Sergai, Indometro.id -
Seorang karyawan pimpinan (karpim) di PTPN IV Regional I Kebun Gunung Monako yang berada di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) merasa ketakutan saat dikonfirmasi wartawan sehingga mengarsipkan obrolan dari kontak WhatsApp. Hal ini terjadi saat wartawan mencoba konfirmasi kepada Manajer Kebun Gunung Monako pada Jumat (31/10/2025) lewat aplikasi WhatsApp.
Pejabat teras perusahaan BUMN tersebut terkesan seperti sudah ada simulasi atau latihan untuk menghindari sejumlah pertanyaan dari wartawan dan segera mengarsipkan obrolan biar tidak kelihatan seperti diblokir dengan kode centang satu tanpa hilang gambar profil.
Manajer Kebun Gunung Monako, Mnoor Nasution lewat nomor WA akun bisnis 0812-6430-XXXX tidak mampu menjawab pertanyaan seputar kinerja di Kebun Gunung Monako yang memiliki 4 Afdeling wilayah kerja sehingga cuma kelihatan diarsipkan dari pesan masuk.
Informasi transparansi yang hendak didapat sesuai UU Pers No 40 Tahun 1999 dan UU KIP No 14 Tahun 2008 hanya seperti angin lalu akibat sikap apatis seorang pejabat publik yang meniti karir dari Asisten, Askep hingga Manajer.
Value/slogan AKHLAK yang merupakan akronim dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif seolah-olah tak berfungsi sebagai nilai inti dan panduan budaya kerja untuk seluruh Sumber Daya Manusia (SDM) di Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Implementasi jargon BUMN itu tak berjalan maksimal diantara karyawan pimpinan perusahaan perkebunan negara tersebut.
Sekretaris Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Kota Tebing Tinggi, Imran Yusuf mengatakan fenomena pejabat publik yang takut atau menghindari wartawan dengan tidak menjawab telepon sering terjadi dan dapat mengindikasikan beberapa hal, baik dari sisi pejabat publik maupun dinamika hubungan dengan media.
Pejabat mungkin merasa tidak siap atau tidak nyaman menghadapi pertanyaan yang tajam, terutama jika menyangkut isu sensitif atau kontroversial, rasa takut seringkali muncul karena adanya dugaan masalah atau penyimpangan yang ingin disembunyikan dari publik sebagai indikasi awal adanya sesuatu yang tidak beres sehingga memilih bungkam dan tidak menjawab.
"Pejabat publik kadang belum sepenuhnya memahami kewajiban mereka untuk transparan dan terbuka kepada publik, sebagaimana diatur dalam UU Keterbukaan Informasi Publik," sebutnya.
Sebagai informasi, aplikasi WhatsApp memberikan layanan obrolan yang diarsipkan atau disembunyikan dari daftar utama, tetapi tidak dihapus. Tujuannya adalah untuk merapikan tampilan obrolan dan dapat diakses kembali di folder "Diarsipkan" di bagian daftar obrolan. Secara default, pesan baru dari obrolan yang diarsipkan akan tetap berada di folder arsip dan tidak akan mengirimkan notifikasi ke layar utama namun pesan tetap tersimpan di perangkat yang membisukan obrolan tanpa menghapus atau memblokir pengguna tersebut.
(@76)




Posting Komentar untuk "Takut Dikonfirmasi, Manajer Kebun Gunung Monako Arsipkan Obrolan WA"