-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    Pesawat Batal Mendarat di Silangit

    redaksi
    Jumat, 20 September 2019, September 20, 2019 WIB Last Updated 2019-09-20T07:19:40Z

    Ads:

    ist

    INDOMETRO.ID - KABUT asap juga berdampak pada berkurangnya jarak pandang di Kawasan Danau Toba, seperti terpantau di Kabupaten Samosir, Kamis (19/9). 

    Kepala BBMKG Wilayah I Medan, Edison Kurniawan mengatakan, kondisi kabut di Danau Toba juga berdampak buruk pada penerbangan menuju Bandara Sisingamangaraja XII di Silangit, Tapanuli Utara.

    “Karena jarak pandang yang tidak memadai dan landasannya masih kurang, maka pihak maskapai batal mendarat di Bandara Silangit,” sebut Edison.

    Jarak pandang di Danau Toba khususnya di Bandara Silangit yang hanya 1.000 meter terlalu samar dan membuat pilot kesulitan.

    mendararatkan pesawat. Staf pelayanan Jasa BMKG Wilayah I Medan, Nora Valencia Sinaga juga mengatakan kabut asap tersebut berasal dari Riau dan beberapa titik kebakaran lahan di Sumut. 

    “Kabut asap tersebut dapat berasal dari kiriman dari Riau atau pun juga bisa kiriman asap dari lahan kebakaran lahan di wilayah Sumut,” tuturnya.

    Dari catatan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan menunjukkan, kabut asap memang menyelimuti sebagian Sumatera beberapa hari terakhir.

    Termasuk kawasan Danau Toba. 

    Mereka juga memastikan kabut asap berasal dari kebakaran hutan dan lahan di banyak titik.

    Untuk wilayah Sumut, terdeteksi enam titik panas (Hotspots) di sejumlah kabupaten. Kabut ini mengandung campuran mist atau uap air dengan debu dari kebakaran hutan. 

    Namun, disebutnya kelembaban di wilayah Sumatera Utara masih cukup tinggi 90 persen. 

    Uap air masih cukup memadai di wilayah Sumatera Utara.

    Kabut asap ditenggarai bersumber dari kebakaran Lahan di Riau yang dibawa angin berasal dari Tenggara sampai ke Wilayah Danau Toba. 

    Diperkirakan asap masih akan terus bertahan hingga dua hari ke depan, apalagi saat ini arah angin berhembus dominan dari Tenggara. 

    “Tergantung dari arah dan kecepatan angin, juga bergantung kondisi cuaca dan titik hotspot. Dilihat dari kondisinya masih berlangsung hingga 1 dan 2 hari ke depan,” tuturnya.

    20 Hektare Hutan di Kawasan Danau Toba Terbakar

    Selain karhutla di Privinsi Riau, kebakaran hutan juga terjadi di lahan perbukitan di kawasan Danau Toba, tepatnya di Desa Silalahi III, Kecamatan Silalahi Sabungan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. 

    Kebakaran tersebut terjadi pada Rabu (18/9) kemarin, dan menghabiskan sekitar 20 hektar hutan di sana. 

    Petugas menduga, kebakaran tersebut disebabkan oleh warga yang membuang puntung rokok sembarangan.


    Informasi yang beredar, kebakaran tersebut terjadi sekitar pukul 14.20 Wib, kemarin. Sekitar 50 orang anggota tim yang terdiri dari Manggala Agni, TNI/Polri dan dibantu masyarakat langsung turun ke lokasi terjadinya kebakaran untuk memadamkan api menggunakan alat seadanya.

    Tim Gabungan sempat kesulitan menuju lokasi lantaran medan yang dilalui cukup berat dengan kemiringan sekitar 60 derajat. 

    “Api baru berhasil dipadamkan sekitar pukul 18.30,” kata Humas Manggala Agni Daops Sibolangit, Angfier Sinaga, Kamis (19/9).

    Dia mengungkapkan, kebakaran tersebut terjadi diduga karena adanya seorang yang membuang puntung rokok sembarangan di wilayah itu hingga api menyebar dan membakar hutan di sana. 

    “Hutan dan lahan yang terbakar di sana kurang lebih 20 hektar. 

    Api cepat tersulut karena saat ini kondisinya lagi musim kering dan angin bertiup kencang sedangkan vegetasi semak belukar,” ungkapnya.

    Menurut dia, hingga kini Polsek Silalahi terus menyelidiki penyebab kebakaran di tempat. Kepada semua pihak, dia berharap untuk menjaga hutan di tempat itu, agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

    “Hingga hari ini, petugas juga masih bersiaga di lokasi kebakaran untuk mengantisipasi kejadian serupa terulang. 

    Selain itu, petugas juga berupaya melakukan mopping up sebagai bentuk penanganan pasca terjadinya kebakaran,” tutupnya.

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bahagia Ginting juga menjelaskan, sulitnya medan yang curam dan terjal serta angin yang cukup kencang membuat tim merasa kesulitan untuk memadamkan api. 

    “Setelah berupaya semaksimal mungkin akhirnya sekitar 3 jam lebih lamanya berjibaku memadamkan api, akhirnya api berhasil dipadamkan oleh seluruh tim,” katanya.

    Kawasan Danau Toba salah satu lokasi yang kerap terjadi kebakaran hutan dalam satu tahun terakhir sedikitnya sudah terjadi 4 kali kebakaran di Kecamatan Silalahi Sabungan

    Berita ini telah di terbitkan dan bersumber dari sumutpos
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini