-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    Salah Pintu

    Jumat, 04 Desember 2020, Desember 04, 2020 WIB Last Updated 2020-12-05T03:40:22Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh

    cerpen .indometro.id - Hari hujan tak datang, kemungkinan  Ngatitah membawa uang yang banyak tak perlulah  Ngatinah  seperti Karin diguyur hujan seharian.
    Mangkok  merahnya  yang kumuh  tak menghasilkan uang  jika  hujan datang  tak mungkin Ngatinah mengintari seluruh jalan kota  dengan basah kuyup akan menam bah belas kasihan dari orang lain yang melihat nya.

    Aku lebih senang panas ketimabang  hujan seperti kemarin , kalau hujan aku habiskan waktu dibawah pohon beringin beringin itu kenal pohon tua itu tak  lagi bisu
    Perlahan lahan  terlalu  banyak celah  dan akhirnya aku basah kuyup juga.

    Aku rasa dia tau bahwa aku seorang penipu kata Ngatinah kepada sudar tukang becak yang  setiap pagi mengantarnya.

     "Wah, wah !" Kata sudar sambil menggeleng kan kepala nya.
     
     Ngatinah sudah bertahun tahun menjadi langganan becak sudar, menurut  Ngatinah sudar orang  satu satunya yang dapat dipercaya sempat sudar  dihakimi masa karena Ngatinah putus asa tidak mendapatkan uang dari belas kasih orang sambil jongkok dan mengandah setra terucap "Bu sedekah nya Bu"  merasa kesal tak seorang pun mengurusnya, tangan  ngatinah pun mulai mengerogoh ke saku celana orang.

    Tertangkap lah tangan ngatinah yang ketiput itu yang mengerogoh saku celana pengunjung pasar.

    Ngatinah pun  menjadi sorotan perhatian sampai hampir dihakimi masa suder langsung menyeret tangan ngatinah untuk cepat pergi dan berucap," ini mamak saya!" Keadaan sedikit lebih tenang walau wajah. Suder menjadi hantaman.

    Semenjak kejadian itu, Ngatinah tak pernah lagi meminta  sedekah di pasar ngatinah lebih sering meminta dari rumah ke rumah.

    Walau Ngatinah Merasa Lebih lelah karena harus  memanggil sekencang mungkin agar pemilik ruamah mendengar dan membukakan pintu dan mengeluarkan biaya dari sakunya. 
    Sudah dua bulan ini Ngatinah  menjadi peminta-minta di perumahan   perumahan di pinggir kota.


    Penulis: Indah Rahayu
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini