ist |
INDOMETRO.ID - Wabah virus korona benar-benar membuat panik warga di seluruh China. Bahkan mereka menggelar sidak dan razia di kampung-kampung untuk mencari pendatang dari Wuhan, ibu kota Hubei.
Jika mendapati pendatang dari Wuhan, warga akan mengusirnya.
Wuhan merupakan kota pusat epidemi virus korona yang sejauh ini sudah menewaskan 361 orang dan menjangkiti lebih dari 17.000 lainnya.
Komunitas di China beberapa hari belakangan menggiatkan pemeriksaan di permukiman, mendatangi setiap rumah untuk mendata pendatang.
Sidak dan razia bukan hanya ditujukan kepada warga Wuhan, namun mereka yang baru berpergian dari kota berpenduduk 11 juta jiwa itu maupun kota lain di Provinsi Hubei.
Beberapa permukiman menerapkan aturan ketat. Siapa pun yang baru mengunjungi Wuhan tak akan diterima, meskipun mereka penghuni.
"Bahkan jika Anda tinggal di sini, Anda tidak bisa masuk," kata seorang penjaga keamanan di pintu masuk sebuah permukiman di Beijing, seperti dikutip dari AFP, Senin (3/2/2020).
"Orang-orang dari Hubei bisa membawa virus ke sini. Jika dari Hubei, Anda harus melapor ke komite lingkungan terlebih dulu," katanya, menambahkan.
Di kota Shijiazhuang, Provinsi Hebei, dekat Beijing, warga bahkan menawarkan uang tunai 2.000 yuan atau sekitar Rp4 juta bagi siapa saja yang bisa menunjukkan pendatang dari Wuhan.
Pemerintah Kota Beijing mengingatkan kepada para kepala lingkungan bahwa mereka tak punya hak melarang setiap orang masuk setelah menjalani pemerisaan suhu tubuh. Namun perintah itu diabaikan dengan alasan sebagai antisipasi.
Gou Hairong, seorang perempuan yang akan kembali ke rumahnya di Beijing, mengatakan dia dilarang masuk ke kompleks. Padahal dia tak berpergian ke Hubei, apalagi Wuhan, melainkan ke rumah kerabat di Kota Chengdu, Sichuan.
Nasib yang sama dialami seorang pria 24 tahun yang terdampar di stasiun kereta Beijing. Dia ingin berkunjung ke rumah kerabat tapi tak diperbolehkan masuk.
"Jika mereka benar-benar tidak membiarkan saya pulang, saya siap untuk membeli tiket pulang," katanya.
Lucy Huang, warga Wuhan yang kini tinggal di Beijing, mengatakan ada kecenderungan semua penduduk Hubei apalagi Wuhan menerima perlakuan diskriminatif.
"Sebagai penduduk asli Wuhan, saya merasa sangat terluka. Saya merasa kecewa karena orang-orang sudah tidak punya simpati lagi," kata pria 26 tahun yang berprofesi sebagai pembuah film dokumenter itu.
China telah berjuang mengatasi penyebaran wabah virus korona dengan menghentikan transportasi dari Wuhan, termasuk perjalanan bus jarak jauh, kereta, dan pesawat serta menangguhkan perjalanan wisata dari luar negeri.
Sebanyak 11.177 dari total penderita virus korona di China berasal dari Hubei. Sedangkan dari penambahan 57 korban meninggal terbaru pada Senin, hanya satu yang berasal dari luar Hubei. Beijing sejauh ini melaporkan 191 kasus terinfeksi virus korona.
berita ini bersumber dari inews