-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    20.465 Orang Meninggal Akibat Corona di Italia, Jumlah Pasien Kritis Menurun

    redaksi
    Selasa, 14 April 2020, April 14, 2020 WIB Last Updated 2020-04-14T03:10:02Z

    Ads:

                                              Pasien virus Corona dalam perawatan medis di italia (AP/Andrew Medichini)


    Roma, indometro.id - Jumlah korban meninggal akibat virus Corona (COVID-19) di Italia telah melebihi 20 ribu orang. Kendati demikian, jumlah pasien yang kritis di negara ini mengalami penurunan selama 10 hari berturut-turut.
    Seperti dilansir AFP, Selasa (14/4/2020), Badan Perlindungan Sipil Italia melaporkan 566 kematian baru dalam sehari. Total jumlah korban meninggal akibat virus Corona di Italia kini mencapai 20.465 orang.
    Jumlah tersebut menjadikan Italia sebagai negara kedua dengan jumlah kematian tertinggi di dunia, setelah Amerika Serikat (AS) yang sejauh ini melaporkan 23.529 orang meninggal.

    Otoritas Italia juga melaporkan penurunan jumlah pasien virus Corona yang dirawat di Ruang Perawatan Intensif (ICU), yakni dari 4.068 pasien saat puncak pada 3 April, menjadi 3.260 pasien pada Senin (13/4) waktu setempat. Penurunan ini disebut mengonfirmasi adanya peningkatan yang baik dalam tren virus Corona di Italia.
    Tidak hanya itu, jumlah tambahan kasus di Italia juga disebut mengalami penurunan menjadi hanya 2 persen. Total kasus virus Corona di Italia kini mencapai 159.516 kasus -- terbanyak ketiga di dunia setelah AS (lebih dari 581 ribu kasus) dan Spanyol (lebih dari 170 ribu kasus).
    Namun seorang pakar penyakit menular terkemuka Italia menyebut data sulit dibaca karena tambahan kasus saat ini, bisa saja mulai terinfeksi sekitar 3 pekan lalu dengan merujuk pada masa inkubasi.
    "Jangka waktu antara momen penularan dan momen kita menerima data bisa mencapai 20 hari. Jadi ketika Anda membaca ada 300 kasus baru, kasus-kasus ini merupakan penularan yang terjadi 20 hari lalu," sebut Giovanni Rezza dari Institut Kesehatan Publik, ISS.
    "Ini tanda-tanda yang positif, tapi jumlah kematian masih tinggi," cetusnya.
    Pekan lalu, otoritas Italia memutuskan memperpanjang lockdown nasional hingga 3 Mei mendatang. Keputusan ini didukung oleh para dokter, namun ditentang oleh para pengusaha yang meragukan mereka bisa bertahan tanpa operasional selama tiga pekan lagi.
    Pada Selasa (14/4) waktu setempat. otoritas Italia akan membuka kembali toko-toko buka dan tempat laundry sebagai uji coba untuk melihat apakah langkah social distancing bisa diterapkan dengan aman di jalanan.

    Berita ini sudah terbit di detiknews

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini