-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    Anies Tulis Memo Ke Walikota, Pasang Lagi, Rapiin, Amankan

    redaksi
    Rabu, 18 Juli 2018, Juli 18, 2018 WIB Last Updated 2018-07-18T04:25:35Z

    Ads:

    Anies Tulis Memo Ke Walikota, Pasang Lagi, Rapiin, Amankan
    Foto
    INDOMETRO.ID-  Semarak menyambut pagelaran Asian Games 2018 yang digelar di DKI Jakarta dan Palembang mulai terasa. Namun, kesemarakan tersebut mendapat kritikan dari dunia maya. Warganet bukan meributkan mengenai mahalnya tiket, me­lainkan bendera para peserta Asian Games yang dipajang di jalanan Ibukota.


    Netizenmeributkan bahan yang dipakai untuk mengibarkan bendera peserta Asian Games yang menggunakan bambu dibelah menjadi dua. Netizen pun menganggap hal ini sebagai tindakan yang memalukan untuk hajatan sekelas Asian Games. 

    Dari berbagai poto yang dipajang di media sosial, baik di kawasan Kali Besar, Jakarta Barat maupun di depan Emporium Pluit Mal, Jalan Pluit Selatan Raya, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara hampir sama, menggunakan bambu yang dibelah dua. 

    Tak hanya bahan yang digunakan, sindiran dari netizen juga meilhat tidak ada ketera­turan dalam mengatur bendera. Acak-acakan. Beberapa bendera negara peserta Asian Games juga belum tampak di sana, seperti Bahrain, Turkmenistan, dan Laos. 

    Di media sosial, banyak netizen yang menyayangkan penggunaan bambu yang di­belah sebagai tiang bendera. Menurut netizen, anggaran penyelenggaraan acara ini seharus­nya bisa digunakan untuk membeli tiang bagi bendera-bendera ini agar tampak menarik. 

    Salah satu yang menyayangkan adalah akun Ary Prasetyo @Aryprasetyo85. Menurut dia, Jakarta mempunyai anggaran yang cukup be­sar apalagi untuk acara sebesar Asian Games tetapi justru menggunakan bambu. "DKI jaman now, APBD triliunan tapi bisanya nye­diain bambu untuk tiang bendera acara Asian Games. Semiskin itukah ibu kota negeriku sekarang? Masa tiang bendera pake bambu di belah 7? Apa dana tiang bendera dikorup juga untuk balikin modal kampanye? Jangan ngeles, ini kebijakan pemerintah sebelumnya ya," kritiknya. 

    Akun @jimmy_atp ikut mengkritik penggunaan bambu untuk even besar seperti Asian Games. "DKI oh DKI riwayat mu kini... Bendera negara ikut Asian Games pakai tiang bambu belah... Memalukan Ibu kota Negara. Itumah sekelas RT," katanya. 

    Kritikan lebih tajam diungkapkan akun @apriandinata. Kata dia, yang memalukan bukan hanya bambu yang dipakai, tetapi juga menggunakan tali plastik. "Iketnya pake tali plastik. Benderanya lusuh. Oh iya itu pagar besinya juga kucel. Dananya dikemanain sih Pak?," tanya dia. 

    Lebih jauh, akun @heroe811 menganggap pemakaian bambu dibela untuk sekelas Asian Games sangat memalukan negara Indonesia. "Terlalu.!! Sangat memalukan dan menyedih­kan...Sebegitu parahkah ibu kotaku sekarang," ujarnya disambut akun @dhanicatur. "Event tingkat RT bisa dimaklumi kalo pake bambu, nah ini event Asia. Gilak,"  katanya. 

    Akun @si_euy juga menganggap penggunaan bambu sangat memalukan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games. "Waduh. Ini memalukan. Padahal beli tong sampah saja dari Jerman. Masa tiang bendera pake bambu. Siapa sih pemimpin Jakarta itu?," sindir dia ditimpali akun @jack_sianipar. "Ini sih benar-benar keterlaluan.. Citra bangsa yang udah susah payah diperbaikin malah kayaknya sengaja dibuat jelek sama pasangan gabener wagabener ini.. Keterlaluan," tuding dia. 

    Sementara akun cah dolan @abdulcross814 menuding jika pemerintah DKI Jakarta tidak mempunyai niat untuk membuat gelaran Asian Games berhasil. "Seperti tidak ada niat untuk membantu pemerintah pusat memeriahkan acara Asian Games," ujar dia penuh curiga. 


    Akun Uw @Uw55056473 justru melihat jika apa yang terjadi saat ini memang sen­gaja untuk mempermalukan Indonesia dan Presiden Jokowi di mata dunia Internasional. "Jelas mau buat malu presiden Jokowi." 

    Selebihnya, akun Hanafi @hbasuni mencurigai jika penggunaan bambu dalam ajang Asian Games sebagai tindakan yang terencana. "Itu sengaja terstruktur dan sistematis agar yang disahkan dan dibully pemerintah pusat. Sengaja itu oleh si Anies Sandi," ujarnya. 

    Sementara akun Naufal Firman Yursak @firmanyursak justru melihat jika berita yang viral di media sosial ini sengaja ingin menyudutkan Anies dan Sandi. "Sayangnya, jurnalis yang nulis berita ini ga menulis bahwa bendera-bendera negara bertiang bambu itu adalah inisiatif warga dan lurah setempat. Justru insiatif seperti ini harus diapresiasi. Coba cek kelas menengah di Jakarta, apa yang sudah mereka lakukan untuk sambut Asian Games?," katanya. 

    Pendapat yang sama diungkapkan akun Bagus I. Maulana @bagus_indram. "Sayangnya jurnalis yang nulis berita sudah tergadai­kan otak dan nuraninya ke rezim cebong ini, hingga tidak tau lagi cacat apa lagi yang harus ditulis, walaupun memperlihatkan kedongoan diri sendiri," kecamnya. 

    Pembelaan juga datang dari akun @AnnaSuezann. Dia bilang, gara-gara tiang bendera pake bambu dan pipa paralon bekas, langsung memfitnah anggaran Asian Games di korupsi Pemprov. 

    "Gak salah, kalo para cebong bani kacung ini dibilang guoobloknya sangat luar biasa..!! Bueegok kok permanent..?." 

    Berikutnya akun Arie Wibisono @Redstudio_id mengatakan, jika aspirasi yang datang dari warga dan lurah harusnya diapresiasi bukan malah dijadikan kritikan apalagi olok-olok di media sosial. "Lagi pada pesta fitnah nih. Ck ck cks itu tiang bendera aspirasi warga mereka nyumbang buat menambah semarak bukannya milik pemprov semakin hina aja pasukan cebong," kritik balik. 

    Menanggapi serangan nerizen, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meminta bendera yang diikat dibambu tetap dipasang. Bahkan, dia mengeluarkan memo untuk kembali dipasang. Pemasangan dari bambu merupakan inisiatif dari warga. 

    "Jangan halangi, jangan rendahkan dan mari kita izinkan rakyat merayakan Asian Games dengan kemampuannya, dengan ketulusan­nya," kata Anies. 

    Menurutnya, bambunya memang bekas, tapi ketulusannya original. Bambunya agak me­lengkung, tapi niat mereka lurus. Bambunya pendek, tapi semangat mereka tinggi sekali. 

    "Jangan sekali-kali anggap rendah tiang bendera dari bambu. Itulah tiang yang ada di rumah-rumah rakyat kebanyakan. Penjualnya rakyat kecil. Pengrajinnya pengusaha kecil. Penanamnya ada di desa-desa. Biarkan hasil panen rakyat kecil, hasil dagangan rakyat kecil ikut mewarnai Ibukota. Jangan hanya gunakan tiang besar buatan pabrik yang ukuran keka­yaannya sudah raksasa," ujarnya. (rmol)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini