Disdik Aceh Gelar Rakor Pengelolaan Dana BOS

Daftar Isi


Banda Aceh. Indometro. id - Dinas Pendidikan (Disdik) Aceh menggelar Rapat Koordinasi (rakor) pengelolaan BOS di Hotel Diana Banda Aceh selasa hingga jumat (23-26 Mei 2023). Rakor diikuti 69 peserta terdiri dari Ketua MKKS SMA se Aceh, perwakilan Bendahara Sekolah, dan Operator Dana BOS Cabang Dinas seluruh Aceh.

Kegiatan Rakor yang  dbuka Plh. Kadisdik Aceh bertujuan meningkatkan kapasitas pengelolaan Dana BOS Sekolah Menengah Atas. Demi memaksimalkan hasil disdik menghadirkan sejumlah narasumber seperti Ispektorat Aceh dan BPKA, Kemdikbudristek, TIM BOS Disdik, KPP Pratama Banda Aceh, KPPN Banda Aceh, dan Kabid Pembinaan SMA dan PKLK.

Plh. Kadisdik Aceh Dr.Asbaruddin saat membuka kegiatan menyampaikan bahwa Kepala Sekolah yang mengelola dana BOS harus selalu berpedoman pada Juknis yang mengikat. Untuk tahun 2023 ada permendikbudristek 63/2022. 

"Jika setiap penganggaran tidak melenceng dari juknis tidak akan bermasalah di kemudian hari", katanya 

Sekedar untuk diketahui, sekarang inspektorat dan BPKP setiap tahun turun ke sekolah dalam rangka pemeriksaan.  Hasil temuan terakhir mereka, masih Menemukan pengelolaan dana bos yang tidak sesuai aturan.

Menindaklanjuti beberapa temuan Pemeriksa, Disdik Aceh melaksaknakan rakor untuk perwakilan kepala sekolah (ketua MKKS), Bendahara sekolah, dan operator  dana BOS cabdin 

"Diharapkan bapak ibu perwakilan ini dapat segera menindaklanjuti dengan menyebarkan informasi ini segera ke seluruh kepala sekolah dan bendahara yang ada di seluruh SMA  di Aceh", Pesan Asbaruddin.

Selanjutnya Plh. Kadisdik menguraikan tentang beberapa faktor yang berpengaruh meningkatnya kualitas lulusan. 
faktor Guru dan tenaga kependidikan sangat dominan berhasil tidaknya proses pendidikan. Harus ada upaya kepala sekolah meningkatkan kinerja keduanya.

"Mengupgrade pengetahuannya bagi seorang guru merupakan keharusan. beberapa penyesuaian mesti dilakukan dengan linear tuntutan zaman. guru pengetahuannya tak boleh stagnan sementra zaman berubah begitu cepat", ujarnya.

Selain guru dan tendik, ada faktor sarana/prasarana yang juga harus dimanfaatkan sebagai katalisator transfer pengetahuan.

Selama ini banyak fasilitas laboratorium yang terbengkalai, seharusnya proses transfer kognitif diperkuat dengan asahan psikomotorik.  Hal ini disebabkan kurangnya kemampuan guru memanfaatkan sarana labarorium.

Oleh karenanya ke depan kepala sekolah harus mampu meningkatkan ketrampilan dan  mengaktifkan guru mengajar dengan memanfaatkan alat dan bahan lab sebagai sarana pendukung distribusi ilmu ke peserta didik, harap Asbaruddin.

Terakhir Dr. Asbaruddin mengingatkan kepala sekolah untuk memaksimalkan alokasi Dana BOS dan dana lainnya, agar memberi efek signifikan perubahan mutu lulusan.

"Upayakan lulusan SMA lebih berorientasi keilmuan (Sentific Oriented). Usahakan lulusan dapat maksimal melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi agar mereka dapat menjadi penggali pengetahuan, hingga Bangsa kita dapat maju dan berkembang  sejajar dengan Bangsa bangsa hebat di dunia", tutupnya. 


 

Posting Komentar

Ads:

#
banner image