Ruteng, NTT, Indometro.id -- Jari jemari seorang ibu paruh baya sungguh lihai memainkan mesin pintal kain tenun ikat Manggarai. Dia adalah Hilari Jenita Geong, warga Beamese, Desa Beamese Kecamatan Cibal Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Hampir sebagian besar usianya dihabiskan untuk menenun kain songke Manggarai. Jatuh bangun harga kain songke di pasaran tidak membuatnya patah semangat. Seperti pada saat ini, kata Hilari, harga kain songke tidak sebanding dengan harga bahan baku dan ongkos kerja.
Kepada media ini pada 14 Januari 2025 menuturkan bahwa untuk dapat menyelesaikan satu lembar kain songke membutuhkan waktu satu bulan penuh. Ketika dirincikan untuk menyelesaikan satu lembar kain songke membutuhkan dana Rp 350.000. Harga satu lembar kain songke di tangan pembeli berkisar antara Rp 550.000 hingga 600.000. Harga ini belum termasuk biaya kerja.
"Ketika diperhitungkan dengan harian penenun sangat rugi, sebab para pembeli membeli satu lembar kain songke dengan harga Rp 550.000 atau Rp.600 000," katanya. Berapakah keuntungannya?
Sudah pasti keuntungannya tidak ada ketika hitung secara bisnis.
Hilari mengaku, bahwa dirinya tidak punya kerja lain selain dengan menenun kain songke Manggarai guna menopang kehidupan keluarganya.
Kondisi ini sungguh memperihatinkan. Oleh karena itu dirinya minta perhatian pemerintah kabupaten Manggarai agar hasil tenunan masyarakat dapat dibeli atau dipasarkan oleh pemerintah sendiri dengan harga yang layak.
Harga yang layak menurutnya yakni dengan tetap memperhitungkan ongkos kerja dari penenun sekitar Rp.800.000 perlembar kain songke, pungkas Hilari yang berpredikat sebagai penenun dan pencinta kain songke ini.
Lebih lanjut Hilaria Jenita Geong berharap agar pemerintah daerah kabupaten Manggarai memikirkan secara serius strategi untuk mendongkrak penghasilan rumah tangga masyarakat yang berprofesi sebagai penenun Songke Manggarai demi mendukung industri kecil rumah tangga, pinta ibu tiga anak ini.
Hilaria juga perlu berterimakasih kepada Meldyanti Hagur, istri Bupati Manggarai Hery Nabit yang telah merintis dan membantu masyarakat Manggarai selama ini terutama bagi ibu-ibu kelompok penenun di kecamatan Cibal seraya berharap agar usaha yang telah dirintis selama ini dilanjutkan dan di tingkatkan. (Yos)



Posting Komentar untuk "Penenun Songke Manggarai Mengeluh Harga Jual Tidak Sebanding Dengan Biaya Kerja, Minta Perhatian Pemda Manggarai "