Reduce bounce ratesindo Acara Larung Laut Kota Agung Dikritik, Dinilai Abaikan Unsur Budaya Adat Lampung - Indometro Media

Acara Larung Laut Kota Agung Dikritik, Dinilai Abaikan Unsur Budaya Adat Lampung

Tanggamus, indometro.id - Perhelatan Larung Laut yang digelar oleh para nelayan di pesisir Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, mendapat sorotan tajam dari sejumlah pihak, termasuk masyarakat adat Lampung. Meski dinilai sebagai kegiatan positif yang berpotensi mendorong sektor ekonomi kreatif dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), pelaksanaan acara tersebut dianggap mengabaikan nilai-nilai budaya lokal.

Seorang tokoh masyarakat adat setempat mengungkapkan kekecewaannya karena tidak ditemukan satupun penampilan budaya Lampung dalam rangkaian kegiatan tersebut.

“Setidaknya satu tarian tradisional khas Lampung ditampilkan, apalagi lokasi kegiatan berada di wilayah adat Saibatin Pesisir, salah satu marga adat Lampung di Kota Agung,” ujar narasumber yang enggan disebutkan namanya, Kamis (27/6/2025).

Ia juga menyoroti penggunaan simbol budaya dalam acara tersebut, terutama pada penokohan "Pengantin Laut" yang dianggap tidak merepresentasikan identitas adat secara tepat. Menurutnya, pakaian adat yang digunakan tidak sesuai dengan pakaian adat Saibatin/Pesisir Semaka yang semestinya dikenakan di wilayah tersebut.

“Padahal tahun-tahun sebelumnya, pakaian adat yang digunakan sudah sesuai. Pakaian adat itu bukan sekadar busana, tapi identitas kedaerahan dan penghormatan terhadap leluhur,” tambahnya.

Kritik juga mengarah pada detail pemakaian busana yang dinilai tidak tepat. Pendamping pengantin, yang merupakan perempuan, tampak mengenakan Hinjang Bakas—sarung gantung khas pria Lampung—yang seharusnya tidak digunakan oleh wanita. Dalam adat Lampung, perempuan memiliki ketentuan tersendiri dalam berpakaian, termasuk penggunaan sarung yang wajib menutupi mata kaki sebagai simbol kehormatan.

“Adat memang terlihat rumit, namun inilah akar kearifan lokal yang perlu dijaga. Harusnya ada musyawarah adat sebelum pelaksanaan acara,” jelasnya.

Meski kritik ini bukan ditujukan untuk menjatuhkan panitia, masyarakat adat berharap evaluasi ini menjadi bahan pertimbangan ke depan. Mengingat acara seperti Larung Laut kerap diliput media massa dan menjadi sorotan wisatawan, maka penting bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan aspek budaya lokal.

“Harapannya, ke depan tokoh adat, tokoh masyarakat, dan pemerintah dapat lebih dilibatkan agar acara berlangsung hikmat, penuh makna, dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai adat. Karena adat adalah harga diri,” pungkasnya.

Hingga berita ini diturunkan, pihak penyelenggara belum memberikan keterangan resmi terkait kritik tersebut.(*)

Posting Komentar untuk "Acara Larung Laut Kota Agung Dikritik, Dinilai Abaikan Unsur Budaya Adat Lampung"

PELUANG TIAP DAERAH 1 ?