-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    Kisah Haminjon Harta Dari Tanah Batak Humbanghasundutan

    Andreas P
    Kamis, 04 Februari 2021, Februari 04, 2021 WIB Last Updated 2021-02-05T04:23:15Z

    Ads:

    Pohon Kemenyan (haminjon)

    Medan, indometro.id - Tano Marbun khususnya di Pandumaan dan Sipituhuta, sekarang masuk wilayah administrasi Kabupaten Humbanghasundutan (Humbahas), Sumatera Utara, punya dongeng tentang satu keluarga miskin yang punya anak perempuan berwajah cantik.

    Sang ayah berutang banyak kepada orang kaya di kampung dan tak mampu membayar.  Sebagai penebus utang, si orang kaya meminta dinikahkan dengan si gadis miskin.


    Tak mau menikah dengan pria tua yang tak dicintainya, sang putri memilih lari dan bersembunyi ke hutan. Dalam persembunyian, dia terus menangis sambil berdoa kepada Mula Jadi Nabolon (Tuhan yang Maha Esa) agar orangtuanya bisa membayar utang dan hidup senang.


    Lama-kelamaan, tubuhnya berubah menjadi pohon dan mengeluarkan getah putih seperti lelehan lilin.

    Ayahnya yang nyaris putus asa mencari, akhirnya menemukan anak gadisnya sudah berubah menjadi pohon. Mereka saling bertangis-tangisan. Sebelum berpisah, sang anak memberi getah putih yang disebut orang Batak dengan haminjon


    "Biar lunas utang mu, kasihkan ini sama orang kaya itu. Sedikit saja kau bawa ini, pasti lunas utangmu," ucap anak tersebut.


    Sang ayah menuruti ucapan anaknya, meski sejak awal dia tak percaya. Besoknya, sang ayah menemui orang kaya dan memberikan kristal putih yang memiliki wangi khas. Orang kaya itu terkejut dan bertanya dari mana dia mendapat getah tersebut.

    "Utangmu lunas, tapi aku minta kau mengambil lagi getah ini," kata orang kaya itu. 


    Sang ayah mengangguk dan kembali ke hutan untuk menemui anaknya. Namun, dia tidak lagi menemukan anaknya, hanya sebatang pohon bergetah putih tempat terakhir kali mereka berjumpa.


    Lambat laun, haminjon terus tumbuh dan bertebaran di Tano Batak.


    Para tetua mempercayai bahwa sang putri yang mendiami hutan-hutan dan memberi kekayaan dengan getah yang melimpah kepada petani.


    "Ada orang tua di Pandumaan yang percaya kalau dirinya sedang berada di hutan dan bermimpi didatangi anak gadis berpakaian putih, bersih dan cantik, maka pas panen pasti getahnya melimpah," kata Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Tano Batak, Roganda Simanjuntak. 



    (Andreas)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini