-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    Alsintan Tekan Biaya Pengolahan Tanah Hingga 90 Persen

    redaksi
    Senin, 20 Agustus 2018, Agustus 20, 2018 WIB Last Updated 2018-08-20T07:11:08Z

    Ads:

    Alsintan Tekan Biaya Pengolahan Tanah Hingga 90 Persen
    Pengolahan lahan dengan alsistan/Kementan
    INDOMETRO.IDKementerian Pertanian di bawah kepemimpinan Andi Amran Sulaiman telah memberikan bantuan sebanyak 300 ribu alat dan mesin pertanian (alsintan).

    Tujuannya untuk menggenjot produksi pangan pokok, termasuk diantaranya aneka cabai dan bawang melalui efisiensi biaya produksi.

    Widodo, petani cabai di Tegalrejo, Magelang mengatakan bila bantuan alsintan dari Kementan sangat terasa manfaatnya. Selain mempercepat pengolahan lahan juga menekan biaya hingga 90 persen. 

    "Biasanya kalau dengan nyangkul kami harus keluarkan biaya satu juta tiap 1000 meter persegi lahan. Dengan kombinasi handtraktor dan kultivator kami cukup keluar empat liter solar dan ongkos operator Rp 50 ribu per 1000 meter persegi," ungkapnya di Magelang, Senin (20/8).

    Dengan demikian, jika menggunakan buruh cangkul, biaya pengolahan lahan cabai yang dikeluarkan sebesar Rp 10 juta per hektare. Namun, dengan menggunakan alsintan biaya turun drastis yakni hanya Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta per hektare.

    "Dari perbandingan ini terlihat dengan jelas biaya pengolahan lahan menggunakan alsintan jauh lebih efisien. Bahkan efektif hemat waktu. Jadi, kebijakan Menteri Amran sangat tepat memajukan pertanian," jelas Widodo.

    Hal senada diungkapkan Susiono, petani bawang merah di Desa Pasir Mijen, Demak. Menurutnya, penggunaan cultivator sangat meringankan beban biaya produksi terutama saat pembuatan atau pengolahan bedengan. Saat upah buruh cangkul makin mahal, keberadaan alsintan seperti cultivator sangat membantu petani terutama saat pembuatan bedengan.

    "Saking mahalnya upah buruh cangkul, kadang penghasilan mereka malah lebih gede daripada petaninya sendiri. Selain kultivator, petani bawang di sini juga butuh instalasi sprinkle untuk penyiraman sekaligus mengusir hama bawang merah," paparnya.

    Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang Wijayanti menuturkan bahwa pihaknya akan terus memfasilitasi kebutuhan alsintan budidaya dan pasca panen bagi petani hortikultura. Pasalnya, petani di Magelang sangat terbantu dengan makin banyaknya bantuan alsintan seperti handtractor, kultivator, sprinkle hingga motor roda tiga.

    "Kami juga dorong penggunaan teknologi seperti ozoniser untuk menyimpan cabai, mesin pengolah pasta, dryer dan sebagainya," tuturnya.

    Direktur Usaha Karya Bersama (UKB) sekaligus Ketua Paguyuban 15 Bengkel di 7 Kabupaten Hary Martono mengatakan, untuk mendukung revolusi mekanisasi pertanian yang berbasis kerakyatan, pihaknya siap melayani permintaan di seluruh Indonesia. Produk yang bisa dihasilkan dan sekaligus tepat guna bagi petani diantaranya kultivator, grader, APPO, pengolahan pasca panen cabai, bawang merah serta tomat.  

    "Semua produk ini bisa kami design sesuai dengan permintaan petani sehingga akan efisien yang nantinya bisa meningkatkan kesejahteraan petani," bebernya.

    Terpisah, Dirjen Hortikultura Kementan Suwandi menambahkan, kebijakan revolusi mekanisasi pertanian melalui penggunaan alsintan sangat membantu percepatan produksi hortikultura, khususnya komoditas cabai dan bawang. Faktanya, kurun waktu empat tahun terakhir produksi cabai dan bawang merah terus meningkat setiap tahun melampaui kebutuhan nasional.

    "Dengan alsintan, kita bisa atur pola tanam dalam skala luas secara lebih mudah dan cepat. Selain itu produk kita bisa lebih kompetitif," ujarnya. 

    Terkait efisiensi biaya misalnya pada budidaya cabai, penggunaan mekanisasi pertanian secara umum bisa menekan biaya tenaga kerja hingga 40 persen. Dengan begitu, titik impas atau Break Event Point (BEP) produksi cabai jauh lebih murah.

    "BEP produksi cabai dari Rp 10.200 menjadi hanya sekitar Rp 5.300 per kilogram. Petani untung, biaya kecil, produksi dan kualitas cabainya malah semakin naik," demikian Suwandi.(rmol)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini