Bengkalis/Riau, Indometro.id - Konflik lahan yang diklaim oleh oknum pengusaha dari Pekanbaru inisial BM atau Novrianto yang terjadi di desa lubuk gaung semakin memanas.
Sat mediasi di gedung aula desa lubuk gaung yang dihadiri oleh Mulyadi, Sutris, M. Jep, dan Rifai, yang mewakili masyarakat yang memiliki lahan tidak membuahkan hasil.
"Saya betul betul kecewa, karena hasil pertemuan di gedung aula Desa Lubuk Gaung ini tidak mebuahkan hasil. Oknum penggarap lahan atas nama bombing juga tidak hadir, dan M Yusuf selaku pemeran utama pelaku pembuatan titik kordinat di lahan masyarakat sehingga infestor bisa masuk ke wilayah lahan masarakat juga tidak hadir," ungkap Mulyadi.
Mulyadi menceritakan, terkait konflik lahan di desa lubuk gaung ini, sebenarnya sudah beberapa bulan yang lalu dan sudah pernah dirapatkan di desa, tapi juga tidak mebuahkan hasil.
"Saya menduga kades kami bermain masalah lahan yang ada di desa lubuk gaung. Pasalnya, ada berupa peta dan titik kordinat untuk penggarapan lahan di dusun Rumbai jaya, dan ditandatangani kepala desa lubuk gaung, dan sekarang di garap inisial BM. kalau tidak desa yang memberi izin siapa lagi, sehingga lahan kami bisa di kuasai oknum inisial BM," cetusnya.
Menurutnya, lahan yang digarap inisial BM itu bukan hutan lagi, tapi itu sudah semak belukar, dan pernah dikerjakan masyarakat desa lubuk gaung sejak tahun 2012 lalu, dan sebagian sudah di tanami sawit dan getah. "Bisa pula lahan masyarakat di klem inisial BM," ujar Mulyadi kesal.
Kepala Desa, Samar saat dikonfirmasi mengakui kalau yang menandatangani peta kerja dan kordinat itu adalah benar dirinya.
"Tapi bukan untuk diberikan ke Bombing, itu salah, dan saya sama bombing tidak pernah jumpa, sedangkan saya menelpon bombing saja tidak pernah diangkat HP saya, setahu saya bombing itu bisa masuk ke lahan masyarakat itu salah titik kordinat, makanya saya akan panggil M yusuf, karena dia lah yang survey ke lahan tersebut," ujarnya.
"Saya sudah melakukan upaya mediasi di desa agar masalah ini bisa di selesaikan, tapi juga tidak ada titik terangnya. Kalau masalah terkait saya menerbitkan surat di lahan itu tidak benar, saya sedikitpun tidak pernah mengeluarkan surat untuk Bombing, itu tidak benar. Kalau Bombing merasa punya surat tolong berikan ke desa biar saya cek di arsip desa, siapa yang mengeluarkan surat tersebut. Kemungkinan besar kalau pun ada surat itu yang mengeluarkan M Yusuf, bukan saya," pungkasnya.
Ketika disinggung peran M Yusuf itu sebagai apa, hingga bisa mengeluarkan surat, Samar menjawab, M Yusuf itu sepengetahuannya, ketua kelompok sama sintal.
"Kemungkinan besar dia itulah yang memalsukan surat tersebut, sehingga Bombing bisa mengelola lahan tersebut," ujarnya.
Selanjutnya, ketika ditanya Bombing itu siapa sehingga bisa memasukkan alat beratnya untuk mengerjakan lahan milik masarakat, Samar pun menjawab tidak tahu awalnya bombing itu siapa, setelah lahan itu ribut sama masyarakat baru diketahuinya, kalau bombing itu dapat lahan dari M. Yusuf.
"Harapan saya sebagai kepala desa lubuk gaung berharap kepada Bombing agar segera turun ke lapangan agar bisa melihatkan surat yang dipegang, jangan hanya untuk menggertak masyarakat kami, Kalau mengatakan punya surat dasar SKGR, saya ingin tahu surat yang dipegang Bombing, karena disini saya kepala desanya dan saya tidak pernah mengeluarkansurat SKGR tersebut, kalau adapun, itu palsu," ungkap Samar.
Ketika awak media mencoba menghubungi nomor telepon M.Yusuf, sangat disayangkan, nomor telepon yang dihubungi sudah tidak aktif lagi.
Hingga berita ini ditayangkan, baik Bombing maupun M. Yusuf belum dapat dikonfirmasi.**


Posting Komentar untuk "Diduga Kades Dibelakang Konflik Lahan di Desa Lubuk Gaung yang Diklaim BM Pengusaha Pekanbaru "