-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    Penurunan Harga 20% Belum Terlaksana, Tiket Garuda Masih Mahal

    redaksi
    Sabtu, 16 Februari 2019, Februari 16, 2019 WIB Last Updated 2019-02-16T08:02:41Z

    Ads:

    Karyawan maskapai Garuda Indonesia melayani calon penumpang di counter penjualan tiket Jalan Mongonsidi Medan, beberapa waktu lalu.
    SUMUT,INDOMETRO.ID – Garuda Indonesia Group melalui lini layanan full service Garuda Indonesia dan Low Cost Carrier (LCC) Citilink Indonesia serta Sriwijaya Air-NAM Air Group mengumumkan penurunan harga tiket di seluruh rute penerbangan domestik sebesar 20 persen mulai Kamis (14/2) lalu. Namun pada Jumat (15/2), penurunan harga tiket maskapai tersebut belum terlaksana, masih tetap mahal.


    UNTUK memastikan turunnya harga tiket Garuda Indonesia Group, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi langsung melakukan pengecekan. Ternyata, Budi mendapati kalau harga tiket Garuda pada Jumat (15/2) kemarin masih mahal. “Saya tadi pagi juga cek harga, hari ini masih mahal,” katanya kepada wartawan di Kantor LKPP, Jakarta, Jumat (15/2).
    Mengetahui hal itu, Budi Karya mengatakan, langsung meminta Garuda segera melakukan koreksi terhadap harga tiket yang masih mahal itu. “Saya sudah sampaikan ke Garuda supaya dikoreksi,” ujarnya.
    Saat ditanya apakah penurunan 20 persen masih dianggap mahal, dia justru menilai masih ada tiket yang belum melakukan penyesuaian penurunan harga 20 persen. “Bukan (penurunan 20 persen kurang). Nggak dilakukan (penurunan harga),” sebutnya.


    BACA JUGA:

    Untuk itu, dia meminta maskapai tersebut segera melakukan penurunan harga tiket secara konsisten. “Harus dilakukan secara cepat dan konsisten. Memang ada alasan sisa-sisa stok pada Traveloka dan sebagainya. Kita akan bicara. Saya tetap berpikiran positif,” tambahnya.
    Pantauan Sumut Pos di Bandara Internasional Kualanamu, Deliserdang, Jumat (15/2), harga tiket Garuda Indonesia Group memang masih mahal. Bahkan menurut beberapa biro travel, berdasarkan situs layanan pemesanan tiket pesawat, harga tiket Medan–Jakarta untuk kelas ekonomi Rp2 jutaan. “Pembelian tiket untuk kelas ekonomi sudah tidak ada lagi alias full booking. Kalaupun ada, harganya selangit mencapai Rp3,6 juta. Mungkin kondisi ini sepekan bertahan, dan selanjutnya akan turun harganya. Tapi itupun sudah di-closed,” kata Pilion, seorang biro travel.
    Hal senada dikatakan Arfin, biro travel lainnya. Menurut dugaanya, kenaikan harga tiket pesawat ini disebabkan ada unsur permainan oknum yang sengaja memainkannya. Karenanya dia meminta agar pemerintah menurunkan harga tiket pesawat dan menindak oknum tersebut. Bila perlu izinnya usahanya dicabut. “Coba otoritas bandara itu sesekali cek manifes pesawat. Aakah setiap flight penuh? Bisa saja permainan airlines, katanya penumpang full,” pungkasnya.
    Duty Maneger Garuda Station Kualanamu, Elenaria Tiarmauli Gultom yang dikonfirmasi mengakui harga tiket masih mahal. Menurutnya, memang ada perintah untuk menurunkan harga tiket pesawat. Namun, penerapannya belum bisa dilakukan segera.
    Hal ini disebabkan harus melihat ada pembagian supclasis. “Kita buka dengan melihat isian yang sudah ada. Hari ini misalnya Medan-Jakarta contohnya isiannya 95 persen. Otomatis seat yang terbuka tentunya medium up. Tapi bila isian pesawat masih terbuka 60 atau 50 persen, tentunya akan dibukakan memang supclasis yang promo yang rendah ke medium,” ungkapnya.
    Sehingga penurunan harga tiket hingga 20 persen berkaitan dengan isian pesawat. Sampai saat isian pesawat 95 persen. Maka sampai saat ini masih diberlakukan penerapan layanan medium up dengan Rp2,4 juta untuk Medan-Jakarta. “Makanya, meski ada perintah penurunan harga tiket pesawat di Garuda Group, namun belum dapat dilakukan segera,” sebutnya.
    Monopoli Avtur akan Dicabut
    Terpisah, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, pemerintah berencana mencabut monopoli avtur. Tak hanya itu, harga avtur juga akan ditekan mendekati harga pasar agar tiket pesawat tidak melambung.


    “Salah satu penyebab tingginya harga tiket itu adalah bahan bakarnya, namanya avtur. Avturnya itu dimonopoli oleh satu perusahaan,” ujar Yahya di sela Seminar Legenda Borobudur di Yogyakarta, Jumat (15/2).
    “Oleh karenanya, malam itu tanggal 11 Februari Pak Presiden bilang turunkan harga avtur sesuai dengan harga pasar atau mendekatinya. Yang kedua monopoli akan dicabut, itu yang diumumkan,” lanjutnya.
    Selanjutnya, Presiden Jokowi juga memerintahkan jajaran kabinet kerja untuk menurunkan harga tiket pesawat yang sempat melambung tinggi. Salah satu maskapai, yakni Garuda telah melaksanakan perintah tersebut. “Pak Presiden mengumumkan pokoknya harga tiket harus turun terakhir Minggu ini. Garuda (harga tiketnya) sudah langsung turun 20 persen,” ungkapnya.


    Selain kebijakan tersebut, lanjut Yahya, Presiden Jokowi juga membatalkan kebijakan yang disebutnya sangat memukul sektor pariwisata. Yakni larangan menggelar rapat di hotel. “Ahamdulillah Pak Presiden langsung turun tangan. Satu rumor bahwa ada satu menteri akan melarang kegiatan di hotel-hotel langsung dicabut. Karena pengaruhnya itu lebih buruk lagi daripada tiket (pesawat),” tutupnya.(sp)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini