Partisipasi berbagai elemen masyarakat ini menunjukkan bahwa isu yang diangkat dalam aksi ini merupakan kepentingan bersama yang memerlukan perhatian serius dari pemerintah daerah.
Meskipun detail dari sepuluh tuntutan tersebut belum diungkapkan secara lengkap, tuntutan ini diyakini mencakup berbagai aspek penting yang mempengaruhi kehidupan masyarakat Kabupaten Ketapang. Tuntutan ini kemungkinan besar mencakup isu-isu seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.
Jumat, 05/09/2025.
Jakaria Irawan, seorang praktisi hukum dan putra daerah Ketapang, turut menyampaikan keprihatinannya melalui media. Jakaria, yang juga merupakan anggota dari Tim Pembela Kaum Lemah Kantor Hukum Dr. Farhat Abbas, S.H., M.H., menyatakan bahwa situasi di Kabupaten Ketapang memerlukan perhatian mendalam dan tindakan nyata dari pihak berwenang.
Ia menekankan pentingnya dialog terbuka antara pemerintah dan masyarakat untuk menemukan solusi yang adil dan berkelanjutan. Jakaria berharap agar aksi damai ini menjadi momentum untuk perubahan positif di Kabupaten Ketapang.
Aksi damai yang dilakukan oleh mahasiswa, komunitas ojol, dan masyarakat ini mencerminkan semangat demokrasi dan kebersamaan dalam menghadapi tantangan. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan pemerintah daerah dapat merespons tuntutan ini dengan bijaksana dan mengedepankan kepentingan rakyat.
Melalui tindakan damai dan dialog konstruktif, masyarakat Kabupaten Ketapang berharap dapat mencapai perubahan yang lebih baik dan pembangunan yang berkelanjutan.
[Irfan]
Posting Komentar untuk "Aksi Damai di Kabupaten Ketapang"