cara gantung diri pada pohon di belakang rumah orang tuanya, Selasa
(30/4/2019) malam.
Korban buah kasih Yeremis Fongo dan Odilia Ado ini tidak memiliki masalah apapun sehingga kematian dengan cara tak wajar tersebut masih menyisahkan misteri.
Informasi yang dihimpun media ini, Rabu (1/5/2019) siang menyebutkan, sebelum korban ditemukan gantung diri di belakang rumah orang tuanya, korban masih membantu orang tuanya.
Korban pergi membeli sayur dan ikan di pasar harian untuk kebutuhan makan malam, barang belanjaan tersebut diserahkan kepada mamanya untuk diolah.
Selang beberapa lama kemudian sang ayah pulang ke rumah untuk makan malan usai menutup kiosnya yang letaknya tidak jauh dari rumah mereka. Sang ayah menjalani kehidupan keluarga dengan berdagang kecil-kecilan dengan menjual barang kebutuhan sembako. Usai makan malam sang ayah menonton TV.
Sementara sang istri penasaran, terhadap anaknya yang tiba-tiba hilang, ia berusaha mencari agar anaknya segera santap malam, Sangibu memanggil-manggil anaknya sambil ke luar rumah.
Pada saat ibunya menoleh di belakang rumah, persis di pohon asam ibunya mendapatkan Mario sudah gantung diri. Sang ibu memanggil suaminya untuk memberi
pertolongan, namun nyawa korban tidak bisa diselamatkan, sebab lilitan tali pada leher korban sudah sangat kencang. Sang ayah menurunkan anaknya dan meminta bantuan tetangga untuk mengangkat korban ke dalam rumah.
Kejadian tersebut menyebabkan anggota keluarga sangat panik, demikian dengan warga tetangga keluarga setempat. Sebab korban dikenal anak baik dan selama ini tidak pernah menceritakan kepada orang tuanya apabila korban sedang dirundung masalah. Bahkan menjalankan aktivitas seperti biasa terutama menolong kedua orang tuanya.
Menyikapi kejadian tersebut aparat Kepolisian Sektoral (Polsek) Waelengga, melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Aparat kepolisian setempat juga memanggil tenaga medis dari Puskesmas Waelengga, dr. Edy Syahputra untuk melakukan visum et repertum.
Hasilnya tidak ada tanda kekerasan pada tubuh korban.
Salah seorang guru korban, Vivi Kadja, S.Pd, yang dihubungi media ini mengaku tidak mengetahui kronologis kejadiannya. Hanya saja pihaknya sudah menyatakan belasungkawa dengaan melayat korban di rumah duka.
“Saya baru pulang melayat korban. Tentang kronoligis kejadianya saya tidak tahu,” katanya. (Kanis Lina Bana)