-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    Jalan Garu VIII Kec.Medan Amplas Rusak Parah Hingga Sulit Dilalui Pejalan Kaki Akibat Pembangunan Drainase Asal Asalan

    Harray
    Selasa, 20 Desember 2022, Desember 20, 2022 WIB Last Updated 2023-07-23T11:06:26Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh



    MEDAN, INDOMETRO.ID- Aktifitas Masyarakat sekitar dan Sejumlah Para pengendara pengguna jalan Alternatif yang biasa dilalui dengan tidak pernah terhambat, sekarang jalan alternatif tersebut menjadi rusak berlubang dan berlumpur hingga sulit dilalui oleh pejalan kaki sekalipun, hal tersebut sangat mempengaruhi Citra Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan Topan Ginting   apalagi Walikota Medan yang punya Program 1 salah satu visi misinya Pak Bobby sebagai Walikota Medan yang kaitan tersebut salah satu programnya dalam atasi Banjir beberapa titik daerah kota Medan.


    Pemerintah kota Medan khususnya Pemko Medan Dinas PUPR serta Dinas PU kota Medan harusnya lebih maksimal dalam kontrol serta pengawasannya, hal tersebut dapat dilihat dari merosotnya kualitas Project pembangunan pihak Pelaksana sangat menurun drastis,  pembangunan saluran Drainase mode beton Type U-Ditch yang tak kunjung selesai dikerjakan Oleh PT. Kreasi Beton Nusa Persada sejak tujuh bulan lalu hingga kini membuat kegeraman pengguna Jalan, pasalnya keadaan jalan akibat dari Project Drainase tersebut menjadi macet total dengan kondisi jalan berlubang.



    Dari pantauan awak Media Indometro.id saat dilapangan lokasi pembangunan saluran Drainse dijalan Garu VIII ini  membenarkan adanya kondisi tersebut sangat kacau, dikhawatirkan ada korban pengendara yang terjebak lubang dan berlumpur tersebut dapat menghambat serta kemacetan total, warga sekitar sudah banyak yang mengeluhkan kondisi dijalan Garu VIII, lingk X, Kel.Harjosari I, kecamatan Medan Amplas tersebut, apalagi pada pagi dan sore hari dalam sepekan terakhir, Selasa, (20/12/2022), Liputan pukul 14.30 sore.


    Terpisah  Sa'at Awak Media Indometro.id ini konfirmasi beberapa pekan lalu kepada kepala Bidang Drainase Gibson Pandjaitan dimana beliau berperan penting untuk mengetahui hal tersebut mengapa pihak dari kontraktor PT. Kreasi Beton Jaya Persada demikian kinerjanya, setelah mendapat informasi dari awak media ini dan catatan dari Kabid Dinas PU kota Medan tersebut.

    “ Terima kasih Infonya bang, kita akan tegur pihak Kontraktor tersebut, Bila perlu kita hentikan Proyek ini ke Mereka “ ,jawabnya.

    “ Terkait putusnya aliran listrik disepanjang jalan Garu VIII akibat terkena Alat berat dan Aliran PDAM Tirtanadi didaerah tersebut sering mati , "kita sudah koordinasi Kepada bidang Pertamanan dan PDAM Tirtanadi untuk dapat membantu perbaiki karena kita bersinergi yang baik kepada mereka"..pungkasnya.


    Pembangunan saluran Drainase yang dikerjakan oleh PT Kreasi Beton Nusa Persada dengan anggaran APBD 2022 tersebut terbilang cukup besar Rp 4.032.258.000,00 (Empat Milyar Tiga Puluh Dua Juta Dua Ratus Lima Puluh Delapan Ribu Rupiah), tetapi implementasi dan progres tidak sesuai Eksekptasi masyarakat luas serta masyarakat banyak yang mengeluhkan bahkan dianggap Pembangunan Asal Asalan.


    Dikutip dari rekan awak Media ini dari catatan dan informasinya yang juga berdomisili tidak jauh dari lokasi proyek menyebutkan, Salah satu warga, Marince Br Simatupang, warga Garu VIII Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas sangat resah dan geram terkait proyek pembangunan Drainase yang asal jadi.


    Menurutnya, akibat adanya proyek pembangunan drainase tersebut, banyak para pengendara yang kendaraan terjebak di drainase karena jalan utama rusak dan berlumpur.

    mobil KUPJ terbenam di drainase, karena jalan semakin kecil dan sempit akibat drainasenya tidak di tutup









    Marince mengakui, semenjak pengerjaan proyek pembangunan drainase sudah ada 5 mobil yang masuk ke drainase dan pengendara sepeda motor banyak yang jatuh karena jalan rusak parah dan berlumpur.

    “Warga pengendara sepeda motor (kereta) banyak yang jatuh saat melintas, karena jalan rusak dan berlumpur, Apalagi ini musim hujan masyarakat dan warga yang melintasi harus hati-hati membawa kendaraan nya karena jalan licin,” ucap Marince Br Simatupang.

    Ia juga mengeluhkan banyak nya tanah diatas drainase yang sudah di tutup dengan tanah liat bekas galian drainase,karena membuat jalan becek di samping rumahnya.

    Tak hanya itu, setiap jam sibuk, yakni pagi dan sore, jalan yang biasa dilintasi pengendara sebagai jalur alternatif tersebut kerap macet dan terkadang kendaraan sampai sulit gerak apalagi manuver dipastikan akan riskan kemacetan total, terlebih lagi di saat pagi hari maupun setelah saat dijam pulang dari rutinitas dan aktifitas hari harinya warga sekitar dan pengguna jalan lainnya yang melintasi jalan alternatif tersebut dipastikan dibuat geram serta marah atas Project Drainase yang dikerjakan oleh PT. Keraton dijalan Garu VIII, lingkungan X. Kelurahan Harjosari I, Kecamatan Medan Amplas.




    “Aktivitas warga jadi terganggu,apalagi anak-anak kalau mau pergi sekolah jalan kaki sepatunya jadi kotor saat melalui jalan tersebut.karena saat hujan jalan berlumpur dan becek,”ujarnya.

    Hal senada juga dikatakan M.Pardede,warga garu X Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas, menurutnya pengerjaan pembangunan proyek drainase milik Pemerintah Kota (Pemko) Medan sangat lambat dan asal jadi pengerjaannya.

    “Sudah 7 bulan pengerjaan proyek pembangunan drainase belum juga selesai.pernah juga para pekerja tidak bekerja selama seminggu,kami tidak tau apa penyebabnya.hal ini sangat merugikan warga karena lambatnya pekerjaan proyek,”ujarnya.

    Menurut M.Pardede, akibat pembangunan proyek jalan drainase jalan rusak dan berlubang.sebelumnya jalan utama tersebut aspal nya bagus dan tidak berlubang.

    “Akibat pengerjaan yang terkesan asal-asalan tersebut, banyak pengendara yang tidak bisa melintas.Sebab, tumpukan lumpur dibiarkan begitu saja menggunung di lokasi pengerjaan proyek,”ujarnya.

    Seharusnya, pemborong proyek menutup lubang yang rusak dan berlumpur dengan batu krikil atau sejenis nya sehingga warga dapat melintas saat melalui jalan utama.

    “Kami minta supaya kontraktornya harus memperhatikan dampak ke warga. Artinya, akibat pengerjaan proyek jalan, aktivitas warga juga jangan terganggu.ini malah warga yang menutup jalan berlubang dengan batu kerikil,” ucap M.Pardede

    M.Pardede juga mengeluh sering padamnya air PDAM warga semenjak pembangunan proyek.

    “Air PDAM juga sering mati, sehingga mengganggu aktivitas warga di rumah untuk mandi, mencuci dan lainnya, Air PDAM pagi sudah mati dan hidup di malam hari, ini sangat merugikan warga apalagi ada warga yang memiliki usaha,”ucapnya.

    “Kita mendukung penuh program Pemko Medan hanya saja tolong lah ini dipercepat dan jalan yang rusak supaya di perbaiki,” harapnya.


    Sementara, Anggota DPRD Medan Renville Pandapotan Napitupulu, S.T saat dikonfirmasi terkait jalan rusak dan lambatnya proyek pembangunan drainase mengatakan, pihak pemborong supaya lebih berhati hati dalam pekerjaan melaksanakan mobilisasi Material U-ditch.

    “Karena di sepanjang jalan ada saluran saluran drainaise/ Box Curvet yang melintang melalui jalan, jangan sampai Saluran ini pecah yang dapat mengakibatkan sumbatnya saluran,”ujar Renville Napitupulu,S.T yang juga Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Medan

    Selain itu, menurut Renville Napitupulu, S.T, pemborong harus memperhatikan kapasitas tonasi maksimum dari truk yang mengangkut beton Uditch ,sehingga tidak merusak jalan.

    “Tolonglah buat Dinas PUPR Kota Medan dan pemborong agar mendengarkan keluhan warga yang jalannya rusak dan berlumpur,”harapnya

    Untuk itu, ia meminta kepada pihak Dinas PUPR Kota Medan maupun pemborong proyek tetap mementingkan pengguna jalan.

    “Jika ada jalan yang rusak dan berlubang akibat pembangunan proyek drainase agar segera di perbaiki dan dibagusi,”tutupnya.


    (Haris Rangkuti)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini