-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    Indonesia Sudah Merdeka 73 Tahun, Warga Kampung Aur Malah Ngaku Masih Terjajah ‘Isu Buaya’

    redaksi
    Sabtu, 18 Agustus 2018, Agustus 18, 2018 WIB Last Updated 2018-08-18T02:17:17Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh
    Aliran Sungai Deli di kawasan Kampung Aur tampak lengang tanpa kegiatan perayaan HUT RI ke 73. Warga takut menggelar kegiatan upacara bendera dan berbagai perlombaan sejak isu buaya lepas menyeruak/ist
    MEDAN, INDOMETRO.ID- Ada yang berbeda dalam perayaan HUT RI ke-73 di kawasan Sungai Deli, persisnya di Kampung Aur, Jl Letjen R Suprapto, Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun. Jika di tahun-tahun sebelumnya kegiatan Hari Kemerdekaan selalu berlangsung meriaj, namun hari ini, Jumat (17/8/2018), tampak tak meriah.
    Suasana itu tampak semakin berbeda, karena di tahun ini, warga yang tinggal di bantaran sungai deli itu tidak menggelar kegiatan apapun di tengah aliran sungai kebanggaan warga Medan itu, termasuk upacara bendera yang biasa menjadi ciri khas perkampungan ini.
    Rupanya, bukan karena enggan untuk menggelar tradisi tahunan itu, tapi semua itu terjadi karena warga khawatir dengan adanya “isu buaya” yang masih berkeliaran di sepanjang aliran Sungai Deli. Akan tetapi, meski seperti harus kecewa, untuk tetap menjaga silaturahmi, warga masih tetap membuat perayaan HUT RI lewat gelaran beberapa perlombaan meski hanya dilaksanakan di tengah pemukiman mereka.
    Ketua Sanggar Perkasa, Reza Anshori Caniago mengatakan, kegiatan perayaan HUT RI seperti upacara bendera dan berbagai perlombaan diselenggarakan warga bantaran sungai Deli sejak dari tahun 2012 silam. Akan tetapi, di tahun ini warga tidak bisa membuat perayaan lagi di dalam sungai.
    “Kenapa tahun ini kami tidak membuat kegiatan perlombaan di sungai, karena isu lepasnya beberapa ekor buaya di aliran sungai Deli, dan sampai saat ini kami tidak tau apakah buaya-buaya itu sudah ditangkap apa belum. Informasi terakhir yang kami dengar di Gang Nasional, ada satu ekor yang ditangkap, itupun yang berhasil menangkap warga sekitar,” kata Reza Anshori kepada wartawan di Kampung Aur, di sela-sela berlangsungnya perlombaan.
    Dari hasil rapat warga, sambung Reza, kepala lingkungan mengatakan masih ada satu ekor buaya dengan ukuran satu badan manusia yang ada di perbatasan Sungai Babura dan Sungai Deli. Berdasarkan hasil rapat itulah, warga sepakat untuk tidak membuat perlombaan di sungai.
    “Inilah kali pertama kami tidak membuat acara perlombaan di sungai. Kami sangat kecewa karena tidak bisa membuat perlombaan di sungai, seperti tahun-tahun sebelumnya. Dan kami warga bantaran sungai Deli, yang identik dengan perlombaan di sungai, hari ini seperti terjajah, kita bukan merdeka lagi, tapi terjajah dengan adanya binatang alligator itu,” sungutnya.
    Kekhawatiran warga juga terjadi setiap harinya, karena hampir semua warga yang ada disini menggunakan sungai untuk aktivitas sehari-hari termasuk untuk menyuci pakaian dan mandi. Akibat adanya isu kehadiran buaya itu, masyarakat menjadi takut untuk menyuci dan mandi di sungai.
    “Harapan kami sebagai warga di bantaran sungai Deli, Pemerintah Kota Medan, untuk segera bertindak dengan turun langsung dan menyisir aliran sungai guna menangkap buaya-buaya itu. Karena sampai saat ini pemerintah belum ada bertindak, meskipun berita buaya itu sudah tersebar dibeberapa media cetak maupun online. Bukan itu saja, kami melalui kepala lingkungan juga sudah menyurati pemerintah terkait hal ini, tapi tetap saja belum ada tindakan,” terangnya.
    Masih dikatakan Reza, perayaan HUT RI kali ini, warga membuat beberapa perlombaan tradisional, diantaranya, ada perlombaan makan kerupuk, lari batok, lari bakiak, memasukkan paku ke dalam botol, bola keranjang, masukan benang dalam jarum. Selain itu, lomba bawa gunduk pakai sendok, lomba tari jeruk, dan lain-lain.
    “Tahun ini warga sangat kecewa, karena biasanya kita membuat perlombaanya di sungai. Dan kami tidak bisa memungkiri, primadona perlombaan 17 Agustus, itu adalah panjat pinang, tapi tahun ini tidak bisa kita buat di sungai. Sekali lagi, kami berharap kepada Pemerintah untuk mau turun langsung menyisiri sungai dan menangkap buaya itu. Agar warga disini tidak lagi cemas sehingga bisa berkreasi dan berinteraksi lagi di sungai Deli ini,” harapnya.(ol)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini