-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    300 Unit Rumah Warga Sumut Hangus Terbakar Akibat Kerusuhan

    redaksi
    Rabu, 02 Oktober 2019, Oktober 02, 2019 WIB Last Updated 2019-10-02T06:20:59Z

    Ads:

    ist


    INDOMETRO.ID – Suasana di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, hingga kemarin masih mencekam. Hal itu membuat sejumlah warga pendatang, termasuk dari Sumatera Utara, ketakutan dan trauma. 

    Sebagian besar, bahkan berniat untuk pulang ke Sumut. 

    Namun karena sulitnya pesawat dan banyaknya pengungsi, niat itu tidak bisa diwujud. Karenanya, mereka meminta pertolongan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi untuk memulangkan mereka kembali ke Sumut.

    WARGA Sumatera Utara yang tinggal di Wamena, dilaporkan banyak yang mengungsi setelah kerusuhan besar yang terjadi di daerah itu. 

    Zona Simbolon, warga Sumut yang berada di pengungsian kepada wartawan mengatakan, sebanyak 300 unit rumah yang ditempati oleh warga Sumut hangus terbakar akibat kerusuhan. 

    Tidak hanya itu, ratusan warga Sumut yang berada di Wamena tidak memiliki apa-apa lagi untuk bisa kembali ke kampung halaman. 

    “Ada 300 unit rumah terbakar. Tolong kami pemerintah, perhatiannya supaya kami dipulangkan. Kasihanilah kami Pak Gubernur Sumut. Kami sudah tidak bisa berusaha lagi, karena harta benda kami sudah tidak ada lagi. 

    Hanya baju yang pakai ini saja,” katanya.

    Warga Sumut lainnya, M Sihombing yang berprofesi sebagai guru dan sudah 6 tahun mengabdi di Kabupaten Lanny Jaya, Papua, mengungkapkan, setidaknya ada seribuan masyarakat Sumut di Papua. Sebagian di antaranya adalah guru.

    yang mengajar di sejumlah kabupaten di Papua. Konflik yang terjadi di Papua pun membuat mereka harus mengungsi di Jayapura. 

    “Kami mengungsi di Sentani, Jayapura. Tapi masih ada yang bertahan di Wamena. 

    Karena pesawat susah dan jumlah pengungsi membludak. Saya pun baru kemarin sampai di Sentani,” kata Sihombing.

    Dikatakannya, sejauh ini yang ia dengar, ada satu orang warga Sumut yang tewas. Meski begitu banyak yang harta bendanya terbakar. 

    “Kami berharap Gubernur Sumatra Utara membantu kami, karena Gubernur Sumatera Barat sudah mengamankan warganya yang ada di Papua,” katanya lagi.

    Saat ini, sambung Sihombing, ia fokus menjaga anak-anak dan ikut ronda, khawatir ada kerusakan atau penyerangan tiba-tiba, akunya.

    Menyikapi ini, Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu), Musa Rajekshah mengaku segera berkoordinasi langsung dengan Gubernur Edy Rahmayadi agar dapat mengambil keputusan. 

    “Kita menunggu arahan dari Pak Gubernur bagaimana nantinya,” kata pria yang akrab disapa Ijeck ini kepada wartawan di gedung lama Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro, Kota Medan, Selasa (1/10).

    Ijeck mengatakan, pemerintah Sumut tidak akan mungkin membiarkan masyarakatnya mengalami kesulitan saat berada di luar daerah. 

    “Kita tidak mungkin membiarkan warga kita kesulitan berada di sana,” ujarnya.

    Namun, Ijeck belum bisa menyampaikan seperti apa bantuan yang akan diberikan. Lagi-lagi ia mengatakan, masih menunggu arahan dari Gubernur Edy Rahmayadi. 

    “Seperti apa bentuk bantuan dan bagaimana bantuannya, nanti kita menunggu arahan dari gubernur,” ujarnya.

    Terpisah, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, mengaku sudah mendapat laporan soal apa yang dialami warga Sumut di Wamena. 

    Bahkan menurut Edy, sudah dilakukannya komunikasi dengan warga Sumut di Papua serta juga sudah diberi bantuan.

    Bahkan kepada 3 orang warga Sumut, sudah dibantu Pemprov Sumut, di antaranya orang Tapanuli Utara bermarga Silaen. Sekarang Silaen sudah dievakuasi di Rindam di dekat Danau Sentani. 

    “Yang lainnya ini sedang kita koordinasikan dan besok kami akan rapat kek mana kami ambil langkah untuk memindahkan dan mengevakuasi,” kata Gubernur Edy menjawab wartawan, di Kantor Gubsu, Jalan Diponegoro Medan, Selasa (1/10).

    Menurut Edy, Pemprov Sumut ada menyiapkan bantuan. Namun pihaknya tidak bisa langsung mengambil keputusan untuk memulangkan warga. 

    Sebab banyak persoalan yang harus dipikirkan secara matang. Misalnya bagaimana setelah pulang dan mereka mau dikemanakan. 

    “Siapa yang urus, seperti apa, ada anaknya kek mana mau sekolah. Bukan segampang itu, banyak hal yang harus kita pikirkan,” sebutnya.

    Selain itu, Edy juga mrngaku segera membentuk tim khusus untuk menangani warga Sumut yang ada Wamena. Tim khusus diharapkan segera bekerja dan berangkat ke Papua. 

    “Tim ini berada di bawah BPBD (Badan Panggulangan Bencana Daerah) Sumut,” sebut Edy.

    Dikatakannya, tim ini akan segera diberangkatkan ke Wamena. Mereka akan menangani berbagai hal terkait warga Sumut di sana, termasuk memberikan bantuan yang dibutuhkan, melakukan pendataan, mentabulasi kebutuhan dan kemungkinan penanganannya yang terbaik.

    Berdasarkan informasi dari ACT (aksi cepat tanggap), katanya, saat ini sedikitnya ada 720 warga yang mengungsi dan ingin pulang. 

    Mereka mengungsi di Kodim 1702, Polres Wamena, Bank Papua, dan beberapa titik pengungsian lain. 

    “Kita minta tim ini segera bekerja, agar warga Sumut yang ada di sana dapat segera dievakuasi, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” tegas Edy.

    Gubernur juga menyampaikan keprihatinannya, atas kondisi yang terjadi di Papua. Gubernur mengimbau agar warga Sumut tetap menjaga persatuan dan kesatuan. 

    “Saya turut prihatin atas apa yang terjadi di Wamena, hal tersebut tidak kita inginkan. 

    Kita menginginkan seluruh masyarakat di Indonesia tanpa kecuali bisa hidup berdampingan dengan harmonis,” tandasnya.

    Sebelumnya, Kabid Humas Pemprov Sumut, Muhammad Ikhsan mengaku sudah melakukan pendataan berapa jumlah warga Sumut yang mengungsi akibat kerusuhan itu. 

    “Informasi yang kita terima, ada warga Sumatera Utara yang ikut mengungsi di Asrama Lanud 751 Jayapura, Rindam Jayapura,” kata Kabid Humas Pemprov Sumut, Muhammad Ikhsan, Senin (30/9).

    Pun begitu, kata Ikhsan, hingga kini pihaknya belum mendapat laporan lebih rinci mengenai kondisi warga Sumut yang ada di sana. 

    Begitu juga dengan warga yang meninggal atau luka-luka akibat kericuhan berdarah di daerah itu. 

    “Sejauh ini belum ada laporan mengenai warga Sumut yang jadi korban. Jumlah warga Sumut yang merantau di sana juga masih kami data,” ungkapnya.

    Selain melakukan pendataan, Pemprov Sumut juga telah menggelar pertemuan dengan Ikatan Keluarga Minang di Medan dan menggalang bantuan untuk korban di Papua. 

    Bantuan kemanusiaan segera dikirimkan ke sana. “Soal teknis dan di lapangan, nanti mereka (keluarga Minang) yang atur. 

    Pemprov Sumut tentu berharap masalah ini cepat selesai. Warga juga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan,” pungkasnya.

    Berita ini bersumber dari sumutpos


    Komentar

    Tampilkan

    Terkini