Simalungun, indometro.id -
Pakaian adat merupakan salah satu bentuk dari identitas dan jati diri sebuah daerah, busana ini dikenakan untuk mewakili budaya atau identitas Kelompok suku bangsa tertentu. Di Indonesia sendiri Pakaian adat umumnya digunakan untuk merayakan acara-acara istimewa.
Indonesia terdiri dari banyak kelompok suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Marauke dan dari Miangas sampai pulau Rote. Setiap kelompok suku bangsa dan daerah mempunayai pakaian adatnya masing-masing, salah satunya ialah daerah Simalungun.
Dewasa ini konsep “Simalungun” merujuk pada dua hal utama hal nama wilayah administratif pemerintahan dan nama suku bangsa. Konsep yang disebut pertama merujuk pada wilayah administratif pemerintahan yang kini yang disebut Kabupaten Simalungun. Sedangkan konsep yang disebut kedua disebut merujuk pada nama suku bangsa yaitu Kelompok etnik Simalungun.
Pemahaman tentang pakaian adat. Adat Simalungun akhir-akhir ini terasa terabaikan, dimana dalam setiap acara adat perkawinan maupun acara adat resmi pemakaian pakaian adat Simalungun tidak sesuai dengan pola pemakaian yang baik dan benar. Oleh karena itu, DPC Partuha Maujana Simalungun kota Pematangsiantar merasa perlu untuk mengadakan sosialisasi dan pelatihan pakaian adat Simalungun.
Dalam hal tersebut, guna Melestarikan Budaya dan Adat Simalungun, Organisasi PMS (Partuha Maujana Simalungun) DPC (Dewan Perwakilan Cabang) Kota Pematangsiantar mengadakan Sosialisai dan Pelatihan Pakaian Adat Simalungun : Filosopi, jenis dan Pemakaian yang dihadiri dari berbagai unsur yang berjumlah sekitar 70 peserta.
Acara yang berlangsung di Siantar Hotel, Jalan WR.Supratman Nomor 3 Kota Pematangsiantar, Sabtu 12 Februari 2022 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat yang di buka oleh Ketua Umum DPP PMS Marsiaman Saragih, SH yang di Wakili Unsur DPP PMS Dr. Rajin Saragih dipandu moderator S.Triadil Saragih, M.Sn. Acara diawali dengan doa dan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya serta Hymne Simalungun “Habonaron Do Bona” juga dihiasi dengan tarian tradisionil tor-tor Sombah juga yang di hadiri Narasumber Dr Erond L Damanik MSi, Drs Setia Dermawan Purba MSi dan Tuahman Saragih Garingging.
M. Syahrizal Damanik, S.Pd, M.Pd Selaku Ketua Panitia acara Sosialisasi dan Pelatihan Pakaian Adat Simalungun dalam sambutannya menyampaikan, bahwa kegiatan tersebut merupakan kegiatan perdana diawal tahun 2022 dengan upaya Patunggung Simalungun, yang bertujuan untuk menambah wawasan bagi semua peserta yang hadir khusunya generasi Simalungun. Apa sebenarnya Pakaian Adat Simalungun, bagaimana filosopinya, jenisnya dan bagaimana cara pemakaiannya.
“Acara ini bertujuan untuk menambah wawasan kita, apa sebenarnya adat simalungun, bagaimana filosopinya, jenisnya dan bagaimana cara pemakaiannya walaupun sehari-hari hal ini mungkin sudah kita lakukan, sudah kita lihat tapi itu hanya sekedar pandangan umum jadi untuk itu hari ini semua itu akan dibedah oleh pakarnya yaitu para narasumber yang sudah datang di tempat ini”. kata M. Syahrizal.
Juga kata Syahrizal walaupun kegiatan perdana tersebut sederhana tapi bisa membuat nama PMS menjadi besar ke depan sehingga upaya-upaya Patunggung Simalungun pihaknya ke depan akan lebih giat lagi dilakukan.
Sementara Ketua PMS DPC Kota Pematangsiantar Kawan Jatinggi Purba S.Pd menyampaikan, bahwa dasar dan tujuan pelaksanaan Sosialisasi dan Pelatihan Pakaian Adat Simalungun adalah sebagai salah satu visi dan misi PMS selaku pemangku adat dan cendikiawan Simalungun juga merupakan tugas utama dalam hal melestarikan Adat dan Budaya Simalungun.
“Adat dan budaya simalungun bisa dilihat dari tiga hal, yang pertama adalah bahasanya yang kedua adalah ornamennya, pakaiannya dan ketiga adalah adatnya. Kalau kami lihat dari data yang disampaikan penelitian dari pusat bahasa bahwa di Indonesia dari 700 an suku atau bahasa, delapan diantaranya sudah punah ada beberapa yang aman, rentan mengalami kemunduran, hampir punah bahkan ada yang punah”. ujar Kawan Jatinggi Purba.
Bahkan kata Jatinggi, untuk Simalungun sudah mengalami kemunduran alasannya, di lihat dari data bawasanya yang memakai bahasa simalungun umur 10 tahun kebawah hanya 30 persen itupun hanya yang di daerah-daerah Simalungun dan untuk Kota Pematangsiantar hampir tidak ada.
“Inilah yang menjadi tugas kami sebagai pemangku adat simalungun dengan dasar itulah kegiatan ini ada, jadi kalau ada selama ini kita mendengar ada PMS, mungkin di siantar ini PMS sudah ada 10 tahun tapi mungkin kegiatan seperti ini sangat langka, jadi kami selaku pengurus yang baru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat berat untuk melestarikan budaya dan adat simalungun”.sebutnya.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi pihak-pihak yang menggunakan pakaian adat Simalungun maupun pegiat bahasa, pakaian adat Simalungun seperti guru-guru, penata rias maupun sanggar Simalungun,” tutupnya.
Tampak Hadir dalam acara tersebut Unsur DPP PMS Dr. Rajin Saragih, Baren A Purba, Evra Sasky Damanik, Tuahman Saragih, Friado Damanik, S.Pd dan Unsur Majelis Hapartuanon Nabolon (MHN) H.Burhan Saragih. (Jpurba/Toni Tambunan)


Posting Komentar untuk "Lestarikan Adat Simalungun, PMS DPC Kota Pematangsiantar Adakan Sosialisasi dan Pelatihan Pakaian Adat Simalungun"