-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    Menteri Malaysia Kunker ke Indonesia Bahas Penguatan Kerjasama Bilateral Indonesia-Malaysia

    redaksi
    Senin, 25 Oktober 2021, Oktober 25, 2021 WIB Last Updated 2021-10-25T04:47:11Z

    Ads:


    Jakarta, Indometro.id -

    Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditi Malaysia Zuraida Binti Kamaruddin melakukan kunjungan kerja ke Indonesia yang disambut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Minggu (24/10/2021). Pertemuan tersebut diadakan dalam rangka membahas mengenai penguatan kerjasama bilateral kedua negara, khususnya berdiskusi terkait kebijakan kelapa sawit ke depannya.

    Negara jiran ini bagi Indonesia, merupakan salah satu mitra ekonomi utama dalam hal investasi dan perdagangan. Selama semester I tahun 2021, Penanaman Modal Asing (PMA) yang berasal dari Malaysia mencapai US$ 706,8 juta dan tersebar di 1.324 proyek.

    Berdasarkan sisi perdagangan barang, volume perdagangan bilateral antar negara telah mencapai US$15,03 juta pada tahun 2020 dan US$13,43 juta selama Januari hingga Oktober 2021. Hal tersebut menunjukkan intensnya hubungan bilateral kedua negara.

    Dan dari hasil serah terima jabatan ketua pada Pertemuan Tingkat Menteri ke-8 Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) yang diselenggarakan pada 26 Februari 2021 secara virtual, Indonesia saat ini ditunjuk menjadi Ketua CPOPC pada tahun 2021.

    “Hal penting yang ingin kami tekankan adalah pentingnya negara-negara anggota CPOPC mengintensifkan upaya untuk memastikan harga minyak sawit berkelanjutan. Kami menggarisbawahi tren positif atas pertumbuhan permintaan minyak sawit dan tren kenaikan minyak sawit secara umum,”  papar Airlangga.

    Sebagai negara produsen harus mengantisipasi kemungkinan terjadinya siklus harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) melalui peningkatan konsumsi domestik sebagai alat manajemen permintaan. Pengelolaan harga minyak sawit berkelanjutan dapat dicapai dengan melaksanakan program mandat B30 di Indonesia dan B20 di Malaysia. Strategi ini penting untuk menyeimbangkan pasokan dengan permintaan, yang akan menjaga harga CPO global.

    Di sisi lain dalam menanggapi maraknya kampanye negatif terhadap produk kelapa sawit, sebagai negara penghasil kelapa sawit, Indonesia-Malaysia perlu melakukan kampanye positif terhadap kelapa sawit secara efektif, efisien dan tepat sasaran.

    Pemerintah Indonesia mengapresiasi kemajuan program Countering Anti Palm Oil Campaign yang dilakukan CPOPC berdasarkan persetujuan negara anggota (Indonesia-Malaysia). Program-program ini termasuk kampanye advokasi di Uni Eropa, kampanye media sosial di negara-negara anggota, serta strategi komunikasi dan promosi di negara-negara konsumen minyak sawit.

    Program kampanye positif diharapkan dalam waktu dekat dapat dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan minyak nabati lainnya, tidak hanya fokus pada kelapa sawit. Publikasi kontribusi minyak nabati untuk memenuhi Sustainable Development Goals (SDGs) harus lebih sering disebarluask

    Pemerintah Indonesia juga mengapresiasi pembentukan CPOPC Scientific Committee untuk fokus pada penyusunan proposal penelitian yang tepat, mengkaji proposal penelitian, mendorong kegiatan penelitian dan pengembangan guna memberikan temuan penelitian dalam memperkaya pengetahuan terkait sektor kelapa sawit.

    “Kami berharap komite dapat bekerja untuk kepentingan terbaik negara-negara anggota termasuk upaya melawan kampanye negatif terhadap minyak sawit,” sambung Airlangga.

    Ia juga menyampaikan bahwa Indonesia-Malaysia perlu memperkuat ikatan, juga memantapkan kolaborasi dan kerja sama di bidang kelapa sawit. Kedua negara harus terus bekerja sama secara aktif untuk lebih memperkuat CPOPC sebagai satu-satunya organisasi komoditas minyak sawit di dunia.

    “Saya ingin mengakhiri dengan menegaskan kembali komitmen kuat Pemerintah Indonesia untuk terus bekerja sama dengan Malaysia. Saya percaya bahwa terlepas dari pandemi yang sedang berlangsung, ada banyak peluang yang harus dimanfaatkan kedua negara di tahun-tahun mendatang,” tutupnya. (*)

     

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini