Bandung, Indometro.id -
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan Menteri BUMN Erick Thohir menantang Jawa Barat untuk membuat roadmap atau peta jalan guna mendorong perekonomian melalui eksplorasi sumber daya alam dan kebudayaan yang ada di Jabar.
"Ayo
kita buktikan dan bergotong royong membuat strategi kebudayaan untuk
meningkatkan ekonomi. Jabar ini sangat kaya. Punya banyak hal yang bisa
dieksplorasi," ujar Teten ketika berbincang dengan wisatawan dan
seniman Jabar, Bandung, Sabtu (9/10) malam.
Menurut
Teten, daerah-daerah di Jabar harus mencontoh apa yang dilakukan oleh
Banyuwangi di Jawa Timur yang saat ini banyak dikunjungi oleh para wisatawan
baik lokal maupun internasional.
"Banyuwangi
itu tadinya menjadi daerah yang paling miskin. Tapi Bupati Banyuwangi (periode
2010-2021) Abdullah Azwar Anas memutar otak. Dia mengeksplorasi tempat wisata
yakni Gunung Ijen, di sana itu terdapat kawah biru yang hanya ada dua di dunia
yakni di Banyuwangi dan Kanada. Turis pun berdatangan dan membuat Banyuwangi
berkembang," ungkapnya
Tidak
hanya itu, Bupati Banyuwangi juga memihak kepada rakyat kecil. Hal ini
dilakukan dengan melarang pembangunan hotel yang berasal dari investasi asing
dan juga pengembangan UMKM Banyuwangi khususnya di tempat wisata.
Untuk
menjaga arus wisatawan, acara festival budaya digelar dua hari sekali yang
dilakukan oleh seniman dan budayawannya.
Menurutnya,
hal ini perlu dicontoh oleh Jabar yang memiliki tempat wisata dan kebudayaan
yang berlimpah di setiap Kabupaten/Kota.
Di
tempat yang sama, Erick Thohir menuturkan bahwa Jabar memiliki sumber daya alam
dan kebudayaan yang luar biasa. Namun, Jabar dikatakan belum memiliki strategi
untuk menjadikan Jabar unggul dengan potensi yang ada.
"Jabar
ini penduduknya besar, sumber daya alam banyak, dan kebudayaan yang sangat luar
biasa. Tapi Jabar nggak punya lokomotifnya. Jadi, coba silakan sama-sama bikin
roadmap kekuatan bisnis dan budayanya apa yang bisa kita sama-sama
realisasikan," ujar Erick.
Tisna
Sanjaya yang merupakan perwakilan seniman Jabar mengakui bahwa Jabar memang
tidak memiliki strategi budaya untuk memajukan kesejahteraan budayawan dan
seniman serta memajukan ekonominya.
"Bandung
itu luar biasa dan punya komunitas seni yang banyak. Tapi apa yang kurang,
strategi budayanya nggak ada. Sehingga simpul-simpun seni itu berjalan
sendiri-sendiri. Kalau mau ada perubahan harus ada cara baru. Jadi bukan hanya
untuk seni. Seni harus punya jaringan dalam berbagai lini. Sebetulnya Jabar itu
bukan kalah, tapi kurang eksplorasi," kata Tisna.
Sementara itu, pengusaha nasional Arifin Panigoro menekankan bahwa acara bincang-bincang dengan seniman dan budayawan Jabar ini dilakukan untuk membahas mengenai keresahan yang dialami oleh mereka di era pandemi dan juga globalisasi ini. "Saya kira kita bisa membuat strategi untuk Jabar berkembang lebih jauh lagi," pungkas Arifin.