Peristiwa - indometro.id - Jokowi pernah memakai pakaian kebesaran Amangkurat 1, Jokowi tidak menyadari bahwa atau mungkin tidak tahu bahwa Amangkurat 1 punya sifat-sifat yang tidak baik. Ada kemiripan kontroversialnya Amangkurat 1 dengan Jokowi. Namun di sini kita akan bahas si raja yang kontroversial ini.
Tragedi Kisah Cinta Amangkurat I dan Ratu malang. Permaisuri meninggal, Amangkurat I Mengurung 43 Selirnya Tanpa Diberi Makan Hingga Meninggal
Kalau bahas soal sejarah kerajaan di Indonesia, nama Amangkurat I dari Mataram pasti nggak bisa dilewatin. Di balik gelarnya yang panjang dan terkesan agung, Susuhunan Amangkurat Senopati ing Alaga Ngabdurrahman Sayidin Panatagama. ternyata tersembunyi kisah kelam seorang raja yang lebih sering ditakuti daripada dihormati. Bukan cuma soal kekuasaan dan politik yang keras, tapi juga soal cinta yang rumit, penuh drama, dan akhirnya malah bikin istana nyaris runtuh.
Lahir tahun 1619 dengan nama Raden Mas Sayidin, Amangkurat I adalah anak dari Sultan Agung salah satu raja terbesar dalam sejarah Mataram tapi ironisnya, dia justru jadi kebalikannya. Waktu muda, dia udah menunjukkan sifat manja dan keras kepala. Pernah jatuh cinta sama istri orang, bahkan dibawa kabur segala. Dan tahu nggak? Istrinya itu adalah istri Tumenggung Wiraguna, salah satu pejabat kerajaan. Ulahnya ini bikin ayahnya, Sultan Agung, ngamuk dan menjatuhkan hukuman: dikurung selama tiga tahun.
Tapi hukuman itu nggak bikin dia tobat. Setelah Sultan Agung wafat, tahun 1646, Amangkurat naik takhta. Harapan rakyat sih besar, berharap dia bisa melanjutkan kejayaan ayahnya. Nyatanya? Dia malah memimpin dengan tangan besi. Siapa pun yang dicurigai atau dianggap mengganggu, langsung dibabat. Ulama-ulama dibunuh massal, pejabat kerajaan dibunuh satu per satu. Termasuk adiknya sendiri, Pangeran Alit, dan mertuanya, Pangeran Pekik. Bahkan keluarga musuh politiknya, Trunojoyo, juga nggak luput dari pembantaian. Semua ini dilakukan demi mempertahankan kekuasaan dan menekan pemberontakan.
Tapi kalau ada satu kisah yang benar-benar memperlihatkan sisi emosional dan gelap dari Amangkurat I, itu adalah cerita cintanya sama seorang perempuan yang dikenal sebagai Ratu Malang. Perempuan ini bukan bangsawan, bukan anak raja, tapi anak seorang dalang wayang gedog terkenal bernama Ki Wayah. Parasnya cantik luar biasa, dan saat pertama kali Amangkurat melihatnya, dia langsung jatuh cinta. Sayangnya, perempuan ini sudah menikah dengan Ki Dalem (Kiai Dalang Panjang Mas) dan sedang hamil dua bulan.
Tapi cinta Amangkurat nggak peduli status. Dia tetap nekat membawa si perempuan ke istana dan menjadikannya istri diberi gelar Ratu Wetan, tapi masyarakat lebih sering menyebutnya Ratu Malang, karena dianggap membawa kemalangan ke istana. Demi cinta buta, Amangkurat bahkan tega menghilangkan Kiai Dalem. Versi Babad Tanah Jawi bilang Kiai Dalem dibunuh, sedangkan catatan Belanda bilang dia meninggal wajar. Tapi peneliti seperti H.J. de Graaf percaya Amangkurat-lah dalang pembunuhannya.
