Aksi di depan kantor Kajati Maluku |
Tuntutan puluhan masa aksi yang hadir, guna meminta KEJATI Prov. Maluku untuk memeriksa dan mengevaluasi kinerja Bupati SBB, Drs. M. Yasin Payapo, M.Pd terkait perizinan usaha perkebunan yang di berikan untuk CV. Titian Hijra, namun realitas tidak ada proses perkebunan yang di lakukan oleh CV. Titian Hijra, dan peserta aksi juga meminta untuk pemerintah Daerah dalam hal ini Pemprov. Maluku untuk mengawal dan mencari jalan keluar demi menaikan harga cengkih dan hasil alam khas Maluku lainnya.
Menurut Kordinator aksi Bung Saman Patty kepada media ini menuturkan, aksi ini murni karena kepentingan rakyat yang berada di Maluku, dan terkhususnya masyarakat Kab. SBB" jelas Patty.
"Aksi yang kami lakukan hari ini adalah, bentuk kecaman keras untuk Perintah Prov. Maluku, guna meminta perintah dalam hal ini DPRD Prov. Maluku, memanggil Bupati SBB, Drs. M. Yasin Payapo, M.Pd dan pihak CV. Titian Hijra terkait pembalakan hutan yang berkedok perkebunan Kakao, Pala, dan Kopi, namun dalam realitasnya tidak adanya proses perkebunan tersebut, tetapi haya melakukan pembalakan hutan, hingga mengakibatkan kerusakan hutan, dan berimbas pada putusnya jembatan Waikaka, yang diduga akibat gundulnya hutan sebagai sumbar resapan air" tutur Patty
"Selain menyampaikan orasi pada kantor DPRD Prov. Maluku, kami juga mendatangi Dinas Perindustrian dan perdagangan Prov. Maluku (DISPERINDAK) terkait turunnya haga cengkih dan hasil alam lainnya seperti kopra, pala, dll. Kemi meminta agas DISPERINDAK untuk bagaimna mencari alternatif guna mengstabilkan harga cengkih di pasaran" ungkap Patty
"Kami berharap pemerintah Prov. Maluku dan pihak yang terkait untuk bisa sama-sama menyikapi prsoalan yang akhir-akhir ini terjadi di Kab. SBB seperti persoalan CV. Titian Hijra, terkait pembalakan hutan berkedok perkebunan, Kakao, Pala, Kopi, yang mengakibatkan putusnya jemnatan waikaka," tutup Patty
(Alwi)