Said Salahuddin Undur Diri dari Sigma Menjadi Sekjen PKP, Said : Itu Pilihan Perjuangan




Jakarta, indometro.id - 
Pengamat Politik dan Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahuddin mengumumkan mengundurkan diri dari Sigma karena ditunjuk menjadi Sekretaris Jenderal Partai Keadilan dan Persatuan atau PKP (sebelumnya bernama PKPI) sebagai pilihan perjuangannya untuk memperbaiki sistem melalui partai politik. 

"Sebagai wujud tanggung jawab moral kepada publik, saya perlu menyampaikan secara terbuka kepada masyarakat bahwa saya telah memilih jalan baru perjuangan memperbaiki sistem kenegaraan melalui pintu partai politik," kata Pengamat Politik Said Salahuddin melalui surat elektronik yang diterima indometro.id, Kamis (2/9/2021). 
BUTUH BANTUAN HUKUM ?

Said menjelaskan bahwa dirinya secara resmi telah ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal Partai Keadilan dan Persatuan (PKP), yang sebelumnya bernama Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Sebuah partai politik yang memiliki ratusan kursi DPRD yang tersebar di seluruh Indonesia.

Melalui partai yang didirikan oleh para tokoh bangsa ini, diantaranya Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, Wakil Presiden Indonesia ke-6. 

"Saya berkomitmen untuk sekuat tenaga memperjuangkan cita-cita para Pendiri Negara, antara lain mewujudkan PERSATUAN bangsa, dengan seerat-eratnya, sekukuh-kukuhnya," jelasnya. 

Dia merasa risau dan terganggu dengan munculnya polarisasi politik di Bumi Indonesia yang sudah berlangsung cukup lama dan telah menimbulkan keretakan sosial diantara elemen masyarakat.
Atas dasar kegelisahan yang mendalam pada kondisi bangsa itulah ia terdorong dan memutuskan untuk terjun ke dalam partai politik dengan memilih PKP sebagai alat perjuangan. 

"Hari ini berkobarlah saya punya semangat yang ingin juga saya tularkan kepada seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama berjuang membangun PERSATUAN di Bumi Indonesia, bersama saya, bersama PKP, Rumah Besar Para Pejuang," ujarnya. 

Said menuturkan bahwa masyarakat harus melenyapkan kepentingan diri sendiri. Hanya dengan jalan demikianlah masyarakat dapat membentuk Negara Indonesia Merdeka yang kekal-abadi, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Demikian pesan Dr. Radjiman Wedyodiningrat yang harus selalu diingat.

Soesanto Tirtoprodjo pernah mengingatkan sejarah negara Indonesia telah memberi pelajaran bahwa jatuhnya bangsa Indonesia ke dalam lumpur penjajahan ialah adanya perceraian diantara bangsa Indonesia sendiri.

"Hal ini hakikatnya terjadi karena selain musuh yang dari luar, ada pula musuh yang datang dari dalam hati kita sendiri, yaitu egoisme dan sifat-sifat perseorangan. Tabiat egoisme itulah yang harus bisa kita atasi," tuturnya. 

Oleh sebab itu, kata Said, bangsa Indonesia memerlukan PERSATUAN. Persatuan berarti bebas dari perselisihan antara golongan (Sosrodiningrat). Marilah seluruh masyarakat sekalian yang cinta pada Tanah Air, berduyun-duyun berjabat tangan. Diikat oleh perasaan cinta-mencitai, harga-menghargai satu sama lain, tak pandang apa agamanya. Masyarakat harus bersatu, senasib sepenanggungan (Wiranatakoesuma).

Pesan dari para penyusun dasar negara itulah yang menguatkan tekadnya untuk memulai perjuangan baru ini, merajut keharmonisan diantara seluruh komponen masyarakat yang heterogen, demi mewujudkan PERSATUAN bangsa. 

Pesan itu pula yang selalu diingatkan Ketua Umum PKP Mayjen TNI Marinir (Purn) Yussuf Solichien, seorang prajurit Sapta marga, mantan komandan pasukan khusus DENJAKA kepada seluruh kader PKP. Petuahnya PKP harus menjadi partai politik pemersatu, dan harus menjadi simbol PERSATUAN.

"Saya tutup Pernyataan Terbuka ini dengan mengutip perkataan Sukarno. Berkata Putra Sang Fajar: Persatuan membawa kekuatan, kekuatan membawa persatuan. Siapa tidak bersatu, tidak kuat. Siapa tidak kuat, tidak bersatu. Dharma eva hato hanti," pungkasnya. 

Posting Komentar untuk "Said Salahuddin Undur Diri dari Sigma Menjadi Sekjen PKP, Said : Itu Pilihan Perjuangan"