Ruteng, NTT, Indometro.id — Panitia Natal Nasional 2025 menggelar Seminar Natal Nasional di Universitas Katolik Indonesia (Unika) St. Paulus Ruteng, Sabtu (13/12/2025), sebagai upaya membentengi keluarga, pasangan suami istri (pasutri), dan generasi muda dari dampak negatif judi online (judol) yang kian mengkhawatirkan.
Seminar ini mengusung tema “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga” dengan subtema “Fenomena Judi Online sebagai Jalan Pintas”. Ruteng menjadi salah satu dari 10 daerah di Indonesia yang dipercaya sebagai lokasi pelaksanaan Seminar Natal Nasional 2025.
Diawali Misa, Vikjen Keuskupan Ruteng: Ruteng Patut Berbangga
Kegiatan diawali dengan Misa Kudus yang dipimpin Vikaris Jenderal Keuskupan Ruteng, Pater Sebastian Hobahana, SVD, didampingi Rm. Yohanes Mariano Dangku, Pr.
“Kita patut berbangga karena Panitia Natal Nasional mempercayakan Ruteng sebagai salah satu lokasi seminar nasional tahun ini,” kata Vikjen Sebastian.
Misa berlangsung khidmat dan semarak dengan koor Natal dari SLB Karya Murni Ruteng, yang mendapat apresiasi dari umat yang hadir.
Diikuti Pasutri, Pemuda, Mahasiswa, dan Pelajar
Seminar ini diikuti oleh 8 pasangan suami istri dari 7 paroki di Kota Ruteng, di antaranya Paroki Katedral Ruteng, Kristus Raja Mbaumuku, Santo Fransiskus Asisi Karot, Santo Nikolaus Golo Dukal, Roh Kudus Ka-Redong, dan Paroki Cewo Nikit.
Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri mahasiswa Unika St. Paulus Ruteng serta pelajar SMA sebagai representasi generasi Z.
Kementerian PPPA: Judi Online Bukan Hiburan, tapi Jebakan
Seminar dibuka secara resmi oleh Sekretaris Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Prita Ismayani Sriwidyarti, MT.
Prita mengungkapkan data PPATK yang menunjukkan perputaran uang judi online pada 2024 mencapai sekitar Rp900 triliun dan diperkirakan meningkat pada 2025, dengan jutaan pemain dari berbagai usia, termasuk anak-anak dan remaja.
“Judi online bukan hiburan, tetapi jebakan yang merusak masa depan keluarga. Keselamatan keluarga adalah tanggung jawab bersama,” tegasnya.
Ia mendorong gereja, kampus, dan komunitas untuk menjadi garda terdepan dalam edukasi, pencegahan, dan pemulihan korban judi online.
Kampus, Gereja, dan Negara Diminta Bersinergi
Mewakili Rektor Unika St. Paulus Ruteng, Rm. Yohanes Mariano Dangku, Pr menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan kepada kampusnya sebagai tuan rumah seminar nasional ini. Ia menegaskan pentingnya peran lembaga pendidikan dalam membela kepentingan masyarakat luas.
Seminar ini menghadirkan sejumlah tokoh nasional dan akademisi lintas bidang, di antaranya: Pdt. Dr. Cindy Cecilia Tumbelaka-van Munster, Susana Florika Maria Kandaimu (Ketua Umum PP PMKRI), Dr. Fransiska Widyawati, Dr. Marthin Chen (Direktur Puspas Keuskupan Ruteng), Dr. Maksimilianus Jemali (Wakil Ketua LPPM Unika St. Paulus Ruteng).
Judi Online Dinilai Merusak Iman dan Relasi Keluarga
Pdt. Dr. Cindy Cecilia menegaskan bahwa judi online lahir dari mentalitas jalan pintas yang bertentangan dengan nilai iman Kristen.
“Dalam iman tidak ada jalan pintas. Judi online menciptakan kecanduan dan menghancurkan relasi keluarga,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum PP PMKRI Susana Florika Kandaimu menilai judi online telah menjadi persoalan serius yang menyentuh mahasiswa dan lingkungan gereja. Ia mendorong peningkatan literasi digital, penguatan soft skill anak muda, serta advokasi penutupan situs judi online.
Riset Akademik: Judi Online Masalah Struktural
Dari sisi akademik, Dr. Fransiska Widyawati memaparkan hasil Riset Hibah APTIK 2025 terhadap 1.162 responden dari 43 kampus di NTT. Riset tersebut menunjukkan judi online bukan hanya persoalan individu, tetapi terkait kemiskinan, ketidakadilan, lemahnya penegakan hukum, dan budaya mental instan.
Hal senada disampaikan Dr. Maksimilianus Jemali yang menekankan peran kampus dalam edukasi literasi digital dan finansial serta penyediaan layanan konseling bagi mahasiswa.
Pemerintah Manggarai: Natal Jadi Momentum Berubah
Mewakili Pemerintah Kabupaten Manggarai, Asisten Bupati Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Petrus Calestinus Masangkat, S.Sos, menyebut judi online dan pinjaman online telah memicu keretakan relasi sosial dalam keluarga dan masyarakat.
“Momentum Natal harus menjadi saat refleksi untuk berubah, meninggalkan judol dan pinjol,” katanya.
Peserta Desak Penutupan Situs Judi Online
Sejumlah peserta seminar mendesak pemerintah untuk menutup seluruh akun dan situs judi online. Ketua Dewan Pastoral Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Ignasius Fidelis Teren, menilai judi online telah merasuk dalam kehidupan umat dan mengancam masa depan generasi muda.
Ia berharap adanya kerja sama berkelanjutan antara gereja, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan untuk memberantas praktik judi online hingga ke akar-akarnya. (****)



Posting Komentar untuk "Bentengi Keluarga dari Dampak Judi Online, Panitia Natal Nasional 2025 Gelar Seminar Nasional di Ruteng"