-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    Antara Pendusta Atau Pemangku Kepentingan

    redaksi
    Rabu, 10 Juni 2020, Juni 10, 2020 WIB Last Updated 2020-06-10T08:18:21Z

    Ads:

    Tulisan "Opini" oleh Pewarta Indometro.Id

    Politik selalu disimak dengan kosa-kata pertarungan atau kontestasi, hal ini memungkinkan ada pihak pro dan kontra yang membela para jargon masing-masing, seperti kita ketahui bersama bahwa keadaan politik di Indonesia sering dibungkus dengan konsep 'kepentingan' ketimbang 'kepercayaan' sebab jauh sebelum itu masyarakat diiming-imingi bahwa di dalam anggaran, kesuksesan politik akan berujung pada kebaikan bersama.

    Namun berbeda dengan seluruh harapan masyarakat, lagi-lagi ketimpangan sering dipertontonkan dari pemilik kekuasaan, sesuai isi komentar Mantan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono pada saat kunjungan kerjanya di beberapa Daerah mengingatkan gaya hidup mewah para Pejabat Pemda 'Susah payah kita mencari uang dengan meningkatkan ekonomi penerimaan Negara, untuk digunakan rakyat'. seperti yang dikutip dala buku "Indonesia Militan" Penulis : A. Riawan Amin, (hlm ; 5).

    Dari ungkapan tersebut ter'cover bahwa beberapa oknum dalam berpolitik masih terlihat "balita", artinya bukan politiknya yang dianggap berpengaruh tetapi niat terkait menyulapnya keadaan perubahan kepemimpinan yang perlu dikoreksi, terkadang Demokrasi disisipkan dengna iming-imingan (Money Politick) mampu merusak Demokrasi, ala-ala Asal Bapak Senang (ABS) atau Aji Mumpung dinilai masih menjadi budaya berpolitik hari-hari ini.

    Maka tidak heran ketikaa seorang Aktivis Era Orde Lama yakni Soe Hok Gie menganggap bahwa "Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor, Lumpur-lumpur yang kotor, Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah"

    Indikasi ungkapan 'Kotor' oleh Gie tergambar terkait permainan politik yang tidak etis dan mengabaikan regulasi, sejauh perkembangan Demokrasi masih dianggap pincang dan tidak bertumbuh, didalamnya masih berkesan ada polarisasi untuk memangku kekuasaan.

    Maka perlu kiranya membangun persepsi politik untuk kemajuan adalah cara agar suatu Daerah akan berkembang. (Loade)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini