-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    Pekan Literasi Digital 2023 di Manggarai Timur Hadirkan 3 Narasumber yang Soroti Masalah Bersosial Media Masyarakat Hari ini 

    Selasa, 02 Mei 2023, Mei 02, 2023 WIB Last Updated 2023-05-02T04:03:19Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh

     



    Manggarai Timur, Indometro.id - Pekan literasi digital 2023, terobosan baru Kementerian Komunikasi dan Informatika  menghadirkan workshop dengan tema " Bijak Berkomentar Dalam Bermedia Sosial" yang bertempat di aula Bupati Borong, Manggarai Timur pada Senin (1/5/2023).


    Acara tersebut dipandu oleh Itok Aman dan menghadirkan 3 narasumber yang ahli di bidangnya masing-masing.


    Materi Pertama datang dari Bapak Jefryin Hariyanto, Praktisi dan Konsultan Psikologi dengan Subtema "Dilahirkan Mama, Diasuh Tiktok."


    Materi Kedua dibawakan oleh Ibu Jeani Wajong, seorang Blogger dengan subtema Perempuan dan Media Sosial. 


    Sementara materi terakhir dibawakan oleh Leonardus Santosa yang merupakan seorang Budayawan   dengan subtema  Bijak Bermedia Sosial. 


    Pada materi pertama, Bapak Jefryin Hariyanto menuturkan jika manusia modern selalu terikat dengan gadget mulai dari bangun pagi hingga tidur kembali. 


    Workshop Bijak Berkomentar dalam bermedia sosial (Foto:indometro) 


    "Hari ini anak-anak kita tengah menjadi pengguna media sosial yang aktif. Semenjak bangun pagi, manusia modern sudah mulai menggunakan handphone. Serasa ada yang kurang hidup tanpa gadget," ungkapnya dalam workshop tersebut. 


    Sebuah Studi dari Yayasan Mariamoe Peduli dari Bulan Desember sampai Bulan Januari  2023 mendapat angka yang merisaukan. 


    Bagaimana tidak, 75 % anak usia 5 tahun ke atas sudah akses medsos, 21 % akses informasi, 67 % akses hiburan, 30 % akses untuk kerja soal pelajaran, 21 % utuk akses email, untuk jualan 12 %, belanja 45 % dan game 75 %. 


    Setiap kita menghabiskan waktu setiap harinya 8 sampai 10 jam untuk akses media sosial. 


    Menariknya per-April 2023 ada berbagai jenis keluhan psikologis ke Yayasan Mariamoe Peduli. 


    Antara lain, ketergantungan dengan gadget, tempramental, nilai akademik menurun, suka menyendiri, konflik dengan orangtua, mencuri, insomnia, video porno dan depresi psikomatis. 


    "Ketergantungan dengan gadet lebih besar dibandingkan dengan orang-orang sekitar. Manusia hari ini lebih condong dekat dengan digital, dibandingkan dengan orang-orang di sekitar. Komunikasi antarkita perlahan menurun. Seburuk itu situasi di hari ini," lanjutnya.


    Melihat begitu banyak efek negatif dari penggunaan gadget, orangtua harus jeli melihat perubahan di dalam diri anak. 


    Orangtua memiliki peran penting dalam kehidupan anak-anak sehari-hari. 


    Sebab jika tidak, gadget membuka peluang konflik dengan orangtua lebih rentan. Karena komunikasi dengan orangtua sudah tidak sehat, anak lebih fokus ke game. 


    Sehingga sebaiknya orangtua baiknya membatasi anaknya dalam bermain gadget. 


    Menurutnya kita bisa melawan disrupsi media sosial dengan beberapa langkah yaitu penguatan ketahanan keluarga, pelajaran santun bermedia, parenting melek media, hari diet media, perbanyak aktivitas dan perkuat komunitas-komunitas positif. 


    Orangtua juga dapat mengarahkan anaknya untuk menjadi konten kreator, misalnya menjadi penulis (writer), wartawan, blogger), pembicara (speaker):penyiar, presenter, podcaster. Visualizer (vlogger/youtuber, fotografer, desain grafis dan infografer.  


    "Hari ini Anda bisa menguasai dunia karena berkarya dari sisi lain dalam memajukan dunia. Manfaatkan media sosial untuk berkarya dengan baik," tegas Jefrin. 



    Selanjutnya pada materi Kedua I bu Jeani Wajong seorang blogger dengan subtema Perempuan dan Media Sosial  menyoroti beberapa pola bersosial media lainnya. 


    Menurutnya, jari kini yang menentukan bagaimana seseorang dipandang. Sebab sebuah jejak digital mampu menggambarkan seseorang. 


    "Medsos membuat kita lebih ramah dalam berpendapat. Jejak digital mengharuskan kita lebih mengontrol jari dalam berpendapat. Ide yang dilontarkan dalam media sosial ialah cerminan diri pengguna media sosial. Media sosial jadi stimulan untuk melihat karakter diri kita dilihat oleh orang lain," ungkapnya. 


    Selain itu dirinya ungkapkan sebuah fakta jika presentase pengguna internet perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. 


    Ini berdasarkan data hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional 2021 di mana 56,6 % pengguna internet ialah perempuan. 


    Internet dengan segala baik dan buruknya bagi perempuan. Ada yang memanfaatkannya untuk brand diri, menambah wawasan dan jejaring, meningkatkan produktivitas dan untuk berbisnis. 


    "Sebagaian perempuan mengikuti trend serta tanpa filter dan pengetahuan yang cukup. Tipe seperti ini adalah yang rentan mengalami tindak kejahatan di dunia maya," jelasnya. 


    Plan International melakukan survei terhadap 14.701 remaja dan perempuan di 22 negara. Hasilnya 58 % responden pernah mengalami kekerasan ketika berinteraksi di media sosial. 


    Kekerasan yg sering diterima ialah kata-kata yang menghina dan melecehkan (59%), dipermalukan dengan sengaja (41%), ancaman kekerasan seksual (39%) dan permusuhan seksual (37%). Sarana tindakan ini lewat WhatsApp (60%), Instagram (59%) dan Facebook (53%).


    "Dunia sedang membutuhkan lebih banyak perempuan yang bahagia. Yang menghargai dan mencintai dirinya sendiri. Yang tahu apa yang diinginkannya termasuk seperti apa yang diperlakukannya baik di dunia maya, maupun dunia nyata," simpulnya. 


    Pada Materi terakhir  Leonardus Santosa (Budayawan)  dengan subtema  Bijak Bermedia Sosial menyampaikan perlunya menjaga informasi dan komunikasi yang bersifat privasi. 


    Dia juga menuturkan orang harus lebih hati-hati saat berkomunikadi lewat media sosial.


    "Pengguna media sosial harus dapat menjaga etika berkomunikasi. Hanya dengan begitu kita lebih beradab dalam berkomunikasi. Kita harus menyeleksi kebenaran informasi. Sumber konten harus jelas, jangan sampai kita terlibat dalam menyebarkan berita palsu," ungkapnya. 


    Saat menggunakan media sosial kita harus bijak dalam memilih pertemanan Dengan begitu kita dapat meminimalisir kejahatan di dunia maya. 


    "Batasi penggunaan media sosial supaya kita dapat relasi sosial kita tidak terganggu. Bayangkan bila kita tidak membangun relasi dengan lingkungan sosial, begitu buruk dan menakutkannya media sosial. Kita harus memanfaatkannya sebaik mungkin untuk perubahan," ungkapnya. 


    Pengguna media sosial juga harus hati-hati dalam menyebarkan data pribadi.  Jangan sampai data pribadi kita dipergunakan untuk tindak kejahatan. Sebisa mungkin kita menjaga data pribadi untuk kenyamanan diri. 


    "Etika berkomunikasi di media sosial harus sama seperti di dunia nyata. Pengguna media sosial harus menggunakan bahasa yang sopan, beretika dan lebih santun," urainya. 


    Etika dalam bermedia sosial akan membuktikan kualitas diri kita. Semakin baik membangun komunikasi akan menentukan kualitas diri kita. Jemarimu adalah harimaumu. 


    Pergunakan jari dengan baik demi lebih cakap dan cakep dalam dunia digital.


    (AB) 

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini