Reduce bounce ratesindo Internalisasi Nilai Ekaristi Kudus, Paroki Rii Beamese Cibal Gelar Misa Awali Tahun Ekaristi Transformatif 2025 - Indometro Media

Internalisasi Nilai Ekaristi Kudus, Paroki Rii Beamese Cibal Gelar Misa Awali Tahun Ekaristi Transformatif 2025

 








Ruteng, NTT, Indometro.id - Gereja Katolik Keuskupan Ruteng pada 6 Januari 2025 lalu mencanangkan tahun 2025 sebagai Tahun Pastoral Ekaristi Transformatif. Pencanangan ini ditetapkan dalam Sidang Pastoral Post Natal yang digelar dari tanggal 6-10 Januari 2025 di Biara Suster Puteri Karmel, Wae Lengkas Ruteng.

Sidang Pastoral 2025 yang bertema, Ekaristi Transformatif “Sumber dan Puncak Kehidupan Gereja” resmi dibuka oleh Uskup Ruteng, Mgr Siprianus Hormat.  

Dalam upaya menginternalisasi nilai-nilai Ekaristi Kudus dalam hati semua umat maka Paroki Santo Antonius Padua Rii di Beamese kecamatan Cibal kabupaten Manggarai pada 16 Pebruari 2025 lalu telah melaksanakan misa Launching Tahun Ekaristi Transformatif.   

Dalam kotbahnya Romo Tarsi Syukur, Pr mengatakan bahwa setiap orang ingin hidup bahagia, ingin menjadi orang yang terberkati. Untuk mendapatkan kebahagiaan orang berjuang dan berkorban sekuat tenaga guna meraihnya. Namun ukuran kebahagiaan berbeda untuk setiap orang. Bahagia bagi suami dan isteri ketika anaknya sukses, baik dalam mengejar cita cita maupun dalam usaha mencukupi kebutuhan hidup. Terkadang orang berpikir bahwa orang yang berbahagia adalah orang yang memiliki kekayaan harta dan rumah mewah atau orang yang berbahagia adalah orang yang mempunyai pengaruh dalam kekuasaan. Apakah betul demikian? 

Kebahagiaan, kata Romo Tarsi, yang diambilnya dari pemikiran Dr. Harrold Treffert, direktur sebuah institut kesehatan mental di Wisconsin, Amerika Serikat. Menurut Dr. Harold, lanjutnya, ada lima(5) pandangan yang tidak benar) atau salah tentang kebahagiaan.

Pertama, kebahagiaan dikaitkan dengan kekayaan. Semakin kaya seseorang semakin dia bahagia dalam hidupnya. Tetapi faktanya tidak demikian.

Kedua, kebahagiaan dikaitkan dengan pencapaian atau prestasi dalam hidupnya. Semakin banyak pencapaian atau prestasi semakin bahagia. Kenyataannya tidak selalu demikian 

Ketiga, kebahagiaan selalu dikaitkan dengan kemajuan zaman. Semakin seseorang mengikuti kemajuan zaman, semakin dia bahagia. Kenyataannya tidak demikian.

Keempat, kebahagiaan dikaitkan dengan tidak adanya persoalan dalam hidup. Semakin seseorang tidak mempunyai persoalan dalam hidup, semakin dia berbahagia dalam hidupnya. Kenyataannya tidak demikian.

Kelima, kebahagiaan selalu dikaitkan dengan kepemilikan alat-alat modern. Semakin orang memiliki alat komunikasi yang canggih, semakin dia berbahagia. Kenyataannya juga tidak selalu demikian.

Jikalau demikian, dimana sebetulnya letak kebahagiaan itu? 

Ketika Yesus mengajar murid-muridnya hal-hal yang kelihatannya paradoks atau bertentangan dengan kebahagiaan. Kebahagiaan terletak dalam kemiskinan, kelaparan, suka cita, kesedihan dan penganiayaan.

Yesus bersabda, "berbahagialah orang yang miskin, lapar, haus, menangis, dibenci, dikucilkan,

dicela, diejek, ditolak dan dianiaya.

Bagaimanakah kita dapat menjelaskan hal itu? Jawabaannya adalah karena dalam kemiskinan orang dapat berharap sepenuhnya pada Allah. Dalam kelaparan dan kehausan orang berpeluang menaruh harapan dan kepercayaan kepada Allah, Sang Penyelenggara Ilahi. Dalam kesedihan akibat dosa, orang bisa mengakui kasih Allah yang senantiasa mengampuni tanpa batas. Dalam penganiayaan, orang bisa memperoleh suka cita yang sesungguhnya sebab dia bisa bertahan dalam iman akan Allah. 

Karena itu kebahagiaan sesungguhnya terletak dalam kesadaran kita sebagai anak anak Bapa di surga yang mencintai dan menyayangi umat manusia tanpa syarat. 

Kita akan berbahagia ketika membagikan berkat yang kita peroleh kepada sesama, terutama yang berkekurangan.

Kekayaan dan kekuasaan bukanlah sumber utama kebahagiaan.

Dalam bacaan pertama Nabi Yeremia menyampaikan kepada kita bahwa kebahagiaan sejati terletak dalam mengandalkan Tuhan dan menaruh harapan pada janji-janjiNya. 

Ia seperti pohon yang ditanam ditepi air yang menambah akar- akarnya ke tepi batang air, tidak mengalami datangnya panas terik mentari, ia seperti pohon yang daunnya tetap hijau dan tidak berhenti menghasilkan buah. 

Dalam mazmur antar bacaan kebahagiaan terletak dalam memegang hukum Tuhan.

Kebahagiaan sejati sesungguhnya kita temukan dalam diri Yesus yang rela berkorban, menyerahkan diri seutuhnya demi keselamatan manusia, ujar Romo Tarsi.

Kita diajak untuk setia mengikuti perayaan Ekaristi, mencintai Ekaristi yang merupakan sumber dan puncak kehidupan Gereja. Dalam Ekaristi kita menemukan kedamaian, ketengan, kekuatan, kebahagiaan dan keselamatan sejati.

Dalam perayaan Ekaristi kita dapat bersatu dengan Yesus Sang juru selamat yang menjadi sumber kebahagiaan dan kekuatan yang hakiki.  

Berbahagialah orang yang dikhianati, dibenci karena kasih, tetapi celakalah orang yang berbesar hati, yang sombong, yang apatis dan yang mengkhianati orang miskin. 

Marilah kita menyadari diri demi tegaknya kebenaran dan keadilan. Tutup Romo Tarsi. 

Romo asal Paroki Ranggu kecamatan Kuwus kabupaten Manggarai Barat ini berkenan membuka tahun Ekaristi Transformatif Paroki Rii Beamese Kecamatan Cibal dengan memukul gong tiga kali. 

Ratusan umat hadir dalam perayaan Ekaristi Kudus yang dimeriahkan oleh paduan suara kelompok kategorial perangkat desa Lando kecamatan Cibal kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur, dinahkodai oleh kepala desa Lando Dion Madas, S.Pd.      (Yos G)

Posting Komentar untuk "Internalisasi Nilai Ekaristi Kudus, Paroki Rii Beamese Cibal Gelar Misa Awali Tahun Ekaristi Transformatif 2025 "

PELUANG TIAP DAERAH 1 ?