-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    Aplikasi E Raport melelahkan Kerja Guru

    redaksi
    Selasa, 22 Desember 2020, Desember 22, 2020 WIB Last Updated 2020-12-22T02:41:22Z

    Ads:

    Ilustrasi


    Pangkal Pinang, indometro.id - Aplikasi E-Raport yang telah diluncurkan oleh Kemendikbud baik untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK telah berlangsung kurang lebih 3 tahun. Guru di sibukkan dengan tugasnya sebagai pendidik, dimana guru dalam fungsi tugasnya Merencanakan, Mengajar, Mendidik dan Melakukan Evaluasi atau Penilaian terhadap peserta didik di setiap akhir semester. 

    Menurut keterangan guru di salah satu sekolah, sebut saja wati (nama samaran) "mengatakan,  kewalahan dalam penilaian E raport di masa pandemi ini,KBM yang kita lakukan sistem daring PJJ.Keterbatas dalam memberi informasi kepada siswa yang tidak memilki android dan yang sangat kita sayangkan kurangnya peran orangtua untuk mendampingi anaknya dalam belajar.Sehingga kurangnya rasa tanggung jawab anak dalam mengerjakan tugas di rumah,di akhir penilaian semester,nilai anak tidak mencukupi standart penilaian dalam aplikasi e raport.Pengisian nilai dalam aplikasi E raport mengharuskan kita sebagai guru harus memanipulasi nilai."ungkasnya.

    Selain itu,Penggunaan E-Rapor pada K13 membuat kami Guru harus ekstra mengisi raport dengan bantuan komputer atau pun laptop. Bahkan guru secara bersama mengerjakan E-Rapor di Lab Komputer Sekolah."ujarnya.

    "Tambahnya,Sebelum meng-entri data E-Raport guru harus mempersiapkan data yang akan di entry untuk setiap KD (Kompetensi Dasar). Secara sekilas mudah atau gampang, tetapi kenyataan dilapangan bahwa guru harus mengisikan nilai pada KD-KD tersebut. 

    Yang menjadi pertanyaan adalah Nilai-nilai yang diisikan KD demi KD yang tertera pada rapor adalah nilai jadi berupa Nilai Pengetahuan, Nilai Ketrampilan dan Nilai Sikap."ungkapnya

    Keadaan pengisian E-rapor ini justru membuat tugas kami sebagai guru terbengkalai, dan pengisian E-rapor ini tidak menciptakan budaya Go Green yang seharusnya sudah tidak menggunakan kertas (less paper) untuk mencetak rapot. Tapi karena keadaan yang tidak memungkinkan karena orang tua siswa selalu bertanya kenapa tidak di cetak rapor?. "tandasnya

    Semoga kedepan aplikasi e-raport dibuat dengan mempertimbangkan kondisi pendidikan anak yang  saat ini terjadi." harapnya.

    (ID)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini