Ruteng, NTT, Indometro.Id — Ribuan cahaya lilin menyala di lapangan Natas Labar Motang Rua, Ruteng, saat masyarakat Manggarai menggelar Doa Damai untuk Indonesia. Acara yang dimulai pukul 18.00 WITA itu menghadirkan momen penuh harapan: sebanyak 5000 lilin dinyalakan sebagai simbol persatuan, doa, dan cinta damai bagi bangsa.
Awal Acara: Doa dan Penghormatan
Kegiatan ini dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan rehat sejenak untuk menghormati azan Magrib. Suasana khidmat terasa ketika doa lintas agama dipimpin para pemuka agama Katolik, Islam, Kristen, Hindu, dan Budha.
Ketua FKUB Kabupaten Manggarai, Sister Maria, mengingatkan pentingnya kerendahan hati, semangat pengampunan, serta dialog penuh kasih. Ia menekankan pesan lokal “neka behas neho kena, neka koas neho kota” yang bermakna ajakan untuk hidup bersatu dan berdamai.
Pernyataan Sikap Generasi Muda
Suara generasi muda pun turut mewarnai acara ini. Perwakilan pelajar Manggarai menyerukan harapan agar Indonesia tetap aman, damai, dan maju.
Sementara itu, pernyataan sikap GMNI Manggarai mengkritisi praktik ketidakadilan sosial. Mereka menyerukan agar rakyat lebih dilibatkan dalam setiap keputusan pemerintah serta menolak segala bentuk penindasan.
Pesan dari Aparat dan Penegak Hukum
Kepala Kejari Manggarai menyampaikan salam damai untuk Indonesia, menegaskan pentingnya menolak provokasi dan anarkisme.
Kapolres Manggarai, AKBP Hendri Syaputra, dengan penuh empati menyampaikan permohonan maaf atas korban jiwa dalam aksi demonstrasi nasional. Ia menegaskan komitmen Polri untuk berbenah dan membuka ruang kritik demi kebaikan bersama.
Sementara Dandim 1612 Manggarai juga menambahkan, Manggarai adalah rumah besar yang harus dijaga stabilitasnya oleh semua pihak.
Orasi Kebangsaan Bupati Manggarai
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Manggarai Herybertus G.L. Nabit menegaskan bahwa kritik bukanlah ancaman, melainkan energi positif bagi pemerintah. Ia menggunakan metafora bahwa negara adalah rumah, rakyat adalah penghuninya, dan pemerintah adalah pengurus rumah.
Menurutnya, pembangunan di Manggarai harus menjadi komitmen bersama, dilakukan dengan transparansi dan partisipasi masyarakat. Ia juga menekankan bahwa perbedaan bukan alasan untuk terpecah, melainkan kekayaan yang harus dijaga dalam bingkai persaudaraan.
Bupati Nabit menutup orasinya dengan kutipan puisi karya Sapardi Djoko Damono, mengajak masyarakat menjaga perdamaian dengan cara paling sederhana: tulus dan penuh kasih.
Puncak Acara: 5000 Lilin Harapan
Momen paling haru terjadi saat ribuan lilin menyala serentak, menciptakan lautan cahaya di Natas Labar Motang Rua Ruteng. Cahaya itu menjadi simbol tekad bersama masyarakat Manggarai untuk menjaga Indonesia tetap damai, bersatu, dan maju.
Acara kemudian ditutup dengan doa bersama lintas agama, memohon rahmat dan berkat bagi bangsa agar terus hidup dalam harmoni. (****)



Posting Komentar untuk "Doa Damai dari Manggarai untuk Indonesia dengan Nyalakan 5000 Lilin Harapan di Ruteng"