Setelah jadi istri raja, Ratu Malang melahirkan seorang anak laki-laki anak dari suaminya terdahulu. Tapi anehnya, Amangkurat memperlakukan bocah ini seperti darah dagingnya sendiri, bahkan sempat mau dijadikan penerus takhta. Ini yang bikin keluarga kerajaan dan para pejabat khawatir.
Tapi cerita makin kelam setelah Ratu Malang meninggal secara misterius. Tubuhnya mengeluarkan banyak cairan, mirip gejala keracunan. Amangkurat murka. Dia curiga ratunya diracun orang dalam istana, apalagi saat tahu banyak dayang dekat Ratu Malang punya hubungan dengan Pangeran Dipati anaknya sendiri yang sering memberontak.
Amangkurat lalu jadi kehilangan kendali. Dalam amarahnya, dia ngurung 60 orang dayang dalam satu ruangan gelap tanpa diberi makan, sampai mereka semua mati. Gila? Memang. Tapi itulah salah satu momen tergelap dalam sejarah Mataram.
Setelah kematian Ratu Malang, Amangkurat berubah. Dia murung, nggak bisa ngurus kerajaan selama bertahun-tahun. Bahkan pejabat Belanda yang datang pun nggak disambut, karena sang raja lebih memilih duduk diam di makam istrinya, siang dan malam. Liang lahat Ratu Malang bahkan nggak langsung ditutup. Amangkurat tidur di samping makam itu berhari-hari sambil meratap.
Sampai suatu malam, dia mimpi kalau Ratu Malang sudah kembali bersama suaminya yang dulu, Kiai Dalem. Saat bangun, dia lihat jasad ratunya sudah mulai rusak. Barulah saat itu dia mengizinkan makamnya ditutup dan kembali ke keraton.
Tapi bukan cuma soal cinta, Amangkurat juga punya masalah besar sama anaknya sendiri: Raden Mas Rahmat. Awalnya Rahmat ditunjuk sebagai Adipati Anom (putra mahkota), tapi dicopot dan diganti dengan Pangeran Singasari. Rahmat marah, bikin kudeta, gagal, tapi dendamnya nggak padam. Dia bahkan kabarnya pernah rebutan selir dengan ayahnya sendiri, perempuan bernama Rara Oyi. Gila kan?
Konflik makin panas, dan akhirnya muncullah pemberontakan besar dari Trunojoyo, bangsawan Madura yang didukung pasukan Bugis dan Makassar. Trunojoyo sukses merebut keraton Pleret. Amangkurat kabur, minta bantuan VOC (Belanda), tapi itu malah bikin situasi makin rumit. Dalam pelarian, Amangkurat jatuh sakit. Tahun 1677, dia meninggal di Wanayasa, Banyumas.
Babad Tanah Jawi menyebut, Amangkurat tewas karena minum air kelapa beracun yang dikirim oleh putranya sendiri. Ironis, kan? Raja yang selama ini tega menghabisi orang-orang di sekitarnya, akhirnya diduga dibunuh oleh darah dagingnya sendiri.
Jenazahnya dimakamkan di sebuah tanah yang katanya harum dan subur, tempat itu kemudian dikenal sebagai Tegalwangi atau Tegalarum. Tapi wangi bukan berarti damai. Nama Amangkurat I tetap tercatat dalam sejarah sebagai raja yang penuh kekejaman, kontroversi, dan cinta yang menghancurkan.
Kisah Amangkurat I jadi bukti kalau seorang pemimpin, sehebat apa pun latar belakangnya, bisa membawa kehancuran kalau kekuasaan dijalankan dengan ego dan amarah. Cinta yang buta, kebijakan yang sewenang-wenang, dan kecurigaan berlebihan semuanya jadi racikan tragis yang perlahan-lahan menghancurkan Kesultanan Mataram.(je)



Posting Komentar untuk "Kisah Raja Jawa Kontroversial (Kejam) Dalam Sejarah Mataram Yang Pakaiannya Pernah Dipakai Jokowi"