ACEH TENGGARA | INDOMETRO.ID | — Di tengah tantangan isu kesehatan masyarakat pedesaan, khususnya yang berkaitan dengan gizi anak, semangat gotong royong dan kepedulian warga Desa Lawe Tawakh, Kecamatan Babul Makmur, Kabupaten Aceh Tenggara patut diapresiasi.
Balai Desa Lawe Tawakh kembali ramai oleh suara anak-anak dan tawa para ibu saat kegiatan Posyandu rutin dilaksanakan. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk meninjau tumbuh kembang anak-anak di desa, yang merupakan aset masa depan bangsa.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan baru-baru ini, sebanyak 13 kader Posyandu terlibat aktif, dibantu oleh bidan desa dari Puskesmas Lawe Perbunga. Kegiatan dimulai sejak pagi hari dengan penuh antusias: mulai dari pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan, hingga penyuluhan singkat mengenai pola makan sehat untuk balita.
Namun di balik antusiasme itu, terselip catatan serius. Salah satu kader Posyandu mengungkapkan bahwa dari hasil penimbangan dan pengukuran yang dilakukan, ditemukan 6 anak mengalami indikasi stunting.
"Kita temukan ada enam anak yang mengalami pertumbuhan tidak sesuai usianya. Ini tentu menjadi perhatian kita bersama," ujar salah satu kader yang enggan disebutkan namanya.
Stunting, Ancaman Nyata Masa Depan Anak Desa
Stunting sendiri adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Anak yang mengalami stunting biasanya memiliki tinggi badan yang jauh di bawah rata-rata anak seusianya, serta berisiko mengalami gangguan perkembangan otak dan kecerdasan.
Hal ini membuat desa Lawe Tawakh perlu mengambil langkah strategis untuk memutus mata rantai stunting sejak dini.
PJ Kepala Desa Angkat Bicara: Fasilitas Posyandu Akan Diperkuat
Menanggapi temuan ini, Penjabat Kepala Desa Lawe Tawakh, Jumatidin Selian, saat dikonfirmasi oleh wartawan Indometro.id, menyampaikan komitmennya untuk segera meningkatkan sarana dan prasarana Posyandu yang ada di desanya.
“Kami menyadari pentingnya fasilitas pendukung bagi kegiatan Posyandu. Dalam waktu dekat kami akan melengkapi peralatan yang masih kurang, seperti timbangan digital, alat ukur tinggi badan yang akurat, dan perlengkapan edukasi gizi,” ungkap Jumatidin.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pihak desa akan mengalokasikan anggaran Dana Desa untuk mendukung kelengkapan fasilitas Posyandu sekaligus memberikan pelatihan lanjutan kepada para kader agar mampu mendeteksi dini berbagai permasalahan kesehatan anak.
“Kami sangat peduli pada anak-anak di desa ini. Mereka adalah masa depan Lawe Tawakh. Jadi, perhatian terhadap stunting dan gizi mereka adalah prioritas kami,” tegasnya.
Peran Kader Posyandu Sangat Vital
Keberadaan kader Posyandu menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan tingkat desa. Mereka tidak hanya melakukan pengukuran fisik, tapi juga menjadi penghubung informasi antara warga dan tenaga kesehatan.
“Kami berharap kader-kader kami terus semangat. Kami juga butuh dukungan dari semua pihak, termasuk Dinas Kesehatan dan Puskesmas, untuk memberikan pelatihan dan pendampingan rutin,” tambah Jumatidin.
Masyarakat Harus Terlibat Aktif
Kegiatan ini juga mengajak masyarakat agar lebih peduli terhadap pertumbuhan anak-anak. Para orang tua diminta untuk aktif membawa anaknya ke Posyandu setiap bulan, mengikuti anjuran pola makan sehat, serta tidak ragu berkonsultasi jika menemukan gejala gangguan pertumbuhan.
Ajakan Untuk Pemerintah dan Stakeholder
Kondisi ini juga menjadi pengingat bagi semua pihak — mulai dari pemerintah daerah, dinas kesehatan, hingga lembaga non-pemerintah — untuk terus memperhatikan kondisi desa-desa di pedalaman Aceh Tenggara. Program nasional percepatan penanganan stunting perlu diturunkan secara konkret di tingkat desa agar hasilnya terasa langsung oleh masyarakat.***


Posting Komentar untuk "Posyandu Desa Lawe Tawakh: Temukan 6 Anak Terjangkit Stunting, PJ Kades Janji Perbaiki Fasilitas"