-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    Diduga Kelelahan Kawal Pemilu Serentak 2019, 3 Polisi & 9 PPS/PPK di Sumut Meninggal

    redaksi
    Selasa, 30 April 2019, April 30, 2019 WIB Last Updated 2019-04-30T04:42:15Z

    Ads:

    Eri Syahrizal meninggal dunia saat melaksanakan tugas rekapitulasi penghitungan hasil suara pemilu tingkat Kecamatan Bajenis, Kota Tebing Tinggi.
    MEDAN,INDOMETRO.ID – Jumlah petugas Pemilu Serentak 2019 di Sumatera Utara yang meninggal dunia terus bertambah. 

    Senin (29/4) dinihari, Kanit Provos Polsek Bosar Maligas Polres Simalungun, Aiptu Tunggul Simbolon, gugur dalam kecelakaan tunggal usai mengawal kotak suara. 

    Di Tebing tinggi, seorang petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) juga meninggal kemarin dengan demikian, total petugas Pemilu yang meninggal di Sumut hingga kemarin mencapai 12 orang, yakni 3 orang petugas kepolisian, delapan orang Petugas Pemungutan Suara (PPS), ditambah satu orang PPK.
    Informasi dihimpun, kecelakaan tunggal yang menewaskan Aiptu Tunggul Simbolon, terjadi korban mengawal kotak suara dari kantor PPK Kecamatan Ujungpadang menuju kantor KPU Kabupaten Simalungun di Pematangraya.
    Awalnya, Kapolsek Bosar Maligas AKP J Sijabat bersama personel TNI, berangkat dari Kantor PPK Ujungpadang menuju KPU Simalungun, dalam rangka mengantar logistik Pemilu yang baru saja selesai di tingkat kecamatan.
    Setelah logistik Pemilu diserahkan ke KPUD Simalungun di Pematang Raya, korban Aiptu Tunggul Simbolon bermaksud pulang ke rumahnya, di pekan Balata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun.
    Tepat di Jalan Siantar – Parapat KM 5 Kelurahan Tong Marimbun Kecamatan Siantar Marimbun, korban menabrak pohon mahoni di sebelah kiri jurusannya. Akibat kecelakaan tersebut, korban mengalami luka koyak pada kepala atas bagian kanan, patah tulang iga sebelah kanan dan kiri, luka gugus pada dada kiri, luka lembam pada dada kiri sehingga korban meninggal dunia di TKP.
    “Yang bersangkutan diduga kelelahan sehingga slip menabrak pohon mahoni,” kata Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Agus Andrianto, Senin (29/4) sore.
    Dengan kejadian ini, total sejauh ini sudah tiga orang anggota Polri di Sumut yang gugur dalam rangka pengamanan tahapan Pemilu. Seorang personel lainnya saat ini masih dirawat di RS Bhayangkara Medan.
    “Yang meninggal anggota Polri, ketiganya mendapat penghargaan. Sedangkan yang kritis, sebelumnya koma saat ini mulai berangsur pulih,” sebut Kapolda Sumut.
    Sebelumnya, dua anggota Polri di Sumut juga meninggal dunia saat mengawal Pemilu 2019, yakni Kanit Diksaya Polres Padangsidimpuan, Iptu Partahian Dalimunthe. Partahian mengembuskan nafas terakhir saat melaksanakan tugas pengamanan di PPK Hutaimbaru, Kamis (25/4). Ia meninggal di Rumah Sakit Umum (RSU) Padangsidimpuan, sekitar pukul 13.30 WIB.
    Sebelumnya, ia pingsan diduga karena kelelahan saat pengamanan.
    Korban kedua yakni Aiptu Jonter Siringo-Ringo (51), anggota Satuan Reserse dan Kriminal Polres Dairi. Dia gugur diduga karena kelelahan, saat mengamankan Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Tiga Baru, Kecamatan Pegagan Hilir Kabupaten Dairi Sumatera Utara, Kamis (18/4) lalu.
    Sedangkan polisi yang kritis bernama Aiptu Martin Sembiring (54). Personel Polres Padangsidimpuan yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di Desa Tarutung Baru Kecamatan PSP Tenggara, Kota Padangsidimpuan. Martin kritis tak sadarkan diri, usai sepeda motor yang dikendarainya disenggol mobil yang melintas dari arah berlawanan di Jalan Umum HT Rijal Nurdin KM 7, Desa Purba Tua, Kecamatan Psp Tenggara, Kota Padangsidimpuan, Sabtu (20/4).
    Sebelum kecelakaan terjadi, sekitar pukul 21.45 WIB, Aiptu Martin meminta izin istirahat dan pulang ke rumah, karena merasa pusing saat Rapat Pleno Terbuka perhitungan suara di Kantor Camat Psp Tenggara, Kota Padang Sidimpuan.
    Anggota PPK Meninggal di Tebing Tinggi
    Petugas berikutnya yang juga meninggal saat menjalankan tugas dalam Pemilu Serentak 2019, adalah Eri Syafrizal (57), petugas PPK Bajenis Kota Tebingtinggi. Ia meninggal dunia didiuga akibat kelelahan saat melaksanakan penghitungan suara pemilu serentak 2019, hingga malam terakhir di Kantor Camat Bajenis Kota Tebingtinggi.
    Petugas PPK dan rekan korban yang berada di tempat tugas, sempat membawa korban yang mengalami sesak napas, ke RSUD Dr Kumpulan Pane Kota Tebingtinggi, Senin (29/4) sekira pukul 01.00 WIB. Namun setelah tiga jam dirawat, sekitar pukul 04.00 WIB dinihari, korban menghembuskan nafas terakhir.
    Rekan korban, Rahmat Petugas Panwas Kelurahan Pinang Mancung, mengatakan Minggu malam sekira pukul 11.00 WIB, dirinya masih bersanda gurau dengan korban. Ia bahkan sempat makan malam bersama korban, usia penghitungan rekapitulasi suara tingkat Kecamatan Bajenis Kota Tebingtinggi. Kemudian mereka mengantarkan kotak suara ke Gudang Logistik milik KPU di Jalan Prof Dr Hamka Kota Tebingtinggi.
    “Malam itu tidak ada keluhan sakit,” bilang Rahmad.
    Selanjutnya masing-masing pulang kerumah. Tetapi pada pagi hari, Rahmat mendapat khabar bahwa korban telah meninggal dunia. “Terkejut menerima laporan atas sepulangnya Pak Eri, karena tidak ada laporan sakit,” bilangnya.
    Ketua KPU Kota Tebing tinggi, Abdul Khalik, didampingi Komisioner lainnya menyatakan KPU turut berduka cita atas berpulangnya anggota PPK Kecamatan Bajenis, diduga akibat kelelahan usai melaksanakan rekapitulasi hasil suara tingkat kecamatan. Informasi diperolehnya, sebelum meninggal, korban sempat mengeluhkan sakit di bagian uluh hati karena masuk angin.
    “Meninggal lagi satu pahlawan pemilu. Kejadian ini sudah dilaporkan ke pihak KPU Sumut. Kami berharap kepada anggota PPK yang lainnya untuk meningkatkan kesehatannya,” bilangnya.
    Almarhum Eri Syafrizal yang tinggal di Jalan Letda Sujono Kecamatan Bajenis Kota Tebingtinggi, meninggalkan seorang istri. KPU Tebingtinggi akan menyerahkan tali asih kepada almarhum.
    Sebelumnya, 8 orang petugas Panitia Pemungutan Suara (PPS) meninggal di seluruh wilayah di Sumatera Utara, sejak pemungutan suara Pemilu Serentak tanggal 17 April lalu. Petugas yang meninggal terdiri dari berbagi usia, mulai dari usia 28 tahun hingga 54 tahun.
    Penyebab meninggalnya para petugas PPS tersebut diduga akibat kelelahan, karena tingginya tingkat intensitas pekerjaan mereka di saat-saat penghitungan suara.
    Adapun nama-nama petugas PPS di Sumut yang sebelumnya meninggal dunia yakni, 1. Zulkifli Salamuddin (45) dari TPS Medan Johor kota Medan, 2. Eva Arnaz (35) dari TPS Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu, 3. Jalakon Sinaga dari TPS Berampu kabupaten Dairi, 4. Zainuddin Keliat (52) dari TPS Pancur Batu kabupaten Deliserdang, 5. Putra Sipayung (28) dari TPS Purba kabupaten Simalungun, 6. Sutrisno dari TPS Medan Selayang kota Medan, 7. Uswatun Hasanah Harahap (30), 8. Sayur Nasution dari TPS di kabupaten Mandailing Natal. (sp)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini