-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    TRAGEDI NASIONAL,MANUSIA MENGAKU BERAGAMA TAPI MELAKUKAN PENINDASAN TERHADAP GENERASI ISLAM

    Kamis, 15 September 2022, September 15, 2022 WIB Last Updated 2022-11-19T20:13:36Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh
                               Adinda Syafira

    Tebing Tinggi,(Indo Metro).-Karina Amanda 
    (foto : inzert) kini berusia 17 tahun siswi SMAN 3 Kota Tebing Tinggi,semasa kecil, siswi SD ini menjadi korban kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran ham.Karina Amanda, saat masih kecil telah mencoba bunuh diri dua kali dengan menggantung diri dan menembak kepalanya karena dia tidak tahan menyaksikan kejahatan sangat parah di Indonesia. 

    Karina Amanda adalah korban kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran ham para oknum Brimob dan para pelaku yang terlibat tidak dihukum secara semestinya.Akibat kondisi dan situasi di Indonesia ini 3 anak kandung perempuan (anak kandung Eddy Hartono seorang jurnalis) pernah melakukan upaya bunuh diri.Satu diantaranya yakni Karina Amanda mengalami mati suri karena gantung diri di dalam rumahnya.Ini terjadi saat Karina Amanda masih kecil berstatus siswi SD.Karina Amanda juga pernah menembakkan pistol (pistol senjata seorang Polwan) ke kepalanya karena tak tahan menyaksikan kemungkaran sangat parah di negeri ini.

    Peristiwa sangat memilukan ini terjadi di Jl.Dr.Sutomo dekat rumah dinas Walikota Tebing Tinggi disaksikan para aparat hukum dan khalayak umum. Ini adalah contoh perbuatan sangat keji dan yang sangat memalukan di internal Kepolisian Republik Indonesia.

    2 anak kandung Eddy Hartono lainnya yang pernah mencoba bunuh diri, karena tak tahan melihat kemungkaran sangat parah di Indonesia yaitu Shasa Aprilia dan Dysa Tamara,peristiwa ini terjadi saat Shasa Aprilia masih dibawah umur,Dysa Tamara ketika masih SLTA.Saat ini Shasa Aprilia berusia 20 tahun, Dysa Tamara saat ini berusia 25 tahun. 3 generasi Islam yang malang ini dan mengalami peristiwa-peristiwa sangat memilukan. Inilah contoh suatu peristiwa atau kejadian tragedi sangat mencoreng citra Indonesia.

    Inilah duka yang sangat mendalam di Indonesia.Kualitas peradaban di Indonesia ada segmen mengalami degradasi sangat miris.Maka korbanlah generasi Islam. Pada tanggal 15 Juli 2015 di gedung DPR RI pernah dilaksanakan Rapat Paripurna mendadak yang salah satu bahasan adalah menyikapi kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran ham yang dialami Karina Amanda.Kepiluan dan kepedihan yang mendalam dialami Karina Amanda saat masih kecil tersebut menjadi bahan pertimbangan para Pimpinan DPR RI dan para anggota DPR RI yang hadir dalam Rapat Paripurna mendadak tersebut sempat mengambil Keputusan :"Membubarkan Korps Brimob" dan dilakukan evaluasi dan pengkajian ulang.Lebih kurang 10 menit selanjutnya,Keputusan Rapat Paripurna mendadak tersebut kemudian "dipending" guna dilakukan penelitian serta pengkajian lebih mendalam serta lebih seksama. 

    Peristiwa di gedung DPR RI ini mendapat pengawalan pasukan TNI dipimpin Bapak Panglima TNI Jend.(TNI) H.Gatot Nurmantyo.Kakak kandung Eddy Hartono yakni Evi Derita menyaksikan peristiwa yang terjadi dan hadir dalam Rapat Paripurna mendadak tersebut. Khalahar BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) saat itu Komjen.Pol.H.M.Tito Karnavian ditangkap pasukan TNI karena terlibat dalam kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran ham terhadap Eddy Hartono dan 4 anak kandungnya.Ada para oknum Brimob yang ditembak dan ditangkap dalam peristiwa tersebut. 

    Eddy Hartono sudah pernah kembali mengirim surat pengaduan-surat pengaduan ke MPR RI,DPR RI,Bapak Panglima TNI.Terakhir via pos kilat khusus,surat pengaduan dikirim via pos kilat khusus pada tanggal 2 Juni 2020 dan 29 Mei 2020. Tanggal.3.4 dan 8,15 Juni 2021 Eddy Hartono kembali mengirim surat pengaduan-surat pengaduan ke DPR RI via pos kilat khusus.Dalam 4 surat pengaduan tersebut Eddy Hartono meminta bantuan DPR RI agar berkenan menyampaikan 4 surat pengaduan itu ke MPR RI.Bapak Panglima TNI.Eddy Hartono meminta perlindungan hukum konstitusi. 

    Adinda Syafira (foto : inzert/sekarang usia 8 tahun) anak kandung Eddy Hartono warga Jalan Jend.Sudirman Gang Pancasila (Gang Mesjid) Lingkungan III Kelurahan Tanjung Marulak Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi-Sumatera Utara.Jalan masuk Gang Mesjid berjarak lebih kurang 18 meter dari lokasi usaha Ayam Pecak Dower (APD).Korban kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran ham.

    Akankah Adinda Syafira ini kehilangan (wafat) bapak kandungnya atau diantara kakak-kakak kandungnya/abang kandungnya maupun mengalami resiko-resiko lainnya dampak siasat sangat jahat oknum-oknum sangat keji pada bulan Juli 2023 serta selanjutnya hingga Indonesia terjadi penegakkan hukum dalam penanganan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran ham yang dialami Eddy Hartono dan keluarganya ? Tanggal 30,31 Juli 2022 hingga tanggal 31 Agustus 2022, s/d 4,5,6,7,8,9,10,11,12,13 September 2022 Adinda Syafira sedang sakit. Mengapa internal Kepolisian Republik Indonesia tidak mau melindungi secara hukum dan ham ? 

    Betapa sangat miris dan sangat buruknya kondisi penegakkan hukum dan ham di Indonesia ini.Suatu negara berdasarkan hukum ini malah dijadikan tempat berbuat kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran ham dengan korbannya antara lain anak-anak dibawah umur.Inilah contoh fenomena sangat menjijikkan di Indonesia hingga kini.Peristiwa-peristiwa menyimpang dari hakekat dan tujuan NKRI serta Reformasi. Negara ini menginginkan Pemerintahan yang mampu menegakkan hukum konstitusi dan ham menjamin keamanan dan ketertiban para generasi menjalankan aktifitas.Manusia-manusia sangat jahat terhadap anak-anak dibawah umur muncul di negeri ini.Prikemanusiaan sangat buruk dan kebiadaban dipertontonkan.

    Inilah kondisi dan situasi sangat memprihatinkan terjadi dibalik berbagai program pembangunan yang bergulir.Ternyata manusia-manusia dari dalam negeri inilah yang mencabik-cabik citra Indonesia.Manusia-manusia sangat jahat terhadap bangsa dan negara Indonesia.Maka terlihatlah manusia-manusia sangat angkuh menunjukkan kebodohan dan kesombongannya. Duka dan kepedihan menyaksikan fakta-fakta keadaan di Indonesia dan di Kota Tebing Tinggi-Sumatera Utara tempat Eddy Hartono serta anak-anak kandungnya berdomisili.

    Strategi dan pola diterapkan para oknum sebagai upaya-upaya mengusik ketenangan dan mencelakakan Eddy Hartono serta anak-anak kandungnya,pola-pola penyiksaan psikis dan penganiayaan psikis diterapkan. "Saya tahu apa yang kami alami 7 tahun lebih ini di Kota Tebing Tinggi,"ujar Eddy Hartono. 

    "Dampak penegakkan hukum yang sangat buruk maka kesewenang-wenangan dan semena-mena terjadi terhadap Eddy Hartono dan anak-anak kandungnya.Para oknum sangat angkuh dan sangat remeh bermunculan melampiaskan dendam,benci,iri dengki dan seperti perbuatan premanisme terhadap Eddy Hartono dan anak-anak kandungnya.Teror,intimidasi adalah perbuatan sangat biadab apalagi terhadap anak kecil.Upaya-upaya melecehkan dan menghujam bentuk penyiksaan psikis dan penganiayaan psikis diterapkan sebagai upaya bentuk tekanan upaya mencelakakan secara lahir dan batin,"tandas Eddy Hartono.

    "Kami belum mengalami kritis atau mati,kita lihat nanti jika peristiwa ini terjadi terhadap kami.Negara Indonesia berdasarkan hukum.Islam mengajarkan jadilah generasi pembela tanah air yakni negara.Terkutuklah manusia-manusia yang dengan upaya sangat jahatnya berusaha mempermalukan,menyakiti,menghujam Eddy Hartono dan anak-anak kandungnya.Terkutuklah manusia-manusia yang dengan segala strategi sangat jahat untuk menghujam dan mempresure psikologis Eddy Hartono dan anak-anak kandungnya.Terkutuklah manusia-manusia yang secara sengaja berniat sangat jahat dengan memunculkan rekaman keluarga Eddy Hartono yang sudah wafat dan anak-anak kandung Eddy Hartono saat jadi korban kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran ham ,termasuk juga rekaman suara Eddy Hartono.Inilah doa saya (Eddy Hartono) pada Allah SWT jika masih ada manusia-manusia menjalankan sangat jahatnya terhadap kami hingga pertengahan September 2022 dan hari,bulan,tahun selanjutnya.Terlalu pedih dan duka kepedihan yang kami alami,"kata Eddy Hartono.Pada tahun 2015,kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran ham yang dialami Eddy Hartono dan 4 anak kandungnya pernah diberitakan stasiun Televisi Al Jazeera.

    Jika diantara anak-anak kandung saya ada yang wafat atau kritis,jika anak-anak kandung saya wafat atau kritis semua maka jangan halangi saya untuk membawa kejadian tersebut ke MPR RI/DPR RI.Jika saya (Eddy Hartono wafat atau kritis dampak kesewenang-wenangan dan semena-semena yang terjadi,saya sudah mengamanahkan agar kejadian dibawa ke MPR RI/DPR RI.
    (Dy Hart).- 
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini