Negara Islam Hanya Omdo Bela Palestina
Daftar Isi
Foto |
Dalam pertemuan bulanan Dewan Keamanan PBB mengenai isu Timur Tengah di New York Selasa kemarin, Haley mengatakan, beberapa negara seperti Mesir, Kuwait dan Uni Emirat Arab tidak pernah memberikan dana besar untuk membantu negara itu. Mereka hanya bicara soal dukungan kepada Palestina.
Haley juga menyindir jumlah bantuan yanh diberikan Aljazair, Tunisia, Pakistan, Oman, Iran dan Turki kepada badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).
"Negara-negara anggota PBB, khususnya negara-negara Arab, cepat berbicara banyak tentang orang-orang Palestina, tapi tiba-tiba absen ketika datang untuk menulis cek (anggaran)," sindir Haley. "Negara demi negara mengklaim solidaritas untuk rakyat Palestina, tapi tidak ada kelompok negara yang lebih murah hati dengan kata-kata mereka daripada tetangga Arab Palestina dan negara-negara anggota OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) lain.
Haley juga menyindir jumlah bantuan yanh diberikan Aljazair, Tunisia, Pakistan, Oman, Iran dan Turki kepada badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).
"Negara-negara anggota PBB, khususnya negara-negara Arab, cepat berbicara banyak tentang orang-orang Palestina, tapi tiba-tiba absen ketika datang untuk menulis cek (anggaran)," sindir Haley. "Negara demi negara mengklaim solidaritas untuk rakyat Palestina, tapi tidak ada kelompok negara yang lebih murah hati dengan kata-kata mereka daripada tetangga Arab Palestina dan negara-negara anggota OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) lain.
Semua kata yang diucapkan di sini di New York tidak memberi makan, pakaian, atau mendidik satu anak Palestina pun. Yang mereka lakukan adalah membuat komunitas internasional gusar," imbuhnya.
Haley juga menunjuk pada Rusia dan China yang bicara mengenai hal besar mengenai perjuangan Palestina tetapi hanya menyumbang USD350 ribu dan USD 2 juta kepada UNRWA pada 2017.
Sebaliknya, Haley mengungkapkan bahwa negaranya (AS) yang sering dikritik karena dukungan kuatnya terhadap Israel justru menjadi pendonor terbesar bagi para pengungsi Palestina. AS, kata Haley, telah memberikan rakyat Palestina seperempat miliar dolar setiap tahun sejak 1993 hingga akhirnya memutuskan memangkas bantuan menjadi US$ 60 juta atau sekitar Rp 867 miliar dari total US$ 365 juta atau sekitar Rp 5,2 triliun pada 2018.
Dia pun mempertanyakan kontribusi negara-negara muslim pada UNRWA.
"Tahun lalu, kontribusi Iran untuk UNRWA adalah nol, kontribusi Aljazair untuk UNRWA adalah nol, kontribusi Tunisia untuk UNRWA adalah nol. Turki hanya menyediakan US$ 6,7 juta atau Rp 96 miliar, sementara Amerika memberi US$ 364 juta (sekitar Rp 5,2 triliun). Itu sepuluh kali lipat dari setiap negara yang baru saya sebutkan," bebernya.
Sementara total kontribusi negara-negara seperti Mesir, Yordania, dan Pakistan berkisar antara US$ 20 ribu atau sekitar Rp 289 juta dan US$ 668 ribu atau sekitar Rp 9,6 miliar.
Haley pun mengakhiri pidatonya dengan mengatakan negara-negara yang disebutkan harus kembali berkaca apa yang mereka lakukan untuk membantu Palestina selain menyampaikan pidato solidaritas Palestina
Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour mengatakan, komentar Haley itu telah menghina sekutu-sekutu AS dengan cara yang arogan. Berdasarkan laporan kantor berita kemanusiaan, IRIN, UAE dan Kuwait, dua negara yang disebut oleh Haley tidak banyak berkontribusi untuk Palestina, berada di peringkat lima besar donor bantuan dengan sumbangan paling besar dengan perbandingan pendapatan nasional. AS sendiri berada di peringkat 16 dalam laporan tersebut.
Meski begitu, Duta Besar UEA untuk PBB, Lana Nusseibeh setuju dengan Haley bahwa diperlukan aksi nyata untuk membantu rakyat Palestina. Tetapi dia mengklaim, negaranya telah melakukan perannya. "Dengan total donasi kami lebih dari USD125 juta hanya tahun lalu, kami percaya bahwa kami melakukan bagian kami untuk memenuhi kebutuhan mendesak rakyat Palestina," klaimnya.
Sementara Presiden Dewan Keamanan PBB, Duta Besar Swedia Olof Skoog mengatakan, saat ini tidak ada rencana yang kredibel mengenai proses perdamaian di Timur Tengah. Sementara penasihat senior Washington untuk masalah Timur Tengah, Jared Kushner mengatakan bahwa AS, sebagai salah satu aktor penting proses perdamaian di wilayah itu, akan mengumumkan rencana perdamaian dalam waktu dekat.(rmol)
Haley juga menunjuk pada Rusia dan China yang bicara mengenai hal besar mengenai perjuangan Palestina tetapi hanya menyumbang USD350 ribu dan USD 2 juta kepada UNRWA pada 2017.
Sebaliknya, Haley mengungkapkan bahwa negaranya (AS) yang sering dikritik karena dukungan kuatnya terhadap Israel justru menjadi pendonor terbesar bagi para pengungsi Palestina. AS, kata Haley, telah memberikan rakyat Palestina seperempat miliar dolar setiap tahun sejak 1993 hingga akhirnya memutuskan memangkas bantuan menjadi US$ 60 juta atau sekitar Rp 867 miliar dari total US$ 365 juta atau sekitar Rp 5,2 triliun pada 2018.
Dia pun mempertanyakan kontribusi negara-negara muslim pada UNRWA.
"Tahun lalu, kontribusi Iran untuk UNRWA adalah nol, kontribusi Aljazair untuk UNRWA adalah nol, kontribusi Tunisia untuk UNRWA adalah nol. Turki hanya menyediakan US$ 6,7 juta atau Rp 96 miliar, sementara Amerika memberi US$ 364 juta (sekitar Rp 5,2 triliun). Itu sepuluh kali lipat dari setiap negara yang baru saya sebutkan," bebernya.
Sementara total kontribusi negara-negara seperti Mesir, Yordania, dan Pakistan berkisar antara US$ 20 ribu atau sekitar Rp 289 juta dan US$ 668 ribu atau sekitar Rp 9,6 miliar.
Haley pun mengakhiri pidatonya dengan mengatakan negara-negara yang disebutkan harus kembali berkaca apa yang mereka lakukan untuk membantu Palestina selain menyampaikan pidato solidaritas Palestina
Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour mengatakan, komentar Haley itu telah menghina sekutu-sekutu AS dengan cara yang arogan. Berdasarkan laporan kantor berita kemanusiaan, IRIN, UAE dan Kuwait, dua negara yang disebut oleh Haley tidak banyak berkontribusi untuk Palestina, berada di peringkat lima besar donor bantuan dengan sumbangan paling besar dengan perbandingan pendapatan nasional. AS sendiri berada di peringkat 16 dalam laporan tersebut.
Meski begitu, Duta Besar UEA untuk PBB, Lana Nusseibeh setuju dengan Haley bahwa diperlukan aksi nyata untuk membantu rakyat Palestina. Tetapi dia mengklaim, negaranya telah melakukan perannya. "Dengan total donasi kami lebih dari USD125 juta hanya tahun lalu, kami percaya bahwa kami melakukan bagian kami untuk memenuhi kebutuhan mendesak rakyat Palestina," klaimnya.
Sementara Presiden Dewan Keamanan PBB, Duta Besar Swedia Olof Skoog mengatakan, saat ini tidak ada rencana yang kredibel mengenai proses perdamaian di Timur Tengah. Sementara penasihat senior Washington untuk masalah Timur Tengah, Jared Kushner mengatakan bahwa AS, sebagai salah satu aktor penting proses perdamaian di wilayah itu, akan mengumumkan rencana perdamaian dalam waktu dekat.(rmol)
Posting Komentar