Wujudkan Kinerja Berbasis HAM, Ini 3 Langkah Polrestabes Medan
redaksi
Daftar Isi
Kapolrestabes Medan Kombes Dadang Hartanto berfoto bersama pengurus KontraS Sumut usai menjadi salahsatu nara sumber dalam kegiatan Workshop dan Pelatihan Mendorong Pemolisian Berbasis HAM di Hotel Garuda Plaza pada Senin, 6 Agustus 2018/ist |
MEDAN, INDOMETRO.ID- Jajaran Polrestabes Medan terus berupaya melakukan peningkatan kinerja kepolisian, termasuk menyangkut penegakan hukum berbasis Hak Asasi Manusia (HAM).
Untuk itu, Kapolrestabes Medan Kombes Dadang Hartanto mengatakan, ada tiga langkah ang telah dilakukan pihaknya dalam meningkatkan kinerja mereka.
“Implementasi polisi berbasis ham yakni yang pertama gaya pemolisian dalam melakukan penanganan kasus itu berubah, struktur juga sudah berubah, kemudian alatnya” ungkap Dadang Hartanto dalam Workshop dan Pelatihan Mendorong Pemolisian Berbasis HAM di Hotel Garuda Plaza pada Senin (6/8/2018).
Sebagai cerminan penerapan hal itu, kata Dadang, gaya penanganan kasus yang saat ini dilakukan pihaknya tidak lagi dengan pemaksaan atau tekanan kepada terduga pelaku tindak pidana. Melainkan melalui proses pembuktian yang benar-benar dilakukan secara seksama dan humanis.
Contoh lain disebutnya terlihat dalam proses penegakan berlalu lintas. Dadang menyebut jika tidak ada lagi serta merta melakukan penilangan. Semuanya bertahap mulai dari sosialisasi, teguran hingga operasi penindakan yang keras.
Kedua, perubahan yang dilakukan dengan adanya tindakan kepolisian berbasis HAM terlihat secara struktur. Dimana kepolisian saat ini membangun suatu bidang khusus yang menangani perempuan dan anak. Perkara-perkara yang berkaitan dengan perempuan dan anak akan ditindaklanjuti dengan tindakan khusus.
Terakhir, pembenahan yang dilakukan kepolisian mengenai tindakan yang berbasis HAM terletak dari alat yang dipakai.
“Alat yang digunakan untuk melengkapi tugas-tugas kepolisian sekarang sudah sangat humanis. Misalkan ketika adanya demonstrasi, kepolisian tidak lagi mengandalkan peluru tajam. Melainkan melalui tahapan-tahapan tertentu seperti negosiasi, menggunakan tangan kosong, menggunakan tokat dan tameng” paparnya.
Hingga yang terakhir menggunakan kekuatan yang sifatnya keras. Seperti tameng dengan kecut dan menyemprotkan water canon.
“Jadi ada tahapannya. Water canon juga kalau ditembakkan adalah air bersih. Karena yang dilawan adalah warga masyarakat mereka sendiri” lanjut Dadang dalam acara yang dilaksanakan oleh Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) tersebut.
Untuk itu, Dadang mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk sama-sama menjaga keamanan dan memberikan masukan kepada kepolisian agar kinerja pihaknya semakin baik.
“Harus ada produk yang didorong agar kepolisian menjadi lebih baik, khususnya dalam hal yang berbasis HAM. Jadi saya mendorong untuk acara seperti ini rutin dilaksanakan”, tandas Dadang.
Disisi lain Koordinator KontraS Sumatera Utara, Amin Multazam Lubis, mengucapkan terimakasih atas kehadiran Kapolrestabes beserta staf dan jajarannya. Dirinya berharap forum yang dilaksanakan pihaknya dapat menjadi bahan untuk meningkatkan kinerja kepolisian khususnya di jajaran Polrestabes Medan.
“Terimakasih kepada Kapolrestabes Medan dan jajarannya. Mudah-mudahan ini bisa jadi perbaikan buat kita bersama dalam upaya peningkatan penegakan HAM”, harap Amin.(ol)
Posting Komentar