Reduce bounce ratesindo Duta Bahasa Asli Tegal Ini Kampanyekan Bahasa sebagai Jembatan Empati dan Edukasi - Indometro Media

Duta Bahasa Asli Tegal Ini Kampanyekan Bahasa sebagai Jembatan Empati dan Edukasi

Indometro.id, Semarang - Leni Septiani, mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) asal Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, menjadi salah satu figur muda inspiratif yang memanfaatkan bahasa bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai sarana membangun empati dan pendidikan. Sebagai Duta Bahasa Jawa Tengah, Leni mengemban misi Trigatra Bangun Bahasa: mengutamakan Bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing.

Dalam kiprahnya, Leni aktif menyuarakan isu-isu sosial melalui pendekatan kebahasaan dan sastra. Ia percaya bahwa bahasa memiliki kekuatan untuk menyentuh sisi kemanusiaan, terutama dalam hal menumbuhkan rasa empati sejak dini.

“Melalui sastra, saya ingin mengajak anak-anak melihat persoalan sosial dengan sudut pandang yang lebih manusiawi. Bahasa adalah jembatan yang bisa menyatukan, bukan memisahkan,” ungkapnya.

Leni menciptakan program edukatif berbasis aplikasi untuk kampanye anti perundungan terhadap Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang menyasar siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Tegal. Ia menulis cerpen-cerpen yang sarat nilai toleransi dan empati, agar anak-anak dapat membangun cara pandang yang lebih bijak terhadap perbedaan.

Kiprah Leni sebagai Duta Bahasa tak berhenti di tingkat lokal. Ia juga menjadi pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) untuk mahasiswa dari Yale University, Amerika Serikat. Pengalaman ini menjadi bukti bahwa bahasa Indonesia mampu menjangkau dunia internasional dan mempererat hubungan antarbangsa.

Selain menjadi duta bahasa, Leni dikenal aktif dalam berbagai kegiatan literasi, debat, dan pengabdian masyarakat. Ia mendirikan Adesia (Akademi Debat Bahasa dan Sastra Indonesia), komunitas debat yang masih aktif hingga kini. Lewat platform Wirabasa, ia bersama rekan-rekannya juga membuka layanan penyuntingan, pelatihan menulis, dan public speaking yang lolos pendanaan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW).

Leni pun pernah terjun mengajar selama dua bulan di Tambak Lorok, Semarang, lewat Komunitas Asa Edu, mengajarkan pendidikan karakter dengan pendekatan permainan. “Pendidikan bukan sekadar di kelas, tapi bagaimana kita menyentuh anak-anak dengan nilai dan ketulusan,” ujarnya.

Berbagai pengalamannya membuktikan bahwa bahasa bukan sekadar kumpulan kata, tetapi juga kekuatan untuk menggerakkan perubahan. Melalui bahasa, Leni menghadirkan wajah UNNES sebagai kampus konservasi yang memadukan akademik, sosial, dan budaya dalam satu langkah nyata.

Posting Komentar untuk "Duta Bahasa Asli Tegal Ini Kampanyekan Bahasa sebagai Jembatan Empati dan Edukasi"

PELUANG TIAP DAERAH 1 ?