-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    Wakil Ketua KPK: Angka Statistik Korupsi Terbanyak Suap Karena Biaya Politik Tinggi

    Selasa, 26 Oktober 2021, Oktober 26, 2021 WIB Last Updated 2021-10-26T11:47:45Z

    Ads:

    Wakil Ketua KPK: Angka Statistik Korupsi Terbanyak Suap Karena Biaya Politik Tinggi



    Jakarta, indometro.id - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron mengungkapkan angka statistik penanganan korupsi paling banyak dengan modus suap sebanyak 739 kasus. Hal itu karena biaya politik tinggi, jauh lebih mahal dibandingkan total harta yang dimiliki oleh pasangan calon. 

    Menurut Ghufron, kasus tersebut melibatkan pihak swasta ketika berkaitan dengan pengurusan izin dan pengadaan barang dan jasa (PBJ). Menurutnya, hal itu terjadi hampir di semua daerah. 

    Saat ini, ada 27 kepala daerah dari 34 provinsi tersangkut tindak pidana korupsi. Salah satu penyebabnya karena biaya politik tinggi. Bahkan jauh lebih mahal dibandingkan total harta yang dimiliki oleh pasangan calon.

    "Anomali yang hanya terjadi di Indonesia ketika banyak yang mau jadi bupati dengan mengeluarkan biaya mahal sekitar Rp5-10 Miliar, sangat jauh dibandingkan dengan hartanya," kata Ghufron saat menyampaikan kuliah umum di Universitas Borneo Tarakan (UBT) secara hybrid di Aula Gedung Rektorat UBT, Kalimantan Utara, melalui keterangan pers yang diterima oleh indometro.id, Selasa, (26/10/2021).

    Ghufron menilai, Calon Bupati memerlukan dana dari sponsor yang di kemudian hari berpotensi menagih modal kembali melalui pengadaan barang dan jasa yang ada di Pemerintah Daerah (Pemda).

    Dia juga mengajak sivitas akademika UBT untuk membangun integritas bangsa dari pendidikan sebagai bagian dari pendidikan karakter dan budaya antikorupsi. Sebab, menurutnya, pendiri bangsa telah menghantarkan Bangsa Indonesia pada kemerdekaan dan tugas generasi penerus untuk membangun rumah bangsa.

    "Bangunan rumah Bangsa Indonesia akan hancur jika korupsi. Tujuan Nasional sesuai pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial, tidak akan terwujud," ajak Ghufron di hadapan sekitar 200 peserta yang hadir. 

    Untuk itu, sambung Ghufron, KPK melakukan insersi dalam bentuk implementasi pendidikan antikorupsi dalam bentuk insersi dan kegiatan kemahasiswaan. KPK, lanjutnya, mendorong pengembangan integritas di perguruan tinggi harus meliputi tiga hal, yaitu pendidikan antikorupsi, penelitian, dan pembangunan integritas ekosistem perguruan tinggi. 

    "Ada tiga elemen integritas, yaitu yang pertama, tata nilai. Bagaimana memahami dan membiasakan. Kedua, tata kelola yaitu internalisasi dalam pengelolaan. Dan ketiga, tata sejahtera (kesejahteraan)," sambungnya.

    Sebelumnya, Ghufron menyampaikan bahwa korupsi merusak tatanan ekonomi. Hal itu karena korupsi telah merusak pasar dan sulit untuk mendapatkan barang dengan harga yang bagus karena adanya suap. 

    Lebih lanjut, dia juga menyebutkan bahwa suap menyebabkan merit system gagal dan akibatnya pembangunan sumber daya manusia terhambat.

    "Gara-gara suap ekspolitasi sumber daya alam tidak terkendali, sehingga mewarisi malapetaka kepada anak cucu," tuturnya.

    Seiring dengan Wakil Ketua KPK, Wakil Rektor 1 Adi Sutrisno dalam acara tersebut menyampaikan bahwa pemberantasan Korupsi telah dilakukan sejak tahun 1967 dan dilanjutkan pada era reformasi. Namun, menurutnya, sejauh ini korupsi masih saja menghantui bangsa Indonesia.

    Sehingga, lanjut Adi, komitmen pribadi menjadi sangat penting karena beratnya memberantas korupsi. Komitmen tersebut, tegas Adi, juga harus dimiliki oleh para mahasiswa demi tercapainya cita-cita bangsa.

    "Di UBT, kuliah terkait antikorupsi diinsersi pada mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan, serta wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa," tukas Adi. 
    KPK
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini