Reduce bounce ratesindo Warga Tiga Desa Geruduk PT MHP, Tuntut Tanggung Jawab atas Konflik Gajah yang Tak Kunjung Selesai - Indometro Media

Warga Tiga Desa Geruduk PT MHP, Tuntut Tanggung Jawab atas Konflik Gajah yang Tak Kunjung Selesai


PALI, MURA, 19 Februari 2025 – Sekitar 50 warga dari Desa Semangus (PALI), Bumi Makmur (Mura), dan SP 5 (Mura) mendatangi kantor PT Musi Hutan Persada (MHP) di Unit 9 Desa Semangus. Mereka menuntut penyelesaian masalah gajah liar yang semakin mengancam permukiman dan lahan pertanian warga.

Warga mengungkapkan bahwa kawanan gajah liar kini berkeliaran di belakang rumah mereka, merusak kebun, dan bahkan telah mengakibatkan korban luka akibat injakan gajah. Ketua BPD Semangus, Dodi Zakaria, menegaskan perlunya tindakan segera.

“Mewakili warga Desa Semangus, Bumi Makmur, dan SP 5, kami meminta PT MHP segera mengambil langkah nyata dalam menangani konflik gajah ini,” ujar Dodi.

Dalam pertemuan yang berlangsung aman dan tertib, perwakilan PT MHP, Ir. Hernadi Panca Putra, menyatakan bahwa perusahaan telah bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk mencari solusi. Salah satu langkah yang telah dilakukan adalah menyiapkan pakan berupa rumput gajah yang mengandung tebu agar gajah tidak lagi masuk ke permukiman warga.

Namun, warga masih meragukan efektivitas langkah tersebut. Kepala Desa Semangus, Lian Sasnadi, menilai upaya yang dilakukan selama ini tidak membawa perubahan signifikan.

“Masalah ini sudah beberapa kali dibahas, bahkan sampai ke DPRD, tetapi tidak ada perkembangan nyata. Warga butuh solusi konkret,” tegasnya.


Ketika ditanya soal isu keberadaan gajah baru di pemukiman, Hernadi menyatakan bahwa PT MHP belum mendeteksi adanya kedatangan gajah baru dan menegaskan bahwa kawasan tersebut memang merupakan habitat alami gajah sebelum perusahaan beroperasi di sana.


Warga juga mempertanyakan kemungkinan kompensasi atas kerugian yang diderita, termasuk kebun yang telah dirusak hingga ratusan hektare. Namun, PT MHP menegaskan bahwa mereka hanya akan fokus pada penanganan konflik, tanpa memberikan ganti rugi kepada warga terdampak.


Dalam investigasi lebih lanjut, wartawan bersama warga dan perangkat desa meninjau hutan konservasi. Mereka menemukan lahan yang gundul dengan bekas tebangan kayu eukaliptus. Meskipun PT MHP membantah adanya aktivitas penebangan di kawasan konservasi, temuan ini menimbulkan tanda tanya besar bagi warga.

pentingnya keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Gajah adalah bagian dari ekosistem yang harus dilindungi, namun di sisi lain, kehidupan warga juga harus diperhatikan. Diperlukan solusi jangka panjang yang tidak hanya berorientasi pada bisnis, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif warga dan pihak terkait dalam menjaga keharmonisan alam.


Warga berharap agar PT MHP, BKSDA, dan pemerintah segera duduk bersama untuk mencari solusi terbaik, agar konflik ini tidak terus berlarut dan menimbulkan korban lebih lanjut.

(Riko Eriyadi)

Posting Komentar untuk "Warga Tiga Desa Geruduk PT MHP, Tuntut Tanggung Jawab atas Konflik Gajah yang Tak Kunjung Selesai"

PELUANG TIAP DAERAH 1 ?