-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JustMarkets

    Temukan Kami DI Fb

    Diduga Warga Penerima BSPS Di Khitan Hingga 800 Ribu, Ini Kata Koordinator Pengusul

    Yan Hasmadi
    Selasa, 02 Agustus 2022, Agustus 02, 2022 WIB Last Updated 2022-08-02T03:27:25Z

    Follow Yok Frend :

    @adv_kaharudinsyah.sh

     


    Ilustrasi

    Bener Meriah, Indometro.id – Sebanyak 164 masyarakat penerima Dana Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Pemerintah pusat melalui aspirasi anggota DPR RI, Nasir Djamil. Yang mana bantuan tersebut tersebar di beberapa Kampung di wilayah Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah, dan diantaranya Kampung Tingkem Bersatu, Tingkem Asli, Tingkem Benyer, Batin Wih Pongas, dan Kute Tanjung.

    Bantuan tersebut diterima dalam bentuk barang senilai Rp.17,5 juta ditambah ongkos tukang sebesar Rp. 2,5 juta rupiah total keseluruhan bantuan sebanyak Rp. 20 juta/ unit .

    Dari biaya upah tukang tersebut diduga ada wacana pemotongan sebesar Rp.700-800 ribu rupiah/ per unit. Hal ini diungkapkan oleh salah seorang penerima manfaat kepada awak media, Selasa, (02/08/2022).

    “Upah tersebut ditransfer langsung ke rekening kami sebagai penerima manfaat sebesar Rp. 2,5 juta, namun akan dipotong sebesar Rp. 800 ribu rupiah/ unit,” Katanya salah seorang warga penerima manfaat yang tidak besedia di sebutka namanya.

    Ia menambahkan, rekening bank yang digunakan untuk menerima bantuan tersebut juga di pegang oleh pengurus BSPS.

    “Setelah kami membuka buku rekening, lalu buku rekening tersebut dipegang oleh pengurus,” Ujarnya

    “Tentu sebagai penerima manfaat kami sangat merasa bersyukur, akan tetapi maunya yang diberikan kepada kami dalam bentuk uang bukan barang sehingga kita dapat memaksimalkan barang yang dibeli,” Tambahnya berharap.

    Sebagai contoh, dalam Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) bantuan tersebut harga papan mencapai Rp.105 ribu/keping dengan ukuran tebal 2 inci dan panjang 4,8 meter. Artinya kalau uang yang diberikan kepada kita, kita bisa berbelanja sesuai harga dan jenis barang yang ada dipanglong atau took bangunan.

    “Ukuran papan rata-rata di daerah ini memiliki panjang 4 meter dan ketebalan 1 inci dengan harga Rp.50-60 ribu rupiah/keping, jadi yang kita khawatirkan nanti barang yang diterima tidak sesuai dengan RAB itu,” Pungkasnya

    Penerima manfaat lainnya meminta agar material bangunan seperti papan dan lain-lain  dapat segera diantar, agar mereka dapat segera melanjutkan pengerjaan karena rumah yang ditempati sudah terlanjur dibongkar harap warga.

    “Untuk hari ini kami tidak bekerja lagi karena materialnya belum masuk, sedangkan material seperti batu bata sudah kami pasang,” katanya

    Dipertanyakan tentang potongan hok dan material BSPS ini kata Koordinator pengusul program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya wilayah Kabupaten Bener Meriah, Zurkani saat di konfirmasi awak media menyampaikan, program BSPS tersebut merupakan aspirasi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI ), Nasir Djamil politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS ).

    Dikatakan Zurkani, program BSPS untuk Kabupaten Bener Meriah di usulkan sebanyak 164 unit, yang tersebar di Kampung Tingkem Asli, Tingkem Bersatu, Tingkem Benyer, Batin Wih Pongas, dan Kute Tanyung.

    “Untuk masing-masing unit menerima bantuan senilai Rp. 20 juta rupiah dengan rincian, 17,5 juta untuk pembelian material dan 2,5 juta untuk upah tukang,” ungkap Zurkani

    Ia menjelaskan, program BSPS tersebut memang disalurkan dalam bentuk barang bukan uang, karena ini dana aspirasi bersifat bantuan maka diberikan kepada pihak ketiga rekanan (Kontraktor ).

    “Untuk anggarannya sendiri senilai Rp. 17,5 juta itu masuk kerekening toko, sedangkan 2,5 juta itu masuk ke rekening penerima manfaat untuk upah tukang,” terang Zurkani

    Terkait dengan indikasi pemotongan, Zurkani menerangkan, sampai saat ini belum ada pemotongan karena itu masih wacana yang digunakan untuk administrasi bagi penerima manfaat yang tidak bisa membuat proposal pengajuan dan membeli materai.

    “Biaya administrasi untuk Tingkem Asli Rp. 800 ribu rupiah sedangkan yang lainnya hanya Rp. 700 ribu rupiah, itu bagi mereka yang tidak bisa membuat proposal dan membeli materai, jadi kalau mereka yang bisa membuat tidak ada pemotongan,” jelas Zurkani

    Sebab, penerima bantuan harus membuat permohonan memakai materai, kemudian setiap progres kegiatan dan laporan akhir semuanya ditandatangani oleh Reje Kampung (Kepala Desa. Red), setiap laporan itu pakai materai.

    “Bagi masyarakat yang bisa membuat laporan tidak ada biaya, sedangkan bagi masyarakat yang tidak bisa membuat laporan maka menggunakan jasa pendamping yang dibiayai dari anggaran tadi termasuk di dalamnya untuk pembelian materai dan itu berdasarkan kesepakatan pada saat rapat dengan masyarakat calon penerima,” Kata Zurkani

    “Selain itu, setiap Kampung penerima manfaat ada ketua kelompok yang mengatur materil setiap rumah dan jasanya juga dibayar dari uang Rp. 700 ribu rupiah tadi. Tetapi hingga saat ini belum ada diambil biaya administrasi sepeserpun, karena mungkin mereka bisa membuat sendiri laporan dan pengusulannya,” Tutup Zurkani. *|| Hadi/Tim

     

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini