Penulis: Riko Eriyadi
INDOMETRO.ID – MUARA ENIM
Ratusan buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Kerakyatan (SERBUK) PLTU Sumsel 1 turun ke jalan, Selasa (27/5/2025), mengepung pintu gerbang proyek PLTU Sumsel 1 di Kabupaten Muara Enim. Aksi damai ini menjadi bentuk protes keras terhadap PT SGLPI yang dinilai telah mengingkari perjanjian bersama sejak 2022 lalu.
Para buruh menilai manajemen perusahaan tidak memiliki itikad baik dalam menyelesaikan persoalan hubungan kerja, termasuk keberlangsungan nasib ratusan karyawan, serta dugaan praktik intimidasi terhadap anggota serikat. Meski sudah ada perjanjian yang ditandatangani pada 29 Juli 2022, hingga kini komitmen tersebut tak lebih dari sekadar formalitas tanpa implementasi.
Massa buruh memulai aksi sejak pagi dengan membawa spanduk tuntutan dan melakukan aksi teatrikal, menggambarkan matinya keadilan di lingkungan kerja proyek nasional tersebut. Aksi berlangsung damai meski sempat terjadi ketegangan.
Pukul 14.30 WIB, perwakilan perusahaan akhirnya menemui massa untuk melakukan mediasi. Namun hasilnya kembali nihil. Perusahaan hanya menyampaikan bahwa pembahasan akan dilanjutkan pada 11 Juni 2025, tanpa satu pun solusi konkret yang ditawarkan hari itu.
Pernyataan tersebut semakin menyulut kekecewaan dari pihak buruh.
Tajudin, Koordinator Advokasi Federasi Serikat Buruh Kerakyatan Indonesia sekaligus Ketua Komite Wilayah Federasi SERBUK Sumsel, menyayangkan sikap perusahaan yang kembali menunjukkan ketidakseriusan.
“Pertemuan hari ini belum menemui titik terang. Tidak ada kejelasan. Namun, kami sampaikan bahwa sampai 11 Juni 2025 nanti tidak akan ada aksi, tapi teman-teman akan tetap standby dan berkumpul di lokasi. Mulai hari ini sampai tanggal tersebut, kami tidak melakukan aksi, tapi kami tetap mengawal,” tegas Tajudin.
Lebih ironis, ketika diminta memberikan pernyataan resmi oleh media, pihak perusahaan memilih bungkam. Salah satu perwakilannya hanya menjawab singkat, “No comment.”
Sikap diam perusahaan ini kian menguatkan dugaan bahwa PT SGLPI mencoba menghindari tekanan publik dengan cara mengulur waktu, sekaligus menutup akses informasi kepada masyarakat.
Aksi ditutup pada pukul 18.00 WIB. Meski para buruh membubarkan diri secara tertib, pesan yang mereka tinggalkan sangat jelas: mereka tidak akan mundur selangkah pun sampai hak-hak mereka ditegakkan. Jika janji kembali dilanggar, gelombang perlawanan akan kembali turun, kali ini dengan massa yang lebih besar.
Posting Komentar untuk "Perusahaan Dinilai Ingkar Janji, Buruh PLTU Sumsel 1 Kepung Gerbang Proyek